Mengubur ari-ari di halaman rumah, foto pribadiSetelah istri melahirkan tempo hari, saya mendapat tugas dari orang tua untuk mengubur ari-ari. Ari-ari, yang merupakan plasenta dengan fungsi untuk menyalurkan makanan pada janin tatkala di rahim, dikatakan oleh orang tua saya, sebagai teman hidup sang bayi tatkala berada dalam kandungan (ada juga orang yang bilang kembaran bayi atau sodaranya), oleh karena itu harus diperlakukan dengan baik. Caranya adalah dengan dikubur di dalam tanah di halaman rumah.
Sebelum menunaikan tugas, saya sempatkan bertanya kepada beberapa rekan bagaimana memperlakukan ari-ari, lumayan jadi mengerti sedikit. Saya sempatkan juga bertanya kepada Syeikh (seorang ahli agama Islam) tempat saya bekerja yang berasal dari Mesir, tentang mengubur ari-ari. Jawaban beliau cukup mengagetkan. Katanya di sana, di kampungnya, tidak ada kubur-mengubur ari-ari, karena ketika keluar dari rumah sakit setelah lahiran, yang dibawa cuma bayi doang. Diapun tidak tahu mengenai ari-ari dan kebiasaan mengubur ari-ari. Oleh karena itu kesimpulan saya, mengubur ari-ari merupakan kebiasaan kita, orang sini, memperlakukan bagian tubuh dengan baik tatkala bagian tubuh itu sudah tidak digunakan lagi.Â
Ari-ari harus dicuci dulu sebelum dikubur, foto pribadi
Berikut adalah langkah-langkah penguburan ari-ari:
siapkan peralatan, foto pribadi
Kedua, saya siapkan alat-alat yang diperlukan, cangkul, pot keramik dengan tutup dan kain putih Jangan lupa ari-arinya juga.
Ketiga, saya bungkus ari-ari yang telah dibersihkan dengan kain putih.
Keempat, memasukan ari-ari yang telah dibungkus kain putih ke dalam pot keramik tanah liat, dan menutupnya dengan tutup pot keramik tanah liat. Â
Kelima, membuat lubang di tanah halaman rumah sebesar pot tapi agak dalam.
Keenam, memasukan pot berisi ari-ari yang telah dibungkus kain putih tersebut ke dalam tanah
Ketujuh, menguruk dan menutup lubang itu dengan tanah.