Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Nostalgia dengan Lupus “Reborn”!

17 Februari 2016   09:40 Diperbarui: 18 Februari 2016   13:14 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Novel Lupus Reborn, Tangkaplah Daku Kau Kujitak, foto pribadi"][/caption]Nostalgia bisa dengan berbagai cara, bisa dengan bertemu teman, mendengarkan lagu lawas, atau berkunjung ke tanah kelahiran. Bagaimana dengan membaca buku? bisa ga untuk bernostalgia? Menurut saya bisa saja, dan saat ini saya sedang melakukannya dengan membaca novel Lupus! Novelnya Hilman Hariwijaya yang dulu saya baca lengkap sekitar 27 tahunan lalu, saat saya masih sekolah esempe!

Lupus adalah salah satu karakter novel klasik yang saya rindukan saat ini. Waktu saya remaja, saat membacanya, serasa pingin jadi Lupus. Keren banget! dengan berbagai ciri dan sifatnya seperti cuek, gondrong, jambul, doyan makan permen karet, gokil dan lain sebagainya.  Karakternya yang asik banget menjadi idaman saya, apalagi dengan kehadiran temen-temen yang lucu juga macam Boim dan Gusur. Lengkap dan serulah lah hidup, serasa tidak ada kesulitan!

Novel yang saya baca saat ini adalah novel Reborn nya Lupus berjudul Tangkaplahlah Daku Kau Ku Jitak yang saya pinjam dari seorang sahabat. Ternyata novel keluaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta ini, merupakan novel tulis ulang Hilman hampir 30 tahun lalu yang disesuaikan dengan zaman saat ini. Ya, penyesuaian itu membawa perubahan pada sosok Lupus namun tidak mengubah karakternya yang gokil dan doyan mengulum permen karet serta menempelkan ampasnya di kursi apa saja, iseng untuk ngerjain temennya.

Perubahan yang bisa saya sebutkan adalah potongan rambut ala bintang film korea, menyesuaikan dengan idola jaman sekarang. Jaman dulu, rambutnya jambul di depan, mirip bintang film John Travolta di film Grease (1978). Perubahan lainnya adalah tidak ada tas sekolah yang talinya panjang dan diselempangkan ke bawah. Lupus yang sekarang tidak menggunakan tas itu lagi, entah mungkin karena itu gaya jaman dulu banget dan ga matching sekarang.  

[caption caption="Foto diambil dari halaman novel Lupus Reborn dan Klasik"]

[/caption]Setelah memaksa meminjam pada teman saya yang perpustakaannya lengkap banget, pulanglah saya ke rumah. Saya perhatikan satu per satu sampulnya sambil tersenyum sendiri, saya pinjam 3 biji, semuanya novel Lupus, tebal dan keren! Satu Reborn, yang dua Klasik, novel Lupus asli jaman dulu, tidak ditulis ulang. Kenangan esempe mulai muncul lagi, terutama kenangan hobi membaca sambil mengurung diri di kamar. Dulu saya rajin sekali baca. Ada dua karakter novel yang saya suka di dunia ini, Lupus dan Trio detektifnya Alfred Hitchcock dengan segudang serinya. Yang novel misteri Trio detektif belum pernah ketemu lagi, sedangkan yang Lupus, sudah di tangan saat ini, asyiik! Sayapun melumat buku Rebornnya, Kejarlah Daku Kau Kujitak dalam sehari semalam!

Dari novel yang baru saya selesai baca ini, dapat saya katakan, secara cerita, Lupus tidak berubah, yang berubah pelengkap ceritanya, seperti muncul nama artis Ayu Tingting dan Taylor Wift, kemudian telepon genggam dan laptop yang dulu ga ada, sekarang ada, tidak ketinggalan juga teknologi perpesanan BBM. Sedangkan cerita Lupus tetap sama: seputar anak esema dengan problematikanya, yang pada umumnya bercerita tentang romantisme: jatuh cinta, cemburu, bersaing dalam berebut pacar seperti dalam cerita Mahluk Manis Dalam Bis, tetapi ada juga bercerita tentang persahabatan (dalam Ngutang), kemanusiaan (dalam Mobil Boim Butut Sekali), dan perjuangan hidup (dalam Anak Kecil Yang Selalu Lapar) serta hormat pada guru (dalam Mr. Punk Tersayang).

Di samping itu, ada cerita yang berisi trik kalau kita ingin berkenalan dengan teman baru atau kalau kita ingin mendapat belas kasihan guru, dan trik mendapat perhatian mami dan adik tersayang. Semua ada! Seperti ketika Lupus dipanggil Kepsek karena berambut gondrong, oleh karena pernah menulis tentang prestasi sekolah, Lupus akhirnya dilepaskan dari hukuman Kepsek. Trik lainnya saat terhindar dari Poppy yang sebal dengan Lupus yang tak kunjung datang ke rumah, Lupuspun dengan polos bilang tidak tahu alamatnya dan tak tahu nomor Handphone-nya, akhirnya Lupuspun dimaafkan Poppy.

Dalam kesehariannya Lupus pergi ke sekolah dengan menggunakan bis umum, punya teman sekolah seperti Gusur, Boim, dan Poppy. Gusur, sang “daku” seniman sableng, masih gemuk dan doyan bikin puisi serta suka dengan Fifi Alone, Boim masih playboy cap duren tiga yang jatuh cinta dengan Nyit-nyit Yunita, dan Poppy yang masih suka mengejar-ngejar Lupus. Lupuspun masih dikejar gurunya karena berambut gondrong. Lupus tetap setia sebagai wartawan lepas majalah remaha: Hai, yang tugasnya mereportase acara kawula muda seperti reportasi musik jazz yang super rumit dan membingungkan! Lingkungan rumahpun masih sama. Lupus yang anak yatim tinggal bersama maminya yang punya usaha katering untuk menyambung hidup dan mencari nafkah sebagai modal menyekolahkan Lupus beserta adik manisnya bernama Lulu. Lupus dan Lulu pun masih sering ribut dan saling mengejek walau keduanya saling menyayangi.  

Cerita pada buku novel ini berisi 5 judul besar: Tangkaplah Daku Kau Ku jitak, Cinta Olimpiade, Mahluk Manis Dalam Bis, Tragedi Sinemata, dan Topi-topi Centil. Lima judul besar itu berasal dari lima novel klasik Lupus jaman bahela! Dari lima judul itu, tiap judulnya menelurkan subjudul yang seru-seru dan lucu-lucu, ada yang bercerita tentang berkenalan dengan teman di bis, ribut dengan Dori, tentang Fifi Alone yang super artis, puasa, ngutang, dan lain sebagainya! Semuanya membawa rasa, ada rasa haru seperti tatkala Lupus ga jadi belikan kacamata buat maminya dalam Tragedi Sinemata dan ada rasa suka seperti tatkala Lulu memberi hadiah Lupus dalam Met Ultah Ya Pus… serta yang gokil seperti dalam ending cerita Masih Ada Bajaj Yang Bakal Mangkal (halaman 376 Kejarlah Daku Kau Ku Jitak) yang saya salin berikut ini:

"Lupus lalu memandang langit berusaha mencari akal untuk menghibur hati Gusur yang gundah gulana…”Sur lihatlah langit untuk mengetahui kebesaran Tuhan…” Gusur menengadah, melihat ke atas langit… “Lihatlah laut untuk mengenal kekuasaan Tuhan…”Gusur mencari-cari, ga ada laut di sekitar situ. “Pandanglah cermin untuk mengerti arti kutukanmu…” terakhir Lupus menyodorkan cermin, dan Gusur dengan begonya becermin…hehehe…"

Bagi saya yang sudah hampir 40-an ini, menarik kembali jiwa dan kenangan masa esempe atau masa remaja sebanarnya cukup sulit, sudah ga masanya lagi, that feeling is difficult to catch! namun ketika membaca novel lupus ini, saya sedikit banyak bisa meraih dan merasakan getarannya walau hanya terasa dengan tersenyum dan mencoba mengingat kembali masa sekolah dulu. Kenangan dalam nostalgia juga bermanfaat untuk kilas balik perjuangan hidup remaja kita, agar bisa kita ceritakan pada anak-anak kita nanti. Dengan membaca novel Lupus, semua itu akan hidup kembali, lebih mudah bagi saya dan lebih membawa kenangan. Jika anda juga suka membaca Lupus, cobalah, memori anda akan hidup dan kembali lagi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun