Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Petugas Loket Jalan Tol Sekarang Berbicara!

26 September 2014   15:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:27 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya jarang sekali menggunakan jalan tol karena tempat kerja saya cukup dekat dengan rumah, sehingga perkembangan layanan jalan tol tidak saya ketahui secara rutin. Terakhir, perkembangan jalan tol yang saya ketahui di Ibukota adalah dibukanya pintu tol dari tol Bintaro ke arah Petukangan bahkan sampai bandara Soekarno Hatta. Perkembangan layanan tol terbaru yang saya dapatkan adalah tadi pagi ketika saya singgah ke rumah orang tua di Jakarta. Perkembangan itu adalah berbicaranya petugas tol.

Ya saya cukup kaget ketika saya masuk ke pintu tol dari arah petukangan menuju Serpong. Pada pintu tol pertama, ketika membayar, tiba-tiba sang petugas berbicara “Kembalinya seribu limaratus ya Pak”, “Heh?!? Oiya terimakasih” dengan sigap saya membalasnya. Saya pikir, O mungkin ni orang masih baru kali ya, jadi pelayanannya bagus tidak hanya kasih uang kembalian dan bukti transaksi tetapi juga berbicara. Akan tetapi asumsi saya ternyata salah. Pada pintu tol kedua masuk ke BSD, tiba-tiba sang petugas yang bertugas di pintu tol itupun berbicara “Kembaliannya logaman ya Pak”. “Ya ga papa, terimakasih!” sekali lagi dengan sigap saya menjawabnya. Wah ternyata tidak seperti yang saya kira. Saya beranggapan bahwa semua petugas tol sekarang berbicara!

Walaupun hanya berbicara selama beberapa detik, menurut saya telah terjadi perkembangan pelayanan yang luar biasa dan patut diapresiasi. Mungkin kita berfikir, halah bicara Cuma sedetik aja ko luar biasa? Iya bagi saya luar biasa, kenapa? Coba kita perhatikan. Para petugas tol itu tentu akan berbicara pada setiap pengemudi kendaraan yang lewat, yang bayar tol. Dari pagi sampai malam, atau selama mereka bertugas. Diulang terus menerus, dengan senyum dan penuh ketelitian. Ya di samping adanya ucapan rutin, pasti diperlukan juga inovasi berbasa basi dan ketelitian yang tinggi. Saya pikir cukup luar biasa. Perkembangan ini juga menandakan adalanya peningkatan pelayanan. Sebagai petugas yang melayani publik, tentu bersikap ramah sangat dituntut. Yang tadinya ga mengucapkan sepatah kata apapun, bahkan berkesan cuek sekarang ramah. Saya yakin publikpun akan senang.

Saya pernah mendapatkan pengalaman ketika berbelanja di sebuah Mall di Australia. Saat saya akan membayar, sang kasir, bersikap sangat ramah. Menyapa “Hey mate, How is it going?” Diapun mengajak saya mengorol sedikit tentang apa yang saya beli. Sesuatu yang saya tidak dapatkan di sini. Di sini penjaga mall lebih banyak jualan ketimbang mencoba beramah tamah yang sesungguhnya. Ya jualan pulsa, jualan beli dua barang dapat tiga. Jadinya ramah tamahnya berkesan komersil banget gitu.

Bagi bangsa Indonesia, bersikap ramah adalah identitas bangsa. Semua tahu bangsa Indonesia itu bangsa yang ramah. Coba saja tanya turis yang datang, saya yakin komentarnya banyak yang akan mengatakan bahwa orang Indonesia ramah-ramah, murah senyum, menyapa dan lain sebagainya. Jika rakyatnya ramah, apalagi pelayan publiknya, harus lebih wajib bersikap ramah terhadap publik. Jika itu terjadi, masyarakatpun akan merasa terlayani dengan baik dan kepercayaan serta penghormatan akan seiring meningkat, percaya deh.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun