Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Membahas Soal Bahasa Inggris dengan Koreksi Tulis

27 Januari 2015   20:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:17 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_393565" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi - mengerjakan soal ujian nasional. (Shutterstock)"][/caption]

Salah satu yang dapat dilakukan dalam mempersiapkan ujian Bahasa Inggris tertulis bagi siswa adalah dengan mengerjakan latihan soal. Mengapa kita lakukan ini? Jawabannya simpel saja, jika kita ingin menghadapi ujian tertulis pilihan ganda misalnya ya kita latihan dengan mengerjakan latihan soal-soal pilihan ganda, apakah itu untuk menghadapi Ujian Nasional atau tes masuk perguruan tinggi. Contoh mudahnya di bidang lain adalah jika kita ingin mengikuti kejuaraan lari 100 meter tentu latihan kita adalah lari 100 meter bukan lari maraton.

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="siswa mengerjakan soal sendiri-sendiri, foto pribadi"]

14223383821612678139
14223383821612678139
[/caption]

Fokus pada Siswa Bukan Guru

Berdasarkan pengalaman saya, pada umumnya siswa senang jika soal itu dibahas di depan kelas oleh guru. Guru membahas dengan cara menjelaskan, siswa mendengar. Namun menurut saya, model seperti itu tidak cukup efektif karena terkadang siswa tidak menyimak dengan baik, terutama yang duduk di belakang. Siswa yang berada di posisi depan saja yang menyimak, sedangkan yang di belakang tidak. Kemudian siswa tidak berpikir, tetapi hanya menunggu jawaban guru. Jika siswa ditanya pun terkadang dia akan bertanya ke kanan dan kirinya. Semua hal itu terjadi karena fokus pembelajaran berada di pihak sang guru, bukan siswa.

Oleh karena itu kita sebagai guru sebaiknya mencoba metode lain. Metode yang dapat mengalihkan fokus pembelajaran, dari guru ke siswa. Metode yang saya lakukan adalah dengan metode koreksi error melalui tulisan. Guru memberikan soal kepada siswa, kemudian siswa diberi waktu untuk mengerjakan. Bagi siswa yang sudah selesai, satu per satu, dapat mengumpulkan soal dan jawaban ke guru di depan kelas, kemudian guru mengoreksi saat itu juga di dalam kelas dengan mandiri dan tertulis. Guru juga harus siap dengan kunci jawaban dan kecepatan mengoreksi, 1 paket soal 1-2 menit.

[caption id="attachment_348238" align="aligncenter" width="336" caption="soal dikoreksi dan diberi petunjuk, foto pribadi"]

1422338471959598657
1422338471959598657
[/caption]

Soal yang dikumpulkan siswa beserta jawaban kemudian dikoreksi oleh guru. Jika guru menemukan kesalahan, maka dia harus melingkari nomor pada jawaban siswa yang salah. Kemudian setelah selesai dikoreksi dari awal sampai akhir, soal beserta jawaban dikembalikan kepada siswa, dan siswa harus memperbaiki nomor yang salah (yang dilingkari). Ini akan membuat siswa berpikir untuk mencari jawaban yang benar. Kemudian setelah dia memperbaiki semua kesalahan, soal beserta perbaikan jawaban dikembalikan kepada guru. Guru kemudian mengoreksi kembali nomor yang salah. Jika sudah benar, maka diberi tanda benar, jika masih salah diberi koreksi tulis, berupa petunjuk, bukan jawaban langsung. Setelah itu dikembalikan lagi kepada siswa dan siswa membuat perbaikan.

[caption id="attachment_348239" align="aligncenter" width="336" caption="soal dikoreksi dan diberi petunjuk berupa garis, foto pribadi"]

14223386771798496502
14223386771798496502
[/caption]

Kelebihan Metode Koreksi Tertulis

Metode dengan koreksi error tertulis ini memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Siswa mengerjakan sendiri, karena setelah selesai dia harus memberikannya kepada guru untuk dikoreksi.

2. Siswa berfikir sendiri berdasarkan pada kesalahan yang dia buat, yang mungkin berbeda dengan temannya.

3. Siswa memperbaiki sendiri kesalahannya, berdasarkan pada petunjuk yang diberikan.

4. Kegiatan mengerjakan, berpikir, dan mengoreksi sendiri ini membiasakan siswa untuk aktif dan berusaha sendiri dalam mengerjakan ujian.

Di sinilah fokus berpindah dari guru ke siswa. Untuk memulai metode ini, siswa harus diberi pemahaman bahwa ini adalah latihan, jadi harus percaya diri dan bekerja sendiri, proses yang utama, hasil nomor dua. Metode ini baik dilakukan untuk siswa yang akan menghadapi ujian nasional atau pada siswa yang sudah berada di level atas dan sudah memiliki bekal pengetahuan cukup.

Beberapa hal bagi guru yang harus diperhatikan adalah ketahanan dalam mengoreksi harus terjaga, karena sepanjang jam mengajar dia akan terus mengoreksi kerjaan siswa tanpa henti (siswa pun memperbaiki kesalahannya sendiri). Saya cukup yakin hal itu dapat dilakukan karena guru relatif tidak banyak berbicara, guru akan lebih banyak menulis. Namun tetap bagi siswa yang mau bertanya, baiknya dipersilakan, namun disarankan, siswa maju ke depan ke meja guru untuk berdiskusi, agar siswa yang lain tidak terganggu. Siswa dimohon tetap tenang menunggu koreksi guru. Waktu tenang ini baiknya digunakan untuk beristirahat sejenak, karena setelah diperiksa guru, siswa harus fokus lagi untuk memperbaiki kesalahan. Jika guru sudah mengoreksi dua kali dan semua siswa sudah terkoreksi, maka pelajaran ditutup dengan membahas soal-soal yang sulit dan menjadi kesalahan siswa.

Untuk selanjutnya soal dibawa pulang oleh siswa dan lain waktu dibaca kembali oleh siswa terutama  pada nomor yang dilingkari oleh guru, yang merupakan kesalahan, agar lebih paham lagi dan di lain kesempatan siswa tidak melakukan kesalahan yang sama. Sehingga pada akhirnya diharapkan tidak ada hal yang terlewatkan tetapi akan banyak hal tersimpan di dalam ingatan siswa.

Sekian metode koreksi dengan tulisan dalam membahas soal mata pelajaran Bahasa Inggris. Semoga memberi wacana baru dan bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun