Mohon tunggu...
Ahmad Hambali Maksum
Ahmad Hambali Maksum Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial politik

WNI tinggal di Belanda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Samakah Suara Azan dengan Gonggongan Anjing?

1 Maret 2022   21:59 Diperbarui: 2 Maret 2022   03:06 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Samakah Suara Azan  Dengan Gonggongan Anjing?

Menurut hemat  saya,  ucapan Menteri  Agama  yang menyebut suara azan dan gonggongan anjing yang sama2  menimbulkan gangguan dalam kontek menertibkan   suara azan, tidaklah terlalu  salah, apa lagi  dianggap  menistakan agama. Bukankah bagi yang anti suara azan kebanyakan orang non muslim? Sebaliknya bagi   yang tidak suka (suara ) gonggongan anjing  kebanyakan pasti orang islam.  Dengan membuat perumpamaan menyebut  suara azan dengan  suara gonggongan anjing yang  sama2 menimbulkan gangguan,  justru  menjadi berimbang antara kritik terhadap kebencian orang non muslim yang merasa terganggu oleh suara azannya  orang islam, dengan  kemarahan umat islam  terhadap gonggongan anjing  yang kebanyakan dimiliki orang non muslim. 

Lantas apa dasarnya orang  menyimpulkan bahwa ucapan Menteri Agama berarti menyamakan   (suara) azan dengan (suara gonggongan) anjing dan dikategorikan sebagai penista agama? Persamaan dalam arti saling menimbulkan gangguan memang benar, tapi bukan tentang  nilai kesakralannya  iabadah azan disamakan dengan suara gonggongan anjing yang  najis. Menurut pemahaman saya, ucapan Menteri Agama tersebut justru cukup  bijaksana,   selain bermaksud    mengatur  suara azannya umat islam yang dianggap mengganggu orang lain terutama yang non muslim,  secara tidak langsung  juga memperingatkan  kepada semua orang baik yang muslim maupun non muslim untuk tidak saling mengganggu  dengan mengeraskan segala jenis   suara  termasuk  suara gonggongan anjing yang kebanyakan dimiliki orang  non muslim. 

Yang disinggung  oleh Menteri Agama dengan mencontohkan gonggongan anjing sebenarnya bukan orang islam, melainkam    orang non muslim, karena hampir tak ada orang islam yang suka memelihara anjing. Tapi  anehnya, kok orang islamnya yang sewot. 

Mestinya pemilik anjing yang kebanyakan orang non muslim itulah yang protes, karena  gangguan yang diitimbulkan oleh gonggongan anjing miliknya,   tidak sekeras suara azannya orang islam, apa lagi   memakai alat pengeras suara, meskipun   suara gonggongan anjing memang lebih  keras dari  suara binatang lainnya. Kalau kata2 "suara gonggongan anjing" misalnya diganti dengan "suara lonceng gereja" seperti diiusulkan sebagian orang, tentu akan lebih disalahkan lagi  karena bisa2 Meenteri Agama dianggap telah menyamakan  azan dengan lonceng gereja, menyamakan islam dengan kristen yang akan menyinggung kedua2nya. Namun demikian akan lebih bijaksana jika Menteri Agama  meminta  maaf atas pernyataannya yang bisa menimbulkan kesalah fahaman.Sejak dan sampai kapan umat islam Indonesia  mudah tersinggung dan  mudah diadu-domba? Waallaahu  a'lam bishawaab. Den Haag, 1 Maart 2022. (A.H.Maksum).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun