Model Hierarki Kontrol: Solusi Kesenjangan Sistem Informasi
Dalam artikel ilmiah berjudul "A Hierarchical Model of Organizational Control for the Analysis of Information Systems Requirements," Roberto R. Kampfner dari Departemen Ilmu Komputer di Wayne State University, Amerika Serikat, menawarkan sebuah pendekatan inovatif untuk mengatasi kesenjangan informasi yang sering kali terjadi dalam pengembangan sistem informasi organisasi.Â
Artikel ini dipublikasikan pada tahun 1987 di jurnal Information Systems, Volume 12, Isu 3, halaman 243-254, dengan DOI 10.1016/0306-4379(87)90003-2. Penulis berfokus pada pentingnya menciptakan sinergi antara kebutuhan informasi yang didefinisikan oleh pengguna dengan output dari sistem informasi berbasis komputer.
Pendekatan yang diusulkan oleh Kampfner melibatkan penggunaan model kontrol hierarkis untuk menganalisis kebutuhan sistem informasi yang spesifik dalam konteks organisasi yang adaptif. Di tengah tantangan besar yang dihadapi perusahaan pada tahun 1980-an dalam mengintegrasikan teknologi informasi dengan kegiatan operasional, model ini relevan dalam membantu manajemen organisasi menavigasi berbagai kompleksitas. Dalam konteks adaptasi organisasi terhadap lingkungan yang terus berubah, Kampfner melihat pentingnya struktur kontrol yang memungkinkan fleksibilitas serta komunikasi yang lebih baik antara pengguna sistem informasi dan pengembang perangkat lunak.
Penting untuk dicatat bahwa selama dekade 1980-an, penggunaan sistem informasi berkembang pesat di kalangan bisnis dan organisasi pemerintah. Namun, laporan pada saat itu menunjukkan bahwa lebih dari 30% proyek pengembangan sistem informasi mengalami kegagalan atau tidak sesuai dengan ekspektasi pengguna. Inisiatif seperti model yang diusulkan Kampfner bertujuan untuk mengurangi angka kegagalan tersebut dengan menawarkan metodologi yang lebih formal dan terstruktur, mengatasi perbedaan persepsi antara pengguna akhir dan pengembang.
Metodologi yang diusulkan oleh Roberto R. Kampfner dalam artikelnya mencakup empat tahapan utama dalam pengembangan sistem informasi: analisis kebutuhan informasi, analisis persyaratan sistem, desain sistem informasi, serta pengujian dan implementasi. Pendekatan ini didasarkan pada model kontrol hierarkis, yang mencerminkan bagaimana organisasi beroperasi sebagai sistem adaptif. Sebagai salah satu keunggulannya, pendekatan ini mampu mengidentifikasi kebutuhan pengguna dengan lebih akurat, dan secara signifikan mengurangi risiko kesenjangan antara apa yang dibutuhkan oleh organisasi dan apa yang dihasilkan oleh sistem informasi.
Di era 1980-an, saat artikel ini diterbitkan, banyak organisasi mengalami kesulitan dalam memastikan bahwa sistem informasi yang mereka gunakan benar-benar memenuhi kebutuhan operasional dan strategis mereka. Data dari Standish Group pada tahun 1994 menunjukkan bahwa 31,1% proyek perangkat lunak gagal, sementara 52,7% proyek melebihi anggaran dan waktu yang direncanakan. Meskipun data ini sedikit lebih baru dari penelitian Kampfner, masalah serupa sudah terjadi pada 1980-an, sehingga model ini menjadi sangat relevan. Kampfner menawarkan struktur kontrol yang mampu mengintegrasikan antara kebutuhan informasi, proses pengambilan keputusan, dan fungsi operasional.
Teori yang digunakan dalam artikel ini, seperti teori sistem adaptif dinamis dan hierarki kontrol, sangat mendasar dalam membangun model organisasi. Organisasi dilihat sebagai entitas yang harus terus beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan gangguan eksternal, di mana setiap subsistemnya membutuhkan kontrol internal yang memadai. Sebagai contoh, sistem produksi dalam sebuah organisasi manufaktur mungkin menghadapi perubahan dalam harga bahan baku atau ketersediaan tenaga kerja. Dengan model kontrol hierarkis ini, setiap bagian dari organisasi dapat dengan cepat menyesuaikan diri untuk tetap mencapai target produksi.
Artikel ini juga menggabungkan konsep pengambilan keputusan yang disusun oleh Simon pada tahun 1960, yang menguraikan proses perencanaan dan pemilihan alternatif tindakan yang terbaik berdasarkan model yang dibangun. Konsep ini diterapkan dalam model hierarki kontrol yang diusulkan, di mana setiap level dalam organisasi memiliki kontrol atas subsistem yang berada di bawahnya. Dengan demikian, pendekatan ini memungkinkan integrasi yang lebih baik antara model perencanaan, prediksi, dan pengendalian dalam sistem informasi, meningkatkan efisiensi serta efektivitas keputusan manajemen.
Secara keseluruhan, kontribusi utama artikel ini adalah memberikan solusi formal yang mampu menjembatani kesenjangan informasi yang sering kali menjadi penghambat dalam pengembangan sistem informasi. Pendekatan Kampfner tidak hanya berfokus pada teknis pemrosesan informasi, tetapi juga menekankan pentingnya integrasi antara struktur kontrol organisasi dan sistem informasi.
Sebagai penutup, artikel yang ditulis oleh Roberto R. Kampfner pada tahun 1987 ini memberikan kontribusi signifikan terhadap literatur pengembangan sistem informasi, terutama dalam mengatasi kesenjangan yang sering kali terjadi antara kebutuhan pengguna dan solusi yang diberikan oleh pengembang perangkat lunak. Model kontrol organisasi berbasis hierarki yang diusulkannya memberikan struktur yang lebih formal dan adaptif, yang sangat relevan di tengah dinamika dunia bisnis modern.
Implikasi dari penelitian ini sangat jelas, yaitu bahwa organisasi yang mampu mengintegrasikan model kontrol hierarkis dalam sistem informasi mereka dapat mengurangi risiko kegagalan proyek dan meningkatkan keberhasilan sistem dalam mendukung operasi sehari-hari. Mengingat fakta bahwa hingga tahun 1990-an, kegagalan dalam pengembangan sistem informasi tetap menjadi masalah besar dengan tingkat kegagalan yang melebihi 30%, model ini dapat membantu perusahaan menghindari jebakan yang sama.
Sebagai pengamat dan pakar di bidang ini, saya melihat bahwa pendekatan yang diusulkan oleh Kampfner masih relevan untuk diterapkan dalam konteks pengembangan teknologi informasi saat ini, terutama dalam proyek yang melibatkan sistem informasi yang kompleks dan multi-level.Â