Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Istri Melahirkan dengan Operasi Caesar

26 Januari 2016   09:51 Diperbarui: 27 Januari 2016   08:06 7273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada pertengahan bulan ini, istri saya melahirkan buah hati kami dengan operasi caesar atau dalam istilah kedokteran C-section. Kelahiran ini cukup mendadak karena air ketuban dalam rahim keluar, sehingga butuh tindakan secepatnya. Alhamdulillah, walaupun hari minggu, dokter yang dibutuhkan ada, mulai dari dokter kandungan, dokter anestesi, dan dokter anak ada, sampai kepada bidan yang biasa memeriksa ada. Dengan bantuan beberapa perawat pendamping, alhamdulillah operasi berhasil dilakukan dan anak kamipun lahir ke dunia, istri saya sehat dan anak kamipun sehat. Karena lahiran dengan operasi ini sangat terkenang di hati istri dan saya, (sebelumnya anak-anak saya dilahirkan dengan cara normal) saya memutuskan untuk menuliskannya sebagai cara kami berbagi pengalaman atau informasi dengan yang lain. 

Kenapa operasi caesar ini dilakukan?

Yang terjadi pada anak kami yang berada di dalam kandungan adalah posisi badan dengan kepala di atas, pantat di bawah, dokter bilangnya sungsang. Posisi ini sulit bagi kandungan untuk bisa keluar dengan proses persalinan normal. Untuk lahiran normal, kepala harus di bawah, di ujung rahim, sehingga keluarnya mudah. Kalau yang di ujung rahim pantat, keluarnya sulit dan jika dipaksakan dapat membahayakan bayi. Sebelumnya, ketika umur bayi 7 bulan, posisi bayi sempat kepala di bawah kaki di atas, namun setelah itu bayi terus berputar, dan pas sudah besar, berputarnya agak sulit, pas posisi kepalanya di atas, pantat di bawah. Posisi itu terus bertahan sampai menjelang lahiran.

[caption caption="debay, dede bayi"]

[/caption]

Operasi caesar juga dilakukan jika kondisi berikut: kondisi ibu lemah atau sakit, bayi terlalu besar, dan detak jantung bayi lemah. Jika dipaksakan lahiran dengan normal bisa membahayakan bayi dan ibunya. Oleh karena itu diputuskan dengan operasi caesar.

Apa yang harus diperhatikan jauh hari sebelum operasi caesar?

Pertama, dalam kasus kami, dokter meminta untuk suntik paru, yang tujuannya agar perkembangan paru-paru bayi lebih cepat dan ketika lahiran nanti kondisi paru sudah sempurna dan bayipun dapat bernafas dengan baik ketika dikeluarkan dari rahim.

Kedua, harus memastikan umur kandungan. Untuk memastikan umur ini, kami menanyakan ke 3 dokter kandungan, dan kemudian kami tarik kesimpulan. Memastikan umur bayi ini penting agar ketika bayi dikeluarkan, sudah cukup umur, jangan sampai kurang ataupun ketuaan. Untuk lahiran caesar, menurut dokter, 2 minggu sebelum waktu perkiraan lahiran normal. Menghitung umur kandungan ini bisa diawali dengan pertanyaan kapan haid terakhir, atau dengan melihat foto USG yang awal-awal, atau melihat keadaan kandungan saat ini melalui USG. Nah setelah ada informasi itu, biarkan dokter atau bidan yang menentukan.

Ketiga, memperhatikan tanda kandungan di dalam rahim. Caranya adalah dengan USG, dengan memperhatikan kondisi plasenta dan air ketuban. Kondisi plasenta semakin menua berarti semakin siap, sedangkan air ketuban semakin sedikit atau semakin keruh berarti sudah harus siap. Untuk menentukan ini biarkan dokter yang menentukan, tetapi baiknya kita juga tahu agar sama-sama memperhatikan kondisi kandungan. Alat USG yang modern dapat membantu kita melihat kondisi kandungan, termasuk berat dan posisi kandungan, plasenta, dan air ketuban.

Keempat, janin yang dikandung dan ibu, harus sehat. Yang dapat dilakukan adalah sang ibu secara rutin minum vitamin yang diberikan dokter, termasuk vitamin darah, agar saat operasi, sang ibu siap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun