[caption id="attachment_361305" align="aligncenter" width="299" caption="sakit akibat beban berlebih pada tas punggung, gambar diambil dan diadaptasi dari huffingtonpost.com"][/caption]
Setiap hari, istri saya selalu memperhatikan apa yang dibawa anak-anak ke sekolah. Sebelum dia memasukan bekal, makanan dan minuman untuk dimakan di jam istirahat, istri saya selalu mengecek isi tas anak. Tidak jarang dia mengeluarkan sebagian bahkan seluruh isi tas untuk dipilah-pilih barang apa saja yang harus dibawa dan yang tidak. Ada krayon, pensil warna, buku mewarnai, buku cerita, buku tulis, mainan, bando, jepitan, dan boneka. Dengan sigap dipisahkannya barang yang tidak dibutuhkan anak di sekolah, untuk ditaruh di rumah. Biasanya anak baru nyadar pas di sekolah dan pas pulang sekolah ngomel sebagian barang-barangnya ga ada.
Istri saya bilang “Tas kamu itu keberatan Ka, kasian punggungmu”. Kadang juga “Dede ga pegel bawa banyak barang gitu? Berat banget tasnya”. Anak saya, saat itu ya ga ngerti, yang ada di pikiran mereka, semua yang mereka suka harus dibawa untuk menemani mereka di kala sekolah. Namun setelah diingatkan berkali-kali setiap hari, akhirnya anak saya nyerah juga dan nurut, sebagai gantinya istri saya memberikan gantungan kunci printil-printil yang bisa dicantolin di tas, gantungan kunci murah meriah seharga seribu duaribu yang dibeli di tukang kunciran yang suka nangkring dengan gerobaknya di depan sekolah. Gantungan kunci itu, walau rame tetapi tetap ringan, tidak berat. Anak sayapun senang.
Tas bagi anak adalah kantong ajaib yang dapat membawa apa saja. Apalagi bagi anak TK, seperti anak saya. Kadang tas sudah tidak muat, ditentenglah boneka atau mainan yang mereka suka. Kebiasaan membawa berbagai macam barang yang mereka suka menurut saya adalah hal lumrah, maklum anak kecil, pingin senang, pingin berbagi juga dengan temannya, namun sesuatu yang merupakan kesenangan kalau berlebih juga punya efek yang jelek. Logika sederhananya adalah kalau berat tas punggung kita berlebih, bisa menyebabkan badan sakit dan pegal-pegal. Pada akhirnya bukan kesenangan yang didapat tetapi penderitaan. Nah kesenangan membawa banyak barang dalam tas ini yang harus kita perhatikan.
Menurut Dr Rob Danoff, seorang dokter ahli tulang yang menjabat sebagai komisi keamanan produk konsumen di Amerika Serikat (dalam The Huffington Post, sumber), ada berbagai sakit yang dapat diderita anak ketika dia membawa tas punggung dengan beban yang berlebih, di antaranya sakit punggung, sakit pinggang, sakit tumit, dan sakit leher. Sakit itu bisa karena beban terlalu berat, bisa juga karena tubuh berusaha berposisi sesuai beban, yang bukan posisi normal, atau tubuh bergerak tidak normal karena badan menyesuaikan diri terhadap beban. Mungkin terdengar sepele bagi kita dan sebagian mungkin berfikir kan latihan biar biasa mikul beban, biasa hidup prihatin. Dalam hal ini saya setuju bahwa anak kadang harus beajar hidup prihatin namun sebisa mungkin disesuaikan dengan kemampuan dia. Kalau pada akhirnya anak sakit punggung, naudzubillah, saya mah ga mau anak saya yang masih TK sakit punggung.
[caption id="attachment_361304" align="aligncenter" width="259" caption="salah satu efek dari beban berlebih pada tegaknya badan, gambar diambil dan diadaptasi dari huffingtonpost.com"]
Pada kenyataannya di Amerika Serikat, sekitar 14.000 anak setiap tahunnya mengalami sakit di bagian tubuh tertentu karena tas ransel punggung. Jumlah yang cukup banyak dan mungkin bermula dari sikap menyepelekan, “…namanya juga anak-anak…” namun berakhir menyengsarakan. Bayangkan ribuan anak sakit punggung, tentu bukan sesuatu yang menyenangkan. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua, harus pintar dalam mengelola bawaan anak, tentu dengan tetap mempertahankan semangat anak untuk pergi ke sekolah setiap harinya.
Berdasarkan pada gambar yang dirilis The Huffington Post, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan tas ransel anak, jabarannya sebagai berikut:
Pertama. Pilihlah bahan tas punggung yang memang didesain untuk anak-anak, yang ringan tetapi kuat tidak cepat robek. Menurut pengalaman saya, untuk yang satu ini, pada umumnya sudah banyak pilihan. Biasanya tas yang dijual untuk anak-anak tidak berat. Hal yang kurang pada tas anak-anak ini adalah tidak adanya tali pinggang tas. Tali pinggang itu penting untuk membagi beban yang terfokus di punggung bagian atas atau pundak anak. Sebisa mungkin bagian atas punggung anak atau pundak tidak dibebani beban yang berat.
Kedua. Ukuran tas punggung, panjangnya harus lebih pendek dari punggung, dan menempel pada penggung, tidak menggantung sampai melebihi pinggang anak. Ini yang sering terjadi. Tali gantung tas pada lengan dipanjangkan sehingga tas melorot sampai bawah. Kebiasaan ini tidak bagus. karena akan menambah beban pada pundak atau punggung bagian atas sebagai efek dari tas yang menggantung, bukan menempel erat. Sebaliknya dengan tas yang menempel di punggung, beban dapat tersebar di seluruh punggung dan punggung tidak cape.
Ketiga. Pilih tas punggung yang kantungnya banyak dan menyebar di sekeliling tas. Fungsi dari kantung yang banyak adalah agar beban bisa tersebar dan jika kantungnya menyebar di sekeliling maka beban akan tersebar rata. Beban/barang yang paling berat disarankan ditaruh di bagian paling dalam dan menempel atau dekat dengan punggung. Untuk keseimbangan, tali tas ransel harus dipakai di kanan kiri pundak anak. Jangan membiasakan anak menempelkan tali hanya pada satu pundak, karena menimbulkan ketidakseimbangan dan sakit di salah satu pundak secara berlebih. Berat tas ransel dan isinya sekitar 10 sampai 15 persen dari berat badan. Jika berat anak 20kg maka tas ranselnya kira-kira 2kg.
Tas bagi anak bagaikan kantung ajaib Doraemon yang dapat mengangkut berbagai macam barang kesukaannya, namun kita sebagai orang tua harus memberi pengertian bahwa membawa beban berat itu tidak bagus bagi tubuh karena bisa bikin sakit. Agar tubuh anakpun tetap sehat dan tumbuh normal, maka ingatkanlah sedari kecil karena jika sedari kecil pertumbuhannya terganggu, efeknya akan kemana-mana, bisa efek kesehatan fisik, bisa juga efek kesehatan mental. Jika fisiknya terlihat berbeda tentu perasaan anakpun akan terganggu. Insya Allah untuk mencegah hal itu tidaklah berat, hanya perlu perhatian kita selama 5 menit setiap harinya sebelum berangkat sekolah untuk mengecek barang bawaan anak. Bagi orang tua yang peduli anak, saya pikir tidak memberatkan, selamat mencoba!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H