[caption id="attachment_256840" align="aligncenter" width="500" caption="Sumber foto: lensaindonesia.com"][/caption]
Universitas Pertahanan Indonesia disingkat Unhan adalah sebuah Perguruan Tinggi Negeri yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan vokasi serta pendidikan profesi dibidang pertahanan dan bela negara, dengan tujuan untuk melaksanakan pembangunan dan pengembangan yang berorientasi pada Tri Dharma perguruan tinggi, untuk mencapai standar pendidikan nasional dan universitas berstandar kelas dunia (world class).
Universitas Pertahanan didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yaitu Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2011 dan ditetapkan melalui Surat Mendiknas Nomor 29/MPN/OT/2009 tanggal 6 Maret 2009 perihal Pendirian Unhan.
Unhan merupakan lembaga pendidikan tinggi yang unik karena mengkhususkan diri pada studi pertahanan setingkat Strata 2. Unhan adalah lembaga pendidikan tinggi terbuka. Unhan memberi kesempatan kepada para perwira TNI dan sipil untuk belajar dan memperdalam Ilmu Pertahanan dari sudut pandang militer, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Landasan filosofis UNHAN yaitu 'Identitas', 'Nasionalisme' dan 'Integritas', dengan penjelasan sebagai berikut
Sejarah Unhan berawal dari salah satu program kursus di Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad). Pada tahun 2006, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, saat masih menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menugaskan untuk membuat Kursus Strategi Perang Semesta di Seskoad. Kursus inilah yang menjadi cikal bakal perwujudan ide untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi yang mempelajari studi pertahanan
Unhan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tanggal 11 Maret 2009 di Istana Negara. Dalam sambutannya saat itu SBY berharap perguruan tinggi ini tetap berciri khas Indonesia, namun berkelas dunia.
Kita patut bangga dengan berdirinya universitas tersebut. Sebab, tidak banyak negara di dunia yang memiliki universitas pertahanan. Saat ini baru sekitar 47 negara yang membuka kampus pertahanan.
Rektor Unhan Letjen TNI Subekti, mengatakan Presiden SBY akan mendapatkan gelar profesor pertahanan pertama di Indonesia dari Universitas Pertahanan (Unhan) karena dinilai menguasai bidang pertahanan, sekaligus sebagai pelaku pragmatis di bidang pertahanan. Pemberian gelar kepada Presiden Yudhoyono paling lambat pada 2014.
Pilihan yang tepat dilakukan noleh Unhan yang akan memberikan gelar profesor pertahanan kepada Presiden. Alasannya adalah jumlah angka kredit (Kum) untuk menjadi seorang profesor hampir memenuhi syarat. Sejak berdiri empat tahun lalu, Presiden SBY telah mengajar empat kali dalam pertemuan besar. Tidak hanya itu SBY juga sering memberikan arahan-arahan terkait program studi yang diajarkan di Unhan.
Bahkan desain kurikulum pasca reformasi sebagai paradigma baru TNI adalah SBY yang menggagas. Dilihat dari hal tersebut, Kum yang telah dikumpulkan Presiden SBY memang cukup banyak. Penghargaan gelar profesor dari Unhan nanti menambah daftar panjang pemberian gelar dari sebuah universitas dari dalam dan luar negeri. Jadi, jika ada pertanyaan siapa pemimpin Indonesia yang paling sering mendapatkan gelar dari berbagai universitas dalam dan luar negeri langsung kita menjawab Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Presiden keenam Republik Indonesia ini teramat sering mendapatkan gelar tersebut karena kepiawaiannya dalam berbagai bidang. Presiden pertama di Indonesia yang terpilih secara langsung oleh rakyat ini kerap mendapat pengakuan dari dunia internasional sebagai pemimpin yang sarat akan pemahaman terhadap suatu masalah. Presiden yang di periode keduanya ini terpilih melalui pemilihan presiden satu putaran ini kompeten dalam menghasilkan sebuah solusi ketika permasalahan terjadi.
Ditahun kesembilannya menjabat sebagai Presiden, SBY telah mendapatkan setidaknya tujuh gelar honoris causa. Catat, ini bukan yang terakhir, tidak menutup kemungkinan satu tahun terakhir pengabdiannya kepada bumi pertiwi akan ada lagi gelar itu. Tujuh gelar non-akademis itu diberikan kepada Ketua Umum Partai Demokrat, partai pemenang Pemilu 2009 ini tidak lepas atas perannya di berbagai bidang, mulai dari pertanian, ekonomi, hukum, hingga politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H