Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Belajar Menghormati Perbedaan dari Reza dan Noah

29 Desember 2014   16:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:15 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14198188651960439775

[caption id="attachment_343889" align="aligncenter" width="448" caption="Noah (Reza dua dari kiri), gambar diambil dari entertainment.kompas.com"][/caption]

Reza, drummer Noah segera meninggalkan band Noah pada awal tahun 2015. Hal itu dikarenakan sang drummer akan fokus pada pendalaman agama yang dianutnya, Islam. Sejauh yang saya lihat di infotainment, keduanya saling menghormati. Reza berusaha menyelesaikan album terakhirnya, sebagai tugas yang biar bagaimanapun harus diselesaikan terlebih dahulu dan pihak Noah yang merelakan dia pergi. Kedua pihak bersikap legawa dan saling menghormati. Bagi saya ini menyejukan.

Jika alasan mendalami agama ini berjalan semestinya, saya perkirakan akan sama yang terjadi dengan Sakti dan Sheila On Seven. Sakti setelah berhenti dari SO7 sangat fokus mendalami agama Islam. Namun walaupun tidak bermusik dengan SO7, Sakti tetap bersilaturahmi dengan para personal band tersebut. Terbukti ketika Sakti menikah, para personel datang, mereka saling berangkulan dan bersapa “my bro”. Pilihan hidup kedua sobat ini walau berbeda tetapi saling menghormati satu dengan lainnya.

Saya sendiri punya dua pengalaman yang mirip dengan mereka. Ketika esema saya punya band dengan vokalis mirip banget Axel Rose, Guns N Roses. Dari suara panjang melengking dan gaya panggung meliuk-liuk, sama. Nah. Vokalis saya ini suatu ketika memutuskan untuk berhenti ngeband dan fokus mendalami agama. Sampai saat ini beliau tetap seperti itu, namun walau sudah tidak satu band dia tetap menjaga hubungan keakraban dengan saya dan pesonel lainnya.

Pengalaman kedua saya, yaitu drummer band saya yang juga sepupu saya. Band saya dengan sepupu saya biasa memainkan Rage Against The Machine. Gaya panggungnya juga luar biasa mirip Brad Wilk, kadang ga pakai baju ketika bermain musik, tabuhannya oke dan energinya seakan tidak pernah habis. Saat ini dia sudah berhenti bermusik dan fokus pada agama. Menjalankan dakwah dan menimba ilmu ke negara-negara lain. Namun sama dengan teman esema saya, dia tetap menjalin silaturahmi yang sangat akrab dengan saya.

Jika melihat pada perbedaan, tentu kita berbeda, dari cara berpakaian dan berpenampilan sampai pada memandang musik. Teman dan sepupu saya, menganggap bermain musik itu masa lalu, bahkan haram bagi mereka. Saya menganggapnya boleh-boleh saya, secara sampai saat ini saya masih bermain musik dan mendengarkan RATM, Metallica, Megadeth, dan juga Dream Theater. Namun antara kami, tidak ada keinginan, perbincangan, atau tindakan untuk menonjolkan perbedaan itu. Kita saling menghormati dan menunjukan tali persahabatan dan persaudaraan. Walau ga bisa ngeband bareng lagi tetap tidak jadi masalah, emangnya hidup ngeband doing.

Nah sebenarnya, dari masyarakat biasa kaya saya dan teman serta sepupu saya, sampai pada yang artis kaya Sakti dan juga nanti Reza, insya Allah tau apa arti persahabatan, persaudaraan, dan persatuan. Sehingga perbedaan antar kami tidak membuat kami bermusuhan, bersitegang, dan berkelahi.  Namun sebaliknya kami tetap akrab satu dengan lainnya. Kalau ditanya kenapa, menurut saya itu karena kami punya banyak persamaan yang lebih indah untuk ditonjolkan dan dipelihara dari pada perbedaan.

Begitu juga saya yakin pada yang lainnya, yaitu pada masyarakat Indonesia yang sepertinya makin kesini makin mudah muncul ketersinggungan karena perbedaan yang ada. Dari yang duduk di atas sampai yang di bawah. Perbedaan yang semestinya menjadi rahmat malah menjadi kiamat. Kita sepertinya menjadi masyarakat yang bodoh dan dangkal, bagaikan orang joget di pesta, singgungan sedikit, jadi berantem dan tawuran. Kebenaran masing-masing menjadi tameng emosi. Berfikir jernih menjadi hilang, yang ada guwe yang paling bener, elo yang paling salah.

Momen keluarnya Reza, walaupun cuma cerita anak band, baiknya jadi contoh bangsa ini betapa pentingnya menghormati perbedaan dan pilihan hidup. Penting untuk memelihara persatuan dan penting untuk membangun bangsa, karena bangsa ini butuh, butuh untuk bangkit dan bangun dari keterpurukan, butuh untuk bersatu membangun negeri ini. Semoga semua menyadarinya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun