Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama featured

Hati-hati Serangan Jantung Ketika Berolahraga

28 Mei 2015   06:47 Diperbarui: 29 September 2016   15:50 3500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Futsal membutuhkan oksigen lebih banyak ke jantung/foto pribadi

Saat ini saya sedang sedih karena salah satu pimpinan di tempat kerja saya, umur hampir 50 tahun, terkena serangan jantung dan harus menginap di RS Harapan Kita Jakarta. Beliau terkena serangan jantung, tatkala sedang bermain badminton. Padahal sejam sebelumnya beliau menelpon saya, “Pak Imam, minggu depan ke kita seleksi guru ya!”. Masih terngiang di telinga saya sangat jelas. Ga nyangka beberapa jam selanjutnya, saya dapat berita beliau dilarikan ke RS dengan ambulans.

Info yang saya dapat adalah, beliau bermain badminton 3 set. Namun ketika set ketiga dijalani tiba-tiba napasnya sesak, dadanya sakit. Beliaupun berhenti bermain dan dipijiti oleh rekan saya yang lain. Karena tidak membaik, maka beliau dilarikan ke klinik tempat kerja, klinik lalu menyarankan ke RS terdekat. Setelah sampai, ternyata RS terdekat tidak bisa menangani lebih jauh. Ini Jantung, harus dikirim ke Jakarta yang punya fasilitas lebih bagus, begitu infonya. Akhirnya dengan ambulans beliau dipindahkan malam hari, dan esoknya dipasang ring. Sampai sekarang beliau masih terbaring di rumah sakit.

Sebelumnya, beberapa tahun lalu, kita mendengar beberapa tokoh masyarakat mengalami peristiwa yang mirip, berkaitan dengan olahraga dan serangan jantung, seperti yang dialami pada almarhum Adji Masaid (anggota DPR), almarhum Basuki (Srimulat), dan almarhum H. Benyamin S (Seniman). Masih terngiang di telinga bagaimana Adji Masaid tiba-tiba terkena serangan jantung setelah bermain futsal kemudian meninggal di Rumah Sakit. Begitu pula dengan Basuki dan Bang Ben (Allahummaghfirlahum…). Jika kita telaah umur mereka rata-rata masuk ke usia berumur pada saat kejadian, 40 tahunan atau 50 tahunan. Alm Adji 40aan, sedangkan Alm Basuki dan Alm Benyamin 50an.

Bagi saya, mendengar pengalaman seperti itu (orang terkena serangan jantung ketika atau setelah olahraga) membuat diri ini bergidik. Kenapa? karena menurut saya ga masuk akal. Logikanyakan olahraga itu baik untuk kesehatan. Ko bisa orang yang berolahraga yang katanya baik untuk kesehatan lantas terkena serangan jantung? Orang yang semangat bermain badminton tiba-tiba jatuh lemas sesak napas dan nyeri di dada. Saya sendiri punya Bude yang terkena serangan jantung kemudian dipasang ring, namun saat terkena serangan jantug beliau tidak sedang berolahraga. Begitu pula dengan abang saya yang juga terkena serangan jantung di malam hari, tidak sedang olahraga. Serangan jantung tatkala olahraga sungguh membuat saya heran dan bertanya-tanya. Oleh karena itu saya mencoba mencari tahu mengapa itu bisa terjadi. Saya menanyakan kepada beberapa orang, ada yang dokter, ada yang mahasiswa kedokteran, dan ada seorang doktor ahli biologi. kesemuanya merupakan siswa saya ketika sekolah. Ketiganya memberikan informasi yang hampir sama yaitu sebagai berikut.

Olahraga sebenarnya baik untuk kesehatan tubuh terutama jantung. Olahraga yang baik untuk kesehatan jantung adalah olahraga yang bukan kompetitif seperti senam, jogging, renang, dan bersepeda, Olahraga yang kompetitif, seperti badminton dan olahraga permainan lainnya, bukannya tidak baik tetapi butuh energi yang lebih besar dari energi yang biasa diperlukan tubuh, karena kita akan berusaha meladeni atau bahkan mengalahkan lawan. Energi yang diperlukan berbentuk pasokan darah yang membawa oksigen ke jantung melalui pembuluh darah. Bagi yang tidak biasa rutin berolahraga kompetitif, yang sekali-sekali saja, itu berbahaya.

Selanjutnya berhubungan dengan kondisi metabolisme tubuh. Bagi anak-anak atau anak muda, karena kondisi metabolism tubuhnya masih bagus, biasanya tidak punya masalah dengan apa yang dimakan. Jadi ketika mereka makan gorengan atau jeroan misalnya, tubuh masih bisa memproses dengan cepat dan lemak tidak menumpuk di pembuluh darah. Namun bagi orang yang usianya bertambah tua, umur di atas 30/40 tahunan misalnya, metabolism tubuh menurun, fungsi tubuh menurun, jika dia makan gorengan atau jeroan, lemak sangat mungkin akan menumpuk pada pembuluh darah sehingga terjadi menyempitan. Kalau sudah menyempit ini pasokan darah yang membawa oksigen berkurang.

Kondisi metabolisme tubuh yang menurun itu, ada yang menyadari ada yang tidak. Yang menyadari biasanya lantas melakukan diet atau mengubah pola makannya lebih sehat dan berolahraga rutin setiap hari, misalnya berjoging, berenang atau bersepeda. Yang tidak sadar akan hal itu, tidak mengubah pola makan, sehingga lemak menumpuk pada pembuluh darah. Jika dipaksa melakukan olahraga kompetitif, yang memerlukan energi atau oksigen besar, pasokan oksigen ke jantung bisa jadi kurang karena pembuluh yang sempit, selanjutnya bisa menyebabkan sesak nafas, dan dada atau lengan atau bahu kiri sakit. Jika tidak ditangani dengan cepat bisa berakibat fatal.

Kondisi tubuh seperti itulah yang menyebabkan seseorang yang sudah berumur tua, tatkala bermain badminton atau olahraga kompetitif lainnya berpotensi terkena serangan jantung. Oleh karena itu kita yang memasuki masa tua atau “kondisi fungsi tubuh yang menurun” harus sadar dan mulai melakukan perubahan-perubahan gaya hidup agar resiko tersebut bisa diminimalisir. Hal itu kita lakukan untuk diri kita sendiri, dan juga keluarga, ada anak dan istri yang hidupnya masih bergantung pada kita.

Kemudian, Apa yang Harus Dilakukan?

Pertama, Dari jauh-jauh hari mengubah pola makan. Pola makan termasuk mengatur asupan yang lebih baik. Mengurangi bahkan kalau bisa, tidak makan makanan berlemak dan bergoreng, hawatir ada lemak jahat yang berbahaya bagi tubuh. Lemak jahat adalah lemak yang berasal dari hewan, termasuk kaldu daging, jeroan, dan gorengan yang digoreng menggunakan minyak yang telah dipakai berkali-kali. Sedangkan lemak yang baik adalah lemak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan. Namun konsumsi kacang yang berlebihan juga ga bagus karena akan memicu asam urat. Jadi makan secukupnya.

Kedua, Mengubah pola hidup (selain asupan makanan), termasuk rajin berolahraga dan tidur yang cukup setiap malamnya. Pola hidup yang jelek biasanya tidak disadari oleh orang-orang produktif bekerja. Biasanya para pekerja lupa berolahraga dan tidak memiliki tidur yang cukup. Olahraga baik dilakukan seminggu 4-5 kali, dengan durasi 20 sampai 30 menit sehari. Sedangkan tidur setiap malamnya, usahakan 8 jam.

Ketiga, rutin melakukan cek darah. Ketika umur masuk 30 tahun mulailah rutin mengecek darah, paling tidak 3 hal yaitu kolesterol, gula darah, dan asam urat. Jika ada indikasi kadar berlebih segera konsultasikan dengan dokter, agar kemudian dilakukan treatment sehingga kadar menjadi normal kembali. Untuk gula darah standar 100, kemudian kolesterol 200, dan asam urat maksimal 7 bagi pria dan 6 bagi wanita. Berkonsultasi dengan dokter mutlak dilakukan. Jangan kita mengkonsumsi penurun tanpa arahan dari dokter. Bisa-bisa terjadi penurunan kadar secara drastis sehingga membahayakan tubuh.

Keempat, Bagi yang tidak biasa olahraga kompetitif, disarankan lebih memilih olahraga yang sendiri tanpa lawan seperti senam, jogging, renang, dan bersepeda. Mulailah dari yang ringan-ringan saja. Apabila anda gemar berolahraga yang kompetitif jangan berlebih dalam bermain, bermainlah untuk fun, agar tidak terlalu ngotot. Pahami kondisi tubuh. Jika merasa tidak fit sebaiknya jangan dilakukan.

Empat hal tersebut menurut saya penting dilakukan saat umur kita bertambah tua. Mengenal tubuh sedari awal dan mengubah pola makan dan pola hidup ke arah yang lebih baik bisa mencegah resiko sakit yang berbahaya seperti serangan jantung. Kebiasaan olahraga bagi para pekerja usia produktif di malam hari, seperti bermain badminton atau bermain futsal sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan kondisi tubuh yang capek habis bekerja seharian. Kalau bisa dilakukan di pagi hari seperti dilakukan banyak instansi di Jumat pagi dalam kegiatan Krida, atau kalau harus dilakukan sore atau malam hari, lakukanlah untuk bersenang-senang, agar badan lebih rileks dan santai. Akhirul kalam, semoga kita termasuk orang yang peduli terhadap kesehatan tubuh kita sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun