Mohon tunggu...
Ahmad Irfan
Ahmad Irfan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya manusia biasa...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sebotol Air Penyelamat

8 Agustus 2011   16:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:58 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_124105" align="aligncenter" width="300" caption="Nasi Kotak & Jamaahnya diatur pak ! (dok.pribadi)"][/caption] 4 tahun lalu adalah masa-masa paling sibuk bagi saya, selain karena sekolah dan magang (Praktek Kerja Industri), saya juga aktif di Remas (Remaja/Pemuda Masjid) dan Club Bahasa Inggris di salah satu Masjid di Makassar. Jadi benar-benar harus  pandai mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, apalagi di Bulan Ramadhan. Kegiatan saya sehari-harinya bisa dibilang hanya di dua tempat, tempat magang dan Masjid karena tiap selesai magang saya jarang sekali langsung pulang ke rumah, tapi ngacir dulu ke Masjid karena ada "meeting" bahasa Inggris yang harus saya ikuti tiap selasa, kamis dan sabtu. Begitupun di hari-hari yang lain saya harus aktif dengan pemuda masjid. Lalu bagaimana buka puasanya ? Oh tenang, ada buka puasa bersama kok di Masjid. Menunya ? pokoknya paling top1 diantara menu-menu di masjid se-Makassar. Buka puasanya dengan Nasi Kotak ! (kalau masjid-masjid lain kan biasanya cuma kue, teh, kurma, dll). Lumayan, bisa tahan sampai sahur !.

Saking enaknya menyibukkan diri, saya sampai lupa jika ada Tante - yang saya tumpangi rumahnya untuk tinggal - yang menunggu dan mengkhawatirkan saya di rumah. Lalu muncullah kebiasaan saya nitip-nitip pesan "sebentar saya ke Almarkaz ya tante, habis tarwih baru pulang !" (Al Markaz adalah nama salah satu Masjid di Makassar). Perlahan-lahan mulai-lah tas saya penuh perlengkapan tambahan. Di hari-hari pertama cuma berisi kertas, pulpen, mushaf dan baju koko. Besok-besoknya sudah mulai masuk odol dan sikat gigi lalu menyusul handuk, sampo dan sabun mandi buat mandi di kamar mandi masjid. Untunglah waktu itu belum punya motor, kalau sudah punya mungkin bisa-bisa Oli Top1 juga sudah saya selipkan dalam tas, ini mah ngarang.com !!!

Minggu-minggu pertama semua berjalan lancar, hingga beberapa hari berikutnya saya sering apes karena sering terlambat pulang dari tempat magang. Biasanya karena macet (karena naik angkot) atau telat pulang dari Maintenance Jaringan (magangnya di salah satu STO Telk*m). Seperti waktu itu saya terlambat pulang dari tempat magang, sudah berusaha semaksimal mungkin mengejar takjil di masjid. Tapi tetap saja gak kebagian, ah nasib. Mana uang juga gak seberapa (maklum..anak dari kampung dikasih jajan seadanya), itupun untuk ongkos besok hari. Mau pulang ke rumah ? gak enak, karena sudah terlanjur izin sama Tante, "lalu makan apa yah ?" Ya sudah, berbukalah saya dengan segelas air putih ditemani sebungkus roti. Alhamdulillah...

Tahun ini Anak-anak sudah bisa ditertibkan (dok.pribadi) Oh ya, hampir lupa, di masjid Al Markaz ini lumayan banyak yang ingin berbuka puasa namun takjil yang disediakan seringkali tidak mencukupi apalagi banyak anak-anak. Saking banyaknya, para penjaga dan panitia Amaliah Ramadhan kewalahan menangani anak-anak tersebut sehingga kadang terjadi acara "berebut" takjil. Nah, kalau anak-anak sudah memulai, yang tua juga biasa ikut-ikutan. Ah manusia..gak tua gak muda, gak ada yang mau mengalah, semuanya mau jadi top1 !

Karena seringnya saya "ketinggalan" takjil plus gak familiar buka puasa di masjid-masjid lain, akhirnya saya menyediakan sebotol air minum tiap hari dari rumah untuk saya bawa sebagai persiapan berbuka. Jadi kalau waktu berbuka sudah masuk terus saya masih diangkot, ya sudah buka puasanya  diatas angkot nanti makan kalau sudah sampai dirumah. Kadang-kadang saya melihat ada beberapa penumpang biasanya yang turun karena mau berbuka puasa di warung pinggir jalan. Namun tidak bagi saya. Sayang rasanya naik angkot dua kali. Ongkosnya juga lipat dua kali, belum lagi saya merasa sayang menghabiskan uang untuk  jajan di warung. Jadi ingat iklan di Tv...heeeemaat beb !

[caption id="attachment_124107" align="aligncenter" width="300" caption="Masih tetap antri (dok.pribadi)"][/caption] Alhamdulillah, sebotol air yang saya bawa tiap hari di ramadhan tahun itu benar-benar menjadi penyelamat saya. Memang gak sampai pada taraf penyelamatan nyawa, tapi sebotol air itu telah :

  • Menyelamatkan Sunnah Puasa saya saat itu, karena menyegerakan berbuka termasuk sunnah puasa yang penting untuk dilakukan
  • Menyelamatkan dahaga dan lapar saya saat itu.

Beberapa pelajaran yang bisa saya petik dari puasa tahun itu, antara lain :

  • Tetaplah aktif dan menyibukkan diri dengan aktifitas yang bermanfaat walaupun berpuasa
  • Kemanapun perginya, harus senantiasa meminta izin orang rumah agar tidak membuat keluarga khawatir
  • Selalu siapkan sebotol air putih dan beberapa makanan, sebagai bekal kalau-kalau tidak sempat mendapatkan takjil atau ketika tidak sempat sampai  di rumah tepat waktu

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun