[caption id="attachment_317536" align="aligncenter" width="426" caption="Saya dan Upie, foto pribadi"][/caption]
Siapa yang tidak kenal dengan band-band papan atas Indonesia seperti Nidji, D’Masiv, Sheila On Seven, Noah, atau penyanyi solo terkenal Indonesia, seperti Afgan, Nugie, dan Rossa. Band dan penyanyi yang karyanya terus terdengar seantero Indonesia, baik melalui media radio atau TV. Video klip mereka yang ditayangkan seakan-akan tidak pernah berhenti menghibur kita, dengan tampilan dan visualisasi yang keren dan mengagumkan. Dibalik karya yang mengagumkan itulah, ada sosok sutradara yang luar biasa kreatif namun tetap rendah hati, dialah Upie Guava.
Ya Upie Guava, dapat dikatakan sebagai sutradara muda video klip yang sangat produktif. Sejak tahun 2009 sampai sekarang sudah ratusan video klip tercipta. Dari yang syuting dalam negeri sampai yang luar negeri sampai ke Eropa, maupun yang nyata maupun animasi, seperti dalam karyanya di video klip Noah,” Ini Cinta”. Yang tidak mungkin jadi Mungkin! Tentu raihan tersebut sangat luar biasa bagi A Young Man Behind The Scene, yang lahir pada tahun 1976 ini.
Akan tetapi seorang Upie tetaplah seorang Upie Lutfie Abdullah yang saya kenal sejak TK, sampai sekarang. Kesederhanaan dan rendah hatinya tetap terjaga. Dari cara berpakaian sampai pergaulanpun masih sama. Simpel dan tidak neko-neko. Pada bulan Ramadhan kemarin saya bertemu dalam acara buka puasa bersama sekalian reuni sekolah. Dia masih rendah hati, menyapa semua teman, dan masih mengajak saya untuk bermain band lagi, like the old times. Ya, kami sempat bermain band bersama saat SMA.
Upie ketika SMA, dikenal sebagai pemuda kreatif, baik dalam memeriahkan kegiatan OSIS, dengan kemampuan menggambar dan berkreasi, maupun dalam menyalurkan bakat seninya di bidang musik; dalam mencipta lagu maupun berinovasi ketika bermain band. Kami bermain dalam band bernama Noisy, bersama personel lainnya Opik, Matondang, Rully, Rafi, dengan pengalaman bermain di mall dan pentas seni SMA, serta menghabiskan malam minggu di studio-studio musik di bilangan Jakarta Selatan. Beragam musikpun pernah kami mainkan (dalam mainstream rock sih), seperti Hip Metal, Grunge, Heavy Metal, Slow Rock. Saat itu yang penting ngeband dan eksis bagi anak ESEMA. Upie bahkan pernah dapat izin memanjangkan rambut ketika akan tampil di sebuah pentas seni.
Dalam karirnya kemudian Upie merupakan satu-satunya teman saya yang menjalani karir sesuai kata hati. Menjadi seorang sampul disainer, kemudian menjadi pemain band di bandnya Debrur (2002), dan kemudian menjadi seorang sutradar video klip. Luar biasa, bagaimana seorang mempertahankan apa yang dia suka menjadi jalan hidupnya dari kecil sampai dewasa. Tentu merupakan sebuah perjuangan hidup yang akan indah dikenang sampai cucu dan cicit, termasuk karya-karyanya yang fenomenal, bahkan berhasil menembus World Music Award 2014 untuk karya video klip “Salahkah” Rossa dan Hafiz.
Walaupun begitu, Upie tetaplah Upie, ketika orang memintanya untuk menyutradai film-film besar, dengan halus dia menolaknya. Bagi saya itu adalah bahasa rendah hatinya Upie yang terus terjaga. Sukses Untuk Upie, walau bagaimana, saya tetap menunggu karya film-film besarnya. Semoga!
Sumber:
https://www.facebook.com/upie.guava
http://id.wikipedia.org/wiki/Upie_Guava
https://www.facebook.com/pages/Guava-Production/137687149607970
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H