Berembus lagi kabar tidak pasti menyangkut Papua. Katanya NKIsubuh dinihari, Senin lalu, asrama mahasiswa Papua di Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur, dilempar empat karung berisi ular oleh oknum pengendara motor tak dikenal.
Kenapa isu yang memantik Papua dapat kisruh lagi seperti 'jualan' oknum tertentu? Laknat cara dan niat yang dilakukannya. Setega itukah oknum tertentu membuat Papua kembali jatuh korban jiwa?
Sudahlah, Papua itu bagian NKRI. Dan Indonesia memiliki Papua sebagai daerah kebanggaannya. Papua itu mutlak terajut dalam bingkat persatuan Indonesia. Jangan 'gosok' lagi Papua berbenturan dengan NKRI. Itu tidak laku!
Indonesia amat mencintai Papua. Dulu --masa Presiden Soekarno-- rela berjuang merebut kembali Irian Barat (sekarang Papua) supaya tetap milik Indonesia. Apa artinya? Indonesia amat menyayangi Papua. Tidak ada istilah Papua terlepas dari tubuh NKRI.
Sungguh keji pola oknum-oknum yang merancang skenario untuk meniupkan isu yang menyulut keributan lagi di Papua. Justru sebaliknya: ulah oknum-oknum tersebut amat jahat. Mereka memperdagankan Papua demi kepentingan pribadi.
Oknum-oknum itu bakal tertawa ketika Papua rusuh lagi gara-gara isu pelemparan ular ke asrama mahasiswa Papua di Surabaya. Cuek saja dengan pertikaian yang terjadi, tak penting masyarakat dengan masyarakat yang jadi korban. Bagi mereka yang penting "untung".
Ini harus diwaspadai oleh seluruh masyarakat Indonesia: oknum-oknum begitulah yang jadi musuh besar bangsa. Senang melihat Indonesia rusuh dan terjadi benturan antar-sesama saudara sebangsa.
Demi ambisi atau kepentingan pribadi, apapun dilakukan untuk mencapainya. Terlepas isu pelemparan ular ke asrama mahasiswa Papua di Surabaya memang betul atau tidak, tapi yang perlu dicermati adalah targetnya. Indonesia terus rusuh.
Oknum-oknum yang keji dan amat jahat. Menyusun berbagai trik agar persatuan Indonesia hancur. Sudahlah, itu tidak bakal berhasil. NKRI telah terbukti kokoh dan berhasil melewati berbagai rintangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H