Mohon tunggu...
Ahmad hikamuddin
Ahmad hikamuddin Mohon Tunggu... -

sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain :) belajar menulis :P

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektivitas Do'a dalam Dakwah

1 Mei 2013   20:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:17 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Do’a seringkali dianggap sebagai ungkapan pelengkap dalam kehidupan manusia yang mempercayai adanya tuhan. Padahal do’a merupakan salah satu elemen penting penunjang keberhasilan dan kesuksesan manusia tersebut. Intinya adalah yakin adanyanya kekuatan diluar kendali manusia. keyakikan itulah yang disebut iman. Ketika manusia itu berdoa berarti ia yakin akan kekuasaan mutlak Alloh SWT. Berangkat dari sinilah penulis mencoba sedikit membahas tentang efektivitas doa dalam dakwah. Sebelum membahas inti dari pembahasan ini ada baiknya kita mengetahui arti atau makna dari efektifitas, do’a dan dakwah.

“Efektivitas merupakan daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi” (Susanto, 1975:156). Menurut pengertian Susanto diatas, efek-tivitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang. Artinya suatu hal dapat dikatakan efektif apabila hal tersebut sesuai dengan dengan yang dikehendakinya. Jadi efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Do’a merupakan sebuah kata yang kaya akan ma’na. Dalam Al-Quran banyak sekali kata-kata do'a dalam pengertian yang bebeda. banyak perbedaan atau persamaan pendapat dari para ahli ilmu dengan segudang argumentasinya tentang pengertian do’a ini. namun disini penulis mengutip pengertian dari Abû Al-Qasim Al-Naqsabandî dalam kitab syarah Al-Asmâ'u al-Husnâ menjelaskan beberapa pengertian dari kata doa. Salah satunya Doa dalam pengertian "permintaan" atau "permohonan." Seperti dalam Al-Quran surah Al-Mu'minûn ayat 60 dibawah ini.

Artinya:
"Mohonlah (mintalah) kamu kepada-Ku(Alloh), pasti Aku perkenankan (permintaan) kamu itu."
Maksudnya kata "Doa" (ud'ûnî) dalam ayat ini adalah "memohon" atau "meminta." Yaitu,mohonlah (mintalah) kepada Aku (Alloh) nisscaya Aku (Alloh) akan perkenankan permohonan (permintaan) kamu itu.

Sedangkan dakwah berasal dari bahasa arab masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u, da’watan yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Artinya Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada AllohSubhaanahu wa ta'ala

Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa efektivitas do’a dalam dakwah adalah mengukur keberhasilan dalam permohonan kepada tuhan (Alloh) darisegala kegiatan mengajak manusia kembali kepada fitrah atau untuk berimaan dan taat kepada Alloh SWT sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam..

Berangkat dari pengertian ini penulis memulai pembahaasan ini. Dalam kegiataan dakwah erat kaitaanya dengan Do’a, dalam islam doa hukumya adalah wajib ‘ain. Wajib ‘ain adalah suatu kewajiban untuk melaksanakan suatu perintah Allah SWT yang bersifat wajib mutlak dan berlaku pada setiap orang manusia atau individu di muka bumi ini. Karena hidup umat islam, sebagian besar adalah do’a. Bahkan beberapa hadits nabi menyataakan bahwa do’a adalah intisari ibadah. Ini menunjukan kedudukan Do’a yang sangat tinggi dalam ajaran islam.

Salah satu contoh ekeftivnya doa dalam dakwah yaitu do’a para nabi yang mengharapkan agar kaumnya mau menerima da’wahnya. Diantaranya adalah do’a nabiyullah Muhammad SAW. Doa ketika da’wah beliau kepada orang-orang Thaif yang disambut dengan lemparan batu dan tuduhan-tuduhan yang menyakitkan. Saat itu beliau saw memanjatkan do’a kepada Allah swt dengan mengatakan :
اَللَّهُمَّ اهْدِقَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ

“Ya Allah, berikanlah petunjuk dan hidayah kepada mereka, sebab mereka tidak mengetahui”
Setelah kurang lebih sepuluh tahun kemudian seluruh penduduk Thaif menyatakan masuk Islam, berarti ada jarak kurang lebih 10 tahun antara do’a nabi Muhammad saw dengan kenyataan mereka menerima hidayah Allah swt. Yang menarik adalah saat terjadi pemurtadan masal pada masa Khalifah Abu Bakr As-Shiddiq di Jazirah Arab, orang-orang Thaif tidak termasuk golongan yang murtad. Pemimpin mereka berkata kepada kaumnya: “Wahai kaumku, janganlah kalian murtad, sebab kalian adalah yang paling akhir masuk Islam, maka janganlah kalian menjadi yang pertama dalam kemurtadan!” 

Disini kita dapat mengabil ibroh (pelajaaran) bahwa efektifitas do’a erat kaitanya dengan dakwah. Dari sini banyak para Da’i mencontoh kisah ini dalam kegiatan dakwah saat ini. Dimana sebelum memulai ceramahnya seorang Da’i ketika memasuki majlis talimnya mengucapkan salam dan menyalami semua jamaah yang hadir sebagai ungkapan silaturahim yang didalamnya tersimpan Do’a untuk keselamatan panjang umur, berkah rizki dan menolak bala. Kemudian dalam mengawali ceramahnya sang Da’I membacakan Tawasul atau hadiah surah Al fatihah kepada Nabi, para nabi, sahabat, mujahid, wali, ulama, guru”, keluarga dan umat muslim dan muslimat. Yang intinya agar mendapat Ridho dari Alloh SWT. Dan diakhir ceramah Sang Da’i pun menutup dengan Do’a :

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami! Anugrahkanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari api neraka.” (QS. al-Baqarah: 201)

Jadi efektivitas doa dalam dakwah masih berpengaruh sampai saat ini. Bahkan sering diungkapkan dengan kalimat ad-du’a-u silahul mukmin (do’a adalah senjata orang beriman). Ungkapan ini, bukan merupakan hadits nabi saw. Namun, banyak ayat Al Qur’an dan juga sunnah nabi saw yang shahih menjelaskan bahwa ungkapan itu secara makna adalah ungkapan yang shahih. Oleh karena itu jangan sampai kita melalaikan senjata yang satu ini. Karena tidak semua orang mampu menggunakannya kecuali orang-orang beriman.Disini jelas sekali ba-hwa do’a adalah senjata yang kekuatanyasangat ampuh dan dahsyat. Doa yang dipergunakan oleh para anbiya’ wal mursalin dalam perjalanan da’wah dan jihad mereka demi tegaknya agama Alloh SWT dimuka bumi ini.

Maka dari itu dapat disimpulkan pembahasan yang sedikit ini setidaknya kita mengetahui dan memahami bahwa efektivitas Do’a dalam dakwah sampai saat ini sangat berpengaruh bagi umat muslim diseluruh dunia. Do’a merupakan salah satu elemen penting penunjang keberhasilan dan kesuksesan seorang mukmin. Karena do’a adalah intisari dari ibadah dan senjatanya orang yang beriman. Bila dikaitkan kembali dengan dakwah. Do’a adalah jalan untuk para Da’i mengajak Madunya khususnya umat islam umumnya manusia dimukabumi ini, untuk taat dan mendekatkan diri kepada alloh swt. Sehingga kita mendapatkan Ridho Alloh SWT didunia dan akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun