Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kisah Nyata, Saat Hidup Tinggal Sebulan!

30 Januari 2014   11:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:19 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_292905" align="aligncenter" width="336" caption="dari music-mix.ew.com"][/caption]

Pernyataan itu datang ketika Woodroff diperiksa darahnya oleh doctor dan kemudian divonis hidup tinggal 30 hari lagi, setelah itu mati! Becanda, itu yang dirasakan pertama kali oleh Woodroff, pasti dokter ini becanda, tidak ada yang bisa membuatnya mati dalam sebulan ini. Walaupun kemudian dijelaskan oleh dokter mengenai penyakit yang menimpanya, yaitu HIV, tetap saja dia tidak percaya. Akan tetapi dalam ketidakpercayaannya, dalam hura-hura dan pesta yang dilakoninya, dia akhirnya termenung, merenung dan menangisi nasibnya.

Film yang berjudul Dallas Buyers Club dan rilis tahun 2013 ini menampilkan kisah nyata Woodroff seorang pengidap AIDS dengan latar tahun 80an. Woodroff, dalam menghadapi kematiannya tidak tinggal diam. Dengan niatan yang teguh, dia bangkit dan mencoba mencari tahu tentang HIV. Dipelajarilah banyak hal tentang penyakitnya melalaui buku-buku di perpustaan. Dia mengetahui penyebabnya adalah karena jarum suntik dan narkoba serta seks bebas yang dia lakukan. Dia juga pergi ke dokter yang walaupun illegal, tetapi punya klinik untuk menangani orang yang terkena HIV. Woody akhirnya menemukan sebuah obat yang kemungkinan dapat menghambat penyakitnya. Namun sang dokter di rumah sakit menolak penggunaan obat itu karena belum diteliti secara mendalam.

Woody (panggilan woodroff) tidak tinggal diam. Dengan bantuan dokter illegal, dia berhasil mendapatkan dan mencoba obat tersebut yang disebut AZT. Kondisinya membaik. Diapun bisa hidup lebih lama. Dalam kesehariannya dia harus menyuntikan badannya dengan obat itu. Kemudian dia berniat untuk menyebarkan obat ini menjualnya pada yang membutuhkan. Dipasoklah obat tersebut dan dibuat member bagi yang berminat. Saat itu ketika HIV masih merupakan penyakit baru, orang-orang kemudian antre untuk dapat menjadi member dengan biaya 400 dolar per bulan dan mendapatkan obat dengan mudah.

Bisnis ini berjalan luar biasa. Banyak orang membutuhkan datang menjadi anggota dan mengkonsumsi obat tersebut hasilnyapun luar biasa, mereka bisa bertahan hidup lebih lama, termasuk Woody, sampai ada yang menyumbangkan rumahnya untuk markas. Woodypun memanjangkan bisnisnya dengan memasok dari berbagai negara seperti Jepang. Dengan kelicinannya dia berhasil melalaui bandara dan perbatasan negara. Dengan menyamar sebagai berbagai macam orang seperti pendeta dan peneliti. Walaupun pernah ketauan dan keciduk, dia tetap bangkit dan melanjutkan usahanya membagikan obat.

Kendala yang dihadapi Woody cukup banyak, dokter yang menentangnya, kemudian polisi, pihak imigrasi. Polisi pernah menyetop usahanya karena dianggap menyebar obat illegal. Woody sendiripun beberapa kali pingsan dan harus dibawa ke rumah sakit. Dia berhadapan kembali dengan dokter di rumah sakit dan mendapatkan perlawanan yang keras. Dia pun kehilangan rekannya yang merupakan seorang transgender. Yang pada awal dia sangat membencinya, sampai akhirnya cinta setengah mati . Woodypun akhirnya meninggal hamper 8 tahun kemudian setelah dinyatakan mengidap HIV.

[caption id="attachment_292908" align="aligncenter" width="220" caption="dari wikipedia.org"]

13910559711640519687
13910559711640519687
[/caption]

Film yang diangkat dari kisahnyata ini mengingatkan saya pada film Philadelphia (1993) yang diperankan oleh Tom Hanks dan Denzel Washington, film jadul. Sama kasusnya. Saat itu Tom Hanks memerankan seorang pemuda yang terkena HIV dan membutuhkan pertolongan pengacara karena dia dipecat sepihak oleh perusahaan. Bedanya dia terkena AIDS karena praktek homoseksual, sedangkan Woodrof karena suntikan obat terlarang. Film ini mengajarkan kita untuk hati-hati dalam hidup dan memilih jalan hidup. Selain itu, film ini juga memberikan gambaran perjuangan Woody untuk tetap hidup menjadi inspirasi bagi semua orang bahwa nasib dia yang menentukan. Baik itu nasib sehat ataupun nasib sakit. Jalan hidup kita yang menentukan.

[caption id="attachment_292906" align="aligncenter" width="448" caption="matthew sebelum menjadi Woodroff dari theberry.com"]

1391055645492731417
1391055645492731417
[/caption] [caption id="attachment_292907" align="aligncenter" width="365" caption="Matthew sebagai Woodroff, dari rogerebert.com kurus kan"]
13910556931091284782
13910556931091284782
[/caption]

Yang mengejutkan saya dalam film ini adalah pemeran utama Woody adalah Mathew MConaughey. Perasaan ni orang gagah keker, inget film A Time To Kill dan Wedding Planner. Dalam film ini ternyata dia telah menurunkan berat badannya drastic sampai kurus kerontang. Ternyata saudara perempuan Woody yang memilih Matthew karena sikap slengeannya yang mirip banget sama Woody. Walaupun pada awalnya Bradpit yang direncanakan akan memerankan. Film inipun mendapatkan banyak respon positif dan penghargaan dari banyak pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun