[caption id="attachment_364133" align="aligncenter" width="448" caption="Risyad Tabattala, gambar diambil dari facebook.com/risyadtabattala"][/caption]
Anda pecinta film Indonesia? Berarti anda tahu film yang sedang main di bioskop saat ini. Salah satunya berjudul Cinta Selamanya! Film yang mengangkat kisah nyata kehidupan Fira Basuki, seorang penulis novel terkenal Indonesia. Nah, siapa sangka, di balik film romantis yang fenomenal ini, ada seorang anak madrasah ikut terlibat di dalam proses pembuatannya, tidak tanggung-tanggung di usianya yang muda dia menjadi Co-Producer. Dialah Risyad Tabattala, siswa saya dulu di MAN Insan Cendekia Serpong, yang juga seorang kompasioner.
Risyad, dalam ceritanya kepada saya, mewakili perusahaan penyandang dana utama film Cinta Selamanya. Atasanya, ibu Willawati, adalah Executive Producer film ini. Risyad diamanahkan untuk membantu ibu Willawati terkait pendanaan film. Apa rincian tugasnya? selain mengurus dana film, tugas Risyad adalah ikut dalam berbagai hal yang berhubungan dengan persiapan film seperti menyusun skrip, memilih pemain, dan berurusan dengan sponsor serta vendor. Bagi Risyad, yang paling penting dan berat adalah menjembatani keinginan pihak film dan atasannya, kalau tidak hati-hati bisa terjadi salah paham atau ketidaksambungan komunikasi antar keduanya. Alhamdulillah, sampai film rilis semua berjalan dengan baik.
Bagaimana proses pembuatan film tersebut? Risyad bercerita, bahwa agenda kegiatan film Cinta Selamanya dimulai dari tahun lalu. Proses persiapan sampai produksi, jabaranya adalah sebagai berikut. Bulan Juni dan Juli 2014 kegiatan menyusun skenario film. Bulan Agustus dan September 2014 mencari lokasi syuting dan setting film, serta menentukan pemeran, pasangan suami istri Rio dan Atiqah. November, Desember, dan Januari 2015 pengambilan gambar yang disutradarai oleh Fajar Nugros, bertempat di tanah air serta di benua Eropa. Film Cinta Selamanya, kemudian dirilis pada akhir April 2015, dan saat ini sudah dapat anda tonton di bioskop-bioskop kesayangan anda.
Bagi Risyad, berkecimpung dalam dunia perfileman cukup menantang, kenapa? karena dia dapat bertemu orang-orang baru, bertemu dengan dunia baru, pihak sponsor, dan yang paling penting adalah ikut berusaha membuat film yang berkualitas dan banyak diterima masyarakat sehingga sama-sama mengangkat dunia perfilman Indonesia. Proses pembuatan film yang berlokasi di tanah air maupun di eropa, sebagian juga ikut diikuti oleh Risyad. Dengan terlibat dalam proses persiapan dan pembuatan film, dia dapat memberikan kontribusi ide, pemikiran, dan tenaga, serta mendapatkan pengalaman yang luar biasa.
Berikut adalah jalan cerita film Cinta Selamanya. Fira Basuki, diperankan oleh Atiqoh Hasiholan, adalah seorang orang tua tunggal (single parent), mempunyai anak yang bernama Syaza. Ketika banyak lelaki mencoba mendekatinya, Fira lebih senang bersama Syaza, kebahagiaan hatinya. Bukannya Fira takut untuk memulai sebuah hubungan, tetapi dia hanya ingin memiliki cinta yang sesungguhnya, cinta selamanya. Kemudian muncullah seorang lelaki muda, Hafez, diperankan oleh Rio Dewanto, masuk ke dalam kehidupannya. Fira yang seorang perfeksionis, jatuh cinta pada Hafez, pemuda biasa dan sederhana yang umurnya lebih muda sebelas tahun. Hafezpun sangat mencintai Fira dan sanggup meyakinkan Fira untuk hidup bersama dalam pernikahan suci. Merekapun kemudian menikah dan kisah cinta keduanya berjalan di berbagai belahan dunia. Namun takdir berkata lain, Hafez sakit dan meninggal dunia, saat Fira tengah hamil buah cinta mereka. Untuk mengenang suami tercintanya, Fira kemudian menulis kisah mereka dalam novel yang kemudian menjadi landasan cerita film “Cinta Selamanya”.
Film Cinta Selamanya muncul sebagai salah satu karya bangsa yang apik, apalgi ceritanya diangkat dari kisah nyata seorang wanita yang mampu menghipnotis masyarakat Indonesia dengan novel-novelnya serta diperankan oleh pemain-pemain film yang walaupun muda tetapi sangat berkualitas. Dengan kehadiran film ini, gairah untuk membuat film nomor wahid dengan genre yang berbeda dari sebelumnya semakin meningkat. Yang tadinya banyak muncul film horror, komedi, atau religi, Cinta Selamanya muncul dalam genre drama romantis, sehingga memperkaya dunia perfilman Indonesia.
Membuat film Indonesia yang berkualitas mutlak dilakukan, dan itu menjadi tanggung jawab kita semua terutama insan perfilman di tanah air, termasuk seorang anak bangsa seperti Risyad ini. Kontribusinya tentu membanggakan saya sebagai guru dan juga sekolah. Risyadpun mengucapkan terimakasihnya atas perhatian kita, para guru, terhadap pencapaiannya saat ini, dan atas pengajaran yang telah diberikan kepadanya semasa sekolah. Semuanya berguna baginya, baik ketika melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, maupun ketika bekerja. Alhamdulillah. Semoga berlanjut terus karya-karyamu Risyad dan karya-karya anak-anak bangsa lainnya sehingga terus mengharumkan nama bangsa dan negara!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H