Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Anak Mencuri?

2 Maret 2014   17:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seorang ibu terkaget-kaget ketika diundang sekolah untuk berdiskusi tentang kasus pencurian yang dilakukan oleh anaknya. Terkaget karena selama ini, dia merasa cukup memberikan uang jajan pada anaknya, sampai 500 ribu per bulan, bukan jumlah yang kecil. Sekolah akhirnya memberikan hukuman skorsing kepada anak tersebut dengan catatan mengembalikan semua uang yang telah dicurinya, dan meminta maaf pada teman-temannya. Yang dicuri bukan cuma 1 orang tetapi belasan bahkan puluhan orang. Temannyapun terkaget-kaget, ko bisa ya tampang borju gitu nyolong.

Peristiwa di atas tentu menjadi sesuatu yang amit-amit, naudzubillah, semoga tidak terjadi pada anak kita. Pencurian yang dilakukan pun ga tanggung-tanggung, sampai jutaan dari sekian banyak temannya. Ko bisa? Apa karena butuh? atau karena penyakit? atau karena kenakalan. Setelah selidik punya selidik, disimpulkan bahwa anak tersebut mencuri karena kenakalan remaja. Bukan butuh, bukan pula sakit "klepto". Menurut pengakuan sang anak, uang yang dicuri digunakan untuk mentraktir teman-temannya, agar supaya dirinya disenangi dan terkenal, big bos di mata teman-temannya. Oalah. Uang itu bukan digunakan untuk membeli kebutuhannya, seperti baju, sepatu, atau topi. Yang diambilpun hanya uang, menurut pengakuannya tidak ada barang. Jadi bukan klepto. Orang klepto akan mengambil apa saja untuk memenuhi hasratnya dan barang yang dicuri disimpan begitu saja di kamarnya.

Sang anak yang mencuri pun bercerita bahwa dalam melakukan praktek pencurian, dia memata-matai dulu temannya, artinya dia memilih. Cerdas tapi fatal, karena berencana untuk sebuah kejahatan lebih berat hukuman dan konsekuensinya. Hukuman yang diberikan oleh sekolah seharusnya lebih berat daripada hanya di skorsing sementara waktu. Sangsi sosial mungkin bisa mengiringi hukuman tersebut. Karena dia butuh jera, dengan membersihkan WC selama 2 minggu misalnya, bisa menimbulkan efek jera dimana setiap orang akan melihat dia.

Kenakalan remaja menjadi salah satu hal yang kudu dibasmi, selain penggunaan obat terlarang dan seks bebas, mencuri akan merugikan lingkungan. Merugikan teman-temannya sendiri. Masalah hukuman yang diberikan oleh sekolah bagi anak yang mencuri bisa beragam. Tergantung motivasinya, maksudnya begini. Jika sang anak memiliki sakit "klepto" dan dia masih berada di tahun awal, maka terapi dapat dilakukan untuk anak tersebut. Dukungan orang tua dan sekolah harus terus menerus diberikan. Jika motivasi mencuri adalah karena butuh, misalnya sang anak berasal dari keluarga miskin, kita bisa memberikan pemahaman, menghukum, dan mencoba mencari subsidi dari orang tua murid lain untuknya, jika ternyata kenakalan remaja, maka diberi hukuman sangsi sosial agar jera. Akan tetapi di jika sulit dimaafkan karena sudah berkali-kali melakukan, sebaiknya dikeluarkan saja.

Selebihnya mari sama-sama kita berdoa dan mencegah agar anak kita semua, generasi penerus bangsa tidak terlibat dalam kejahatan pencurian atau kejahatan lainnya, karena sedini mungkin kita bisa memulai, akan lebih mudah mencegahnya dan lebih bagus hasilnya, yaitu generasi bangsa yang tidak mencuri dan mengerogoti yang bukan haknya. Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun