Pengantar
Tidak dapat dipungkiri masih ada stigma dalam memahami Islam secara parsial yang diwujudkan dalam bentuk ritualisme ubudiyah semata dan mengasumsikan Islam tidak ada kaitannya dengan dunia perbankan, pasar modal, asuraanisi dan deposito, giro, transaksi export-impor, dan sebagainya. Bahkan ada anggapan islam dengan sistem nilai dan tatanan normatifnya dana ketentuan syariah. Ini bentuk pandangan sempit karena tidak memahami islam secara kaffah.
Menurut Saidus Syahar, agama Islam bukan hanya agama yang memberikan ajaran-ajaran untuk mempersiapkan manusia bagi kehidupan akhirat atau kehidupan kerohanian belaka. Â Tetapi mendorong manusia optimis dengan hidupnya sekarang yang bersifat material dan positif, Islam adalah suatu cara hidup (way of life) yang membimbing seluruh aspek kehidupan manusia. Dan bernuansa universal jika dipahami secara utuh dan totalitas mengamalkan ajarannya, sehingga sadar atau tidak sistem ekonomi akan tumbuh dan berkembang dengan baik bila landasannya bertumpu pada nilai dan prinsip syariah. Ketika diimplementasikan dalam aspek bisnis dan transaksi ekonomi. Oleh karena itu saatnya pemerintah dan rakyat Indonesia untuk membuka mata dan merubah cara pandang terhadap bank syariah sebagai alternatif untuk ditumbuhkembangkan dalam dunia perbankan Indonesia saat ini.
Namun kenyataanya dan disayangkan perkembangan bank syariah di Indonesia terkesan agak lambat karena kurang dikelola secara profesional. Kurang berkembangnya bank syariah terletak pada umatnya sendiri karena masih ada umat Islam belum paham ekonomi Islam atau pun tidak mempraktikkannya dalam bertransaksi bisnis dan keuangan sehari-hari, merasa takut menjadi miskin.
Umat Islam harus yakin bahwa penerapan ekonomi syarah akan mampu menyelesaikan permasalahan ekonomi  di Indonesia karena tasyaruf endingnya meratakan dan menjaga keseimbangan kesjahteraan. Sehingga dunia saat ini akan melirik ekonomi syariah sebagai jalan keluar dari krisis ekonomi kapitalisme, karena bank-bank konvensional tergoncang krisis, namun perbankan syariah pada saat yang sama justru mampu tetap bertahan. Ekonomi syariah mendorong masyarakat untuk men-tasyaruf-kan harta kekayaannya melalui transaksi ekonomi yang riil dan tidak bersandar pada riba maupun spekulasi (gharar), sehingga pertumbuhan ekonomi syariah memiliki korelasi erat dengan tingkat kesejateraan dan distribusi kekayaan di tengah masyarakat.
 Artikel saya ini fokus pada perekembangan perbankan syariah sebagai sub unit finansial yang merupakan bagian dari sub  sistem ekonomi ditinjau dari mitos dan kenyataan yang terjadi didalam praktiknya, serta  eksistensi pengadilan agama sebagai lembaga  penyelesaian sengketa ekonomi syariah.
- Tantangan dan Permasalahan Perbankan Syariah
Jika di lihat dari prakteknya ternyata banyak tantangan dan permasalahan yang di hadapi dalam pengembanagan  bank syariah terutama kaitannya dengan penerapan sistem perbankan yang barru dam mepunyai perbedaan yang sangat perinsip dari sitem keuntungan yang dominan dan telah berkembang pesaat saat ini. Permasalan ini bersifat oprasional perbankan maupun dari aspek ligkungan makro. Di antara beberapa tantangan dan permasalan yang di hadapai perbankan di indonesia sebagai berikut :
- Pembiayaan modal kerja syaiah
- Regulasi dunnia perbankan
- Minimnya sumber daya manusia
- Tingkat pemahaman dan kepedulian ummat
- Sosialisasi setengah hati
- Piranti moneter ribawi
- Pelayanan publik
- Bank syariah belum sepenuhnya syaria
- Solusi Permasalahan Pengembangan Perbankan Syariah Di Indonesia
Di balik permasalahan yang ada dan yang aka dihadapi oleh perbankan syariah tentu ada peluang peluang yang akan selalu menjanjikan di depan mata, di belakang permasalahan-permasalahan itu harus dicari jalan keluarnya sehingga perbankan syariah dapat menjawab keterburukan ekonomi indonesia.
Solusi yang dapat ditindaklanjuti secara berjemaah sebagai berikut :
- Korelasi konstitusi pendididkan dalam pengembangan perbankan syariah
- Perhatian pemerintah
- Perlihatkan peran nyata ekonomi syariah
- Penerapan mata uang dinar dan dirham sebuah keniscayaan
- Office network
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H