[caption caption="foto pribadi"][/caption]
Beberapa waktu yang lalu, anak saya berkesempatan jalan-jalan ke Ancol dalam rangkan Porseni Tingkat Taman Kanak-kanak se Tangerang Selatan. Setelah menjadi dirigen dalam lomba paduan suara taman kanak-kanak, anak saya menyempatkan diri mengunjungi gelanggang Samudra Ancol (GSA) yang letaknya di sebelah kiri depan area luas tempat parkir bis. Dengan berjalan dari lokasi bis, kurang lebih 10 menit, GSA pun dapat dicapai dengan mudah.
Kenapa GSA? Dari berbagai tempat hiburan di Ancol, anak saya paling suka GSA karena ada puteri duyungnya. Sampai sekarang dia masih percaya bahwa puteri duyung itu ada beneran. Biarin aja deh, pikir saya, nanti juga ngerti sendiri, kalau sudah gede. Nah, dengan semangat diapun menuju gerbang depan dan menukarkan kupon dengan tiket masuk. Menganterilah dia di bersama puluhan orang lainnya di pintu masuk gerbang depan yang megah dan menakjubkan. Ada tembok tinggi dan batu-batu bentuk ikan, serta dengan melewati patung dinosourus yang dikaguminya.
[caption caption="foto pribadi"]
Tempat pertama yang dikunjunginya setelah melewati gerbang adalah rumah kupu-kupu. Anak saya yang pertama ini sangat suka kupu-kupu. Kerjaannya di rumah jika hari libur adalah menangkap kupu-kupu. Dalam sehari dia bisa dapat 10 kupu-kupu yang kemudian dimasukannya ke dalam akuarium yang sudah tidak dipakai. Di rumah kupu-kupu GSA ini banyak kupu-kupu beterbangan, dan satu show case menarik perhatiannya, yaitu berisi kupu-kupu mati yang ditaruh berjajar di beberapa sisi rumah. Kupu-kupu mati itu dijadikan media pembelajaran dan bisa dilihat dengan mudah secara detil. (Cuma saya bingung juga, ko gelanggang samudera ada rumah kupu-kupunya? tapi ga papa, cukup menarik)
[caption caption="foto pribadi"]
Tempat kedua yang dikunjungi adalah pertunjukan puteri duyung yang dimulai pada jam 10.45. Tempat ini gelap dan penuh dengan pengunjung yang menonton pertunjukan yang dipentaskan di sebuah akuarium besar. Beberapa penyelam pria bersama dengan ikan lumba-lumba bermain drama pelestarian lingkungan laut, berdasarkan narasi yang disampaikan selama pertunjukan. Drama ini diakhiri dengan munculnya para puteri duyung yang menari-nari di akuarium. Menakjubkan! Anak saya senang sekali! Di tempat ini juga kita bisa melihat kerangka ikan paus yang panjangnya kira-kira 6 meter dengan beberapa akuarium di sebelahnya, berisi ikan-ikan laut kecil. Keren! Setelah pertunjukan selesai, anak saya berfoto dengan dandanan puteri duyung. Foto ukuran kecil dengan harga 35ribu rupiah.
Tempat selanjutnya yang dikunjungi adalah pertunjukan anjing laut. Pengunjung yang datang ramai sekali, anak sayapun tidak mendapatkan tempat duduk namun akhirnya duduk di tangga-tangga di pinggir tempat duduk. Pertunjukan anjing laut yang dilatih untuk melakukan berbagai gerakan dimulai pada jam 12. Pertunjukan itu sangat menarik perhatiannya sampai-sampai diapun bertepuk tangan selama pertunjukan. Ada anjing laut naik sepeda, berjoget, melompat melewati lingkaran, dan berbagai gerakan lainnya. Setelah puas melihat, diapun beranjak ke luar. Sudah tengah hari, waktunya makan siang.
[caption caption="foto pribadi"]
Tepat jam 14, anak saya minta dibelikan oleh-oleh untuk adiknya tercinta di rumah. Singgahlah dia ke kios souvenir yang menjual berbagai macam cinderamata, ada boneka, kaos, balon, topi, dan lain sebagainya. Anak perempuan, biasa, lebih tertarik pada boneka. Dipilihlah boneka yang belum dipunya, yaitu boneka anjing laut dengan bola di bawahnya, warna pink dan biru, seharga lima puluh lima ribu rupiah per boneka. Setelah bertransaksi, diapun berjalan lagi berkeliling GSA, mengunjungi kolam ikan dan kolam biawak yang menari-nari tatkala dilihat. Ketika kaki sudah mulai lelah, dia beranjak keluar melalui gerbang dan berjalan ke parkiran bis sekolah. Tadinya, sebelum pulang, dia mau nonton dulu pertunjukan dalam bioskop 4 dimensi, (setahun lalu dia pernah coba menonton tetapi sempat takut karena bener-bener 4 Dimensi bikin dinosaurus hidup beneran, kemarin dia pengen tes keberanian lagi, gitu katanya) dan juga melihat pertunjukan lumba-lumba, namun karena waktunya mepet, diapun mengurungkan niatnya. Ada juga rumah pintar yang memberi kesempatan pengunjung untuk belajar tentang laut dan isinya, cuma harus lepas sepatu karena mirip perpustakaan dengan karpet dan TV di dalamnya, anak saya agak malas buka sepatu karena basah, jadi ga jadi. Mungkin lain waktu.
Setelah berjalan dan sampai di bis, ada kabar gembira, alhamdulillah tim paduan suara anak saya juara 1, harapan! dapat piala, he. Lumayan. Latihan selama berhari-hari dan berminggu-minggu membuahkan hasil walau masih juara 1, harapan! Anak sayapun senang bukan main! Â