Mohon tunggu...
Ahmad Hakam
Ahmad Hakam Mohon Tunggu... -

A wilderness explorer is a friend to all, be it a plant, fish or tiny mole!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Solat di Gereja

19 November 2010   00:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:29 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inggris dengan latar belakang sejarah panjangnya yang kristiani telah banyak meninggalkan warisan di era modern yang sudah tidak terlalu 'relijius' lagi saat ini, baik fisik maupun non fisik. Salah satu peninggalan fisiknya yaitu banyak gereja di sana sini.

Suatu hari saya bersama beberapa teman menghadiri book sale di salah satu gereja ukuran sedang di daerah Blackheath, Greenwich, sebelah tenggara London. Di tempat ini berbagai macam judul buku lama dan baru dipajang, mulai dari buku akademik sampai buku memasak dan hobi. Kalau beli di toko buku, buku yang sama harganya bisa tiga atau lima kali lipat. Misal di toko harganya £12 maka di book sale itu harganya hanya £3.

Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 lebih dan saya belum melaksanakan solat asar. Jika saya pulang ke tempat tinggal saya maka saya akan kehabisan waktu asar karena maghrib atau matahari terbenam di akhir musim gugur itu sekitar pukul 16.10 (akhir bulan November, dan saat musim dingin, sekitar bulan Desember-Januari matahari terbit pukul 08.05 dan terbenam pukul 15.55).

Agar tidak kehilangan waktu asar, akhirnya saya memutuskan untuk solat asar terlebih dahulu sebelum pulang. Selain itu juga masih ada beberapa buku yang perlu dibeli. Saya tanya teman Muslim saya katanya dia sudah solat di salah satu ruangan di gereja itu dengan minta ijin dulu kepada pengurus gereja untuk solat di ruangan itu selama kurang lebih lima sampai sepuluh menit. Keputusan ini diambil tentunya karena tidak mungkin dengan mudah mencari tempat lain seperti di rumah sekitar yang tidak kenal penghuninya atau di luar ruangan karena udara saat itu sudah cukup dingin. Lalu saya mengambil keputusan yang sama dan pergi ke kamar mandi di gereja itu untuk berwudu. Setelah berwudu teman saya memberi tahu bahwa ruangan yang tadinya agak kosong sudah ditempati beberapa orang dan akhirnya saya memutuskan untuk mencari tempat lain yang lebih sepi.

Saya menemui salah satu petugas book sale, seorang lelaki Inggris yang sudah cukup tua, dan saya memberi tahu dia bahwa saya ingin melaksanakan solat. Lalu dia terlihat sedikit berpikir di mana tempat yang tersedia dan segera menyarankan saya untuk pergi ke lantai dua di mana terdapat ruang yang tidak sedang dipakai. Sebelum bapak itu memberi tahu jalannya dia bertanya dengan terlihat agak cemas, ‘Tapi bagaimana dengan suara ribut orang-orang di sini [yang sedang sibuk belanja buku]’? Saya jawab, ‘Oh tidak apa-apa’. Setelah itu dia menunjukkan jalannya dan saya bergegas sendiri menuju ke lantai dua dan melaksanakan solat asar di salah satu sudut di ruangan itu.

London, musim gugur 2009

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun