Tidak bisa dipungkiri, terkadang kita berbohong pada anak. Apalagi ketika anak tidak mengikuti apa yang kita perintahkan, seperti menyuruh makan, tidak main di luar, jangan makan permen, atau perintah-perintah lainnya. Kita pun mencari alasan yang notabene kebohongan. Mungkin kita merasa itu ga masalah, namun sebenarnya itu masalah.
Dalam Islam larangan itu tertuang jelas dalam hadits nabi, riwayat Abu Dawud, dari Abdullah bin Amir ra, sebagai berikut:
Saat itu Ibuku memanggil, katanya aku akan diberi sesuatu olehnya. Di saat yang sama Nabi Muhammad SAW melihat dan bertanya kepada ibuku, tentang apa yang akan ibu berikan pada saya. Kata ibu, dia akan memberi kurma. Lantas Nabi berkata "Kalau engkau tidak memberi sesuatu, engkau dicatat sebagai pendusta".
Dari riwayat di atas, jelas bahwa berbohong adalah hal yang dilarang dan kita akan dicatat sebagai seorang pendusta atau pembohong, sedangkan yang namanya bohong itu bisa berujung fatal sesuai sabda Nabi SAW : "sesungguhnya dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan itu mengantarkan seseorang ke neraka".
Oleh karena itu kita harus berusaha untuk tidak berbohong pada anak dengan cara mengucapkan alasan yang benar, sembari kita bersabar. Jika kita terbiasa berbohong pada mereka, bisa jadi mereka akan meniru dan kemudian menjadi pembohong, naudzubillah. Semoga kita dan anak-anak selalu dalam petunjukNya. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H