Mohon tunggu...
Ahmad Heru
Ahmad Heru Mohon Tunggu... wiraswasta -

penyuka kereta api, pengagum danau dan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kota Jimat Penuh Misteri

15 November 2013   23:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:07 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bantown.

Siapakah yang tidak mengenal Bantown dewasa ini? Bantown adalah 'surga'bagi mereka yang mencari peruntungan di bidang seni buku dan hiburan serta bisnis. Bantown adalah tempat di mana buah kesuksesan telah terjamin. Tidak begitu mengherankan jika begitu banyak orang bermimpi nama mereka beserta signature-nya tercantum dalah Walk of Fame yang berada sepanjang trotoar Bantown yang mentereng setiap lembar mantra dan jimatnya.

Bagi mereka yang telah sukses disana, maka patutlah berterima kasih kepada Prabu Wardana yang telah mendirikan situs Jimat multi dimensi, di tanah seluas 1645 kilometer persegi  yang disebut Bantown, yang berada tidak jauh dari Kali Cisa Done sebagai 'surga' bagi para seniman buku, dunia hiburan, dan bisnis seputar jimat hidup sukses kaya raya secar kilat dan permanen.

Namun, tidak semua orang mengenal sang pendiri Bantown tersebut. Prabu Wardana adalah salah satu dari sekian tokoh terkenal di pulau Nusa bumi kita ini, yang mengapit situs nyata Bantown dari sisi selatan. prabu waedana merupakan anggota perkumpulan rahasia Vree Omong Cemong biasa disingkat yang menjadi VOC atau dalam bahasa lisan penduduk setempat dikatakan Vree O Ce, yang artinya: Siapa yang bicara sembarangan akan di hitamkan. Nah, Anda bisa mengkonfirmasikan kebenaran ini, di situs atau buku kesohor bernama Mahkamah Cinta: The Father of Bantown (situsnya: www. thebokapofBantown.com).

Berikut adalah penuturan dari salah satu kerabat keluarga Prabu Wily (panggilan lain Prabu Wardana), dia sebagai salah seorang anggota Vree O Ce, “Aku merasa perlu menginformasikan padamu bahwa Bapak Bantown bernama H. Prabu Wilantako Jati, yang adalah kakek buyutku. Dialah yang memilki kompleks seluas 5000 Hektar di Herang land dan Bantown Varadise.

“Dia memberitahuku bahwa buku pertama yang dikeluarkan oleh Bantown dilakukan di kebun buahnya, kebun buah jengkolnya yang wangi. Dialah yang telah mendirikan Bantown Hotel dan Bank di sudut distrik Herang land dan Bantown Varadise. Dia juga yang telah mengembangkan lembah Van De Gland menjadi kawasan bebas busana. Kini, ia bersemayam di Bantown Forever Ci Logon, dan di situs kuburannya tercatat: disinilah istana terakhir ‘The Father of Bantown’."

Itulah nama yang dialamatkan kepadanya saat ia masih hidup dan muncul di berbagai sumber berita dan media seperti Lost City Times yang terkenal itu.

Pada kesempatan lain pula, pernah ada seorang ahli bahasa yaitu prof. Yus firauna pernah memeberikan ceramahnya di sebuah kesempatan kuliyah umumnya, “Bantown berasal dari paduan kata yang memiliki arti yang menarik. Kata tersebut kali pertama digunakan oleh kaum penyembah berhala.” Katanya.

“Bantown berarti Bandar Kota ( Bandar dan kota), yaitu teralamat untuk Seorang Investor Kaya yang namanya tak boleh sembarangan disebut, yang punya tongkat sakti. Tongkat yang biasa dipakainya untuk membuat sihir. Tongkat sihir tersebut dipercaya dapat membuat generasi para penyihir yang menggunakannya, akan memperoleh kekuatan untuk menghipnotis dan mengendalikan orang lain.

Mungkin semua itu hanyalah simbol, tapi jika dimengerti lebih mendalam, kita akan menyadari bahwa kota Bantown memang telah membuat banyak orang terhipnotis. Itu adalah kota impian dan orang sering menyebutnya, “mesin mimpi di pulau misteri Nusa antara”.

Bantown membuat orang berfantasi dan terus bermimpi. Yang menarik sekarang ini adalah apa yang terjadi di dalam sebuah buku, di ruang gelap, dan di televisi, akan tampak seperti sebuah proses penghipnotisan yang biasa di sebut tahap penangguhan ketidak percayaan terhadap apapun. Kita memasuki sebuah tahap, di mana kita mengabaikan rasa tidak percaya, dan justru mempercayai imajinasi sebagai penjelmaan nyata. Itu adalah sebuah kesalahan.

Buku buatan Bantown bagaikan sebuah sihir. Semua yang ada di dalamnya hanyalah sihir. Kita yang membaca buku bisa yakin menyaksikan sendiri apa yang tertulis di dalammnya, dan kita tersedot ke dalamnya, bahkan ada orang-orang yang menangis disebabkan buku Bantown.Semua perasaan haru itu hanya disebabkan oleh buku itu.

***

Banyak buku Bantown telah beredar dimasyarakat luas, di berbagai lini dan sektor kehidupan, yang menjadi elemen penting untuk mengendalikan orang, agar mereka menganggap bahwa perasaan haru yang mereka rasakan, sebagai pengalaman pembersihan atas dosa-dosa.

”...dibutuhkan elemen tragedi untuk memunculkan pengalaman haru.” Kata Aris Toteles.

Itu sebabnya banyak buku Bantown dan berita tentangnya, yang menyuguhkan tragedi, justru menjadi sangat diminati oleh masyarakat.

Semua orang menyaksikan berita dan mengalami perasaan haru karena melihat tragedi yang dialami oleh orang lain di kota Bantown. Di samping itu mereka juga merasa aman dan puas bahwa di dalam kehidupan nyata, mereka tidak perlu mengalami hal seperti itu. Itu adalah metode yang penuh intrik dan cerdas. Semua itu terasa sangat berbahaya, dan harus terdapat cara untuk mencegahnya, segera.

“Banyak orang yang memiliki pemikiran semacam itu?”, tanya seorang mahasiswa.

“Ya, banyak.. di bantown terutama.” Kata bapak-bapak.

“Tapi mereka tidak berusaha bekerja sama untuk mencegahnya”.

“Ya, Begitulah.”

Dengan pengaruh sebesar itu, Bantown dan segala misteri tentangnya menjadi alat yang begitu sempurna untuk memuluskan segala rencana kelompok Vree O Ce, sebuah organisasi jawara di bantown. Salah satu caranya adalah dengan memunculkan sosok The Lady in Sea di dalam berbagai media propaganda terbitannya.

Mari Yoe adalah salah satu simbol The Lady in Sea yang diciptakan oleh Bantown. Dan dengan kepergian Mari Yoe ke tengah samudra Hindia, bukan berarti sosok The Lady in Sea juga akan terkubur bersamanya.

“Mengapa?”

Jawabannya, “Bantown akan senantiasa dan tanpa henti untuk mencetak berbagai Mari Yoe baru”.

Semua itu harus dilakukan untuk membuat kita tetap berada di alam mimpi, dan mem-persembahkan hidup kita untuk mencapai dunia ilusi yang lebih menggairahkan, itu semua bermuara di bantown.

***

Bantown juga suka menganggungkan Tuhannya. Hal ini dapat dilihat dari buku-bukunya yang banyak memunculkan simbol si Mata Perak. Tidak hanya terbatas pada jenis (genre) buku tertentu saja, tapi hampir semua jenis buku banyak yang disusupi simbol tersebut, baik secara terang-terangan, maupun tersembunyi. Bahkan penyusupan simbol itu sudah merambah ke dalam buku-buku kartun yang biasa diminati oleh kalangan anak-anak. Yang paling jelas tentu saja buku Mahkamah Cinta.

Dalam buku tersebut di tengah-tengah logo “Bantown” terdapat simbol mata perak, dan salah satu tokohnya pun bermata perak. ]ika kita mau memperhatikannya dengan lebih teliti, maka kita akan bisa mendapatkan bukti dan contoh dari buku lainnya.

Selain itu, melalui buku-bukunya pula, Bantown selalu berusaha untuk membersihkan citra kelompok miring kelompoknya, dan berusaha untuk menipu pembaca agar menganggap mereka sebagai orang baik. Mereka digambarkan sebagai kelompok yang mempertahankan dan menjaga harta karun negara.

“Sebenarnya apakah Harta Karun Negara itu?"

Dalam sinopsis buku berwarna hitam gotik, yang tokohnya dibintangi Ni Ratu Aire; mengisahkan tema seorang petualang, sang pemburu harta karun yang hilang di Selat dekat Bukit Barisan, berdasarkan sebuah kode rahasia di balik piagam deklarasi kemerdekaan (Declaration of lndependence) yang berhubungan erat dengan kelompok tersembunyi Vree O ce dan Bantown.

Itu adalah "harta karun" para Ksatria Templar yang tersembunyi tengah samudra, dan sisanya masih ada di kuil Sungai Untung Jawa. Tapi harta karun itu bukan berupa emas atau perhiasan, seperti yang sering digambarkan di dalam buku. Yang ditemukan oleh para Ksatria Templar adalah sebuah buku ppetunjuk, yang menceritakan Lady in Sea yang mengajarkan ilmu sihir rahasia dan penyembahan terhadap setan agar dibimbing menuju tempatnya.

Bukan suatu yang mengherankan jika kelompok Vree OCe sangat berhasrat mendapatkannya. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa dasar-dasar ajaran kelompok mereka adalah Lada Kabul, barang siapa memilikinya, ia kan mudah dapat jabatan dan bisnis besar, yang memang menekankan mqateri faham dan ajarannya pada unsur sihir dan tehnik memberi sesaji dalam sebuah ritual kuno korupsi ala Qorun.

Sejak Bantown disiarkan di banyak media, pada saat itulah mereka mulai berhasil mengambil-alih kendali dunia. Mereka mempraktikkan Tatanan Dunia Baru yang mereka buat demi keuntungan bagi si Lord of The Bantown.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun