Juni 19 2010 Seminggu lalu kita teman seangkatan ada acara field trip atau semacam study tour, tepat seminggu sebelum tanggal keberangkatan tiket bis yang sudah saya pesan jauh hari untuk pergi sendiri ke Edinburgh. Namun untuk study tour ke Skotlandia kemarin kita menggunakan kereta api. Perusahaan kereta api itu adalah Virgin, kecepatan maksimal 200km, itupun dibatasi karena alasan keselamatan, jadi sebenarnya kereta bisa melaju lebih dari itu. Tidak ada kereta yang langsung ke Edinburgh, jadi perjalanan adalah melalui stasiun Euston London ke stasiun Glasgow. Ini hanya ditempuh dalam waktu 5 jam saja, sekitar 667 km jaraknya. Perjalanan Glasgow ke Edinburgh dilakukan dengan bis kota untuk wilayah Skotlandia dan menempuh sekitar 1 jam. Tiket bus yang sudah dipeasan untuk London ke Edinburgh, Scotland, tapi tak pa, sayang kalau tidak dipakai lagipula belum pernah ke sana dengan bis, dan nanti jadi lebih tahu arah di sana, dan tidak perlu bingung dengan tempatnya karena sudah pernah sebelumnya. Seminggu kemudian, karena sayang tiket bis sudah dibeli, maka aku tetap berangkat dari apartemen tempat tinggal, dengan membawa bekal 2 sandwich yang aku buat, untuk tengah malam di bis dan sarapan esok paginya. Aku menuju Victoria stasiun dan menuju ke bagian terminal bis luar kota. Saya sudah beberapa kali ke sini jadi cukup hafal. Tanpa kesulitan menuju antrian Megabus yang sudah aku pesan lewat internet dan bayar dengan kartu debit visa Lloyds TSB. Hidup terasa mudah sekali di UK ini. Beli produk maupun jasa bisa dengan klik sana sini dan semua jadi. Edinburgh tertulis jelas menyala di atas jendela depan bus yang akan menuju Edinburgh, dan saya antri seperti biasa, antrian rapih dan tidak ada yang menyelak, karena menyelak antrian itu adalah pelanggaran norma yang sangat berat dan hampir taboo. Masuk ke bis dan cari tempat duduk sesuai nomor di tiket. Tak ada orang di samping tempat dudukku. Aku pilih dekat jendela. Jam 9 malam matahari baru terbenam. Bis berangkat jam 10 malam. Perjalanan memakan waktu 10 jam dari London ke Edinburgh. Seperti biasa, begitu semua penumpang yang terdaftar sudah masuk dan dicek oleh petugas bis, maka supir menyapa penumpang melalui sound sistem di bis dan memberitahukan akan segera berangkat dan tujuan perjalanannya. Ya sekitar jam 10 malam bisku berangkat. Rute perjalanan adalah London-Sheffield-Newcastle-Edinburgh. Ya kota-kota terkenal di Inggris. Selepas dari London bagian utara, masuk tol malam sudah gelap, dan saya pun tertidur. AC penghangat bis cukup memberikan kenyamanan untuk bisa melepas jaket. Kadang sesekali terbangun ketika bis berhenti di checkpoint kota-kota tersebut untuk ganti supir. Tidur tidak nyenyak karena dalam perjalanan. Sekitar jam 3 pagi saya terbangun dan salat subuh di bis. Tak terasa jam 4 pagi matahari sudah mulai terbit, karena ini masih musim panas jadi malam lebih pendek dari siang. Namun kadang saya masih ngantuk dan tertidur. Saya kembali terbangun dengan perasaan lebih segar, dan pemandangan yang sama sekali baru, pinggir laut, dengan jalanan pinggir kota, dan aspal yang agak tua dan jalanan tidak rata. Itulah laut utara sebelah timur laut pulau Britania, namun ini lebih ke utara lagi dan sudah masuk wilayah Skotlandia. Tak lama masuklah ke pinggir kota Edinburgh. Terlihat di kanan kiri rumah-rumah yang tertata rapih dan bagus khas daerah itu dengan corak batu bata yang lebar. Pohon rindang di kanan kiri menambah keasrian dan pemandangan indah. Tak lama sampailah bis di terminal Edinburgh. Karena sebelumnya sudah pernah, jadi tidak bingung. Setelah bis tiba kebetulan sakit perut, jadi masuk ke WC terminal dulu menunaikan hajat ini. Tidak ada air, hanya ada tissue, ya sudah jadinya hampir setengah gulungan tisu aku pakai, hehe. Setelah itu saya menuju St Andrew Square, dan terus berjalan ke pusat kota, dan memotret sana sini. Lalu saya membeli souvenir gantungan kunci Scotland. Jam 11 siang saya harus kembali ke terminal untuk kembali ke London selama 10 jam lagi di bis. Tak mengapa, begitulah. Yang penting terlaksana perjalanan ini. Rute kembali sama dengan rute berangkat, tinggal di balik saja, Edinburgh-Newcastle-Sheffield-London. Perjalanan kali ini siang dan oleh karenanya bisa melihat-lihat kota-kota yang akan dilalui. Dari Edingburgh sampailah di Newcastle, melewati pinggiran pantai tebing di laut utara dan di perbatasan Scotland - Inggris hanya ada terpasang tiga bendera, Scotland, Inggris Raya (Britania), dan Inggris. Supir kali ini adalah wanita, mungkin usianya sekitar 30 tahun. Dia professional, menyetir sesuai prosedur, hati-hati dan penuh tanggung jawab. Di sampingku duduk seorang nenek-nenek. Dia cukup ramah, seperti kebanyakan orang Scotland/Inggris. Namun kita tidak banyak berbincang, saya sibuk merekam video dan memotret sana sini pemandangan yang indah tak boleh terlewatkan. Setelah memasuki wilayah Inggris, di jalan luar kota, terlihat mobil berjalan dengan rapih dan sesuai prosedur, tidak ada yang ngebut sembarangan. Tak disangka, tepat di kaca depan bagian supir crot…, kotoran burung mengenai kaca depan, supir langsung menyalakan wiper dengan air pembersihnya. Apakah ini pertanda buruk? Ah takhayul saja. Orang Eropa sudah bebas dari takhayul macam ini. Setelah 3 jam lebih kita pun sampai di Newcastle untuk berhenti menurunkan dan menaikan penumpang. Newcastle gedung-gedung tuanya berwarna coklat terang kekuningan tanah liat yang khas. Bis berhenti di depan stasiun Newcastle yang dihiasi bendera inggris – putih dan tanda tambah merah –, karena waktu ini sedang piala Dunia, jadi nasionalisme orang Inggris sedang tinggi-tingginya. Nenek-nenek di sampingku ternyata turun di Newcastle, sebelum turun dari bis dia berterima kasih dengan ramah kepada supir bis wanita yang profesional ini, ‘Thank you for safe driving’. Supir pun bilang thank you juga sambil senyum sedikit. Saya berfikir, orang Inggris/Scotland sopan-sopan ya... Supir wanita itu turun dari bis dan menaiki Ford Focus menuju kantor perusahaan bis mungkin. Bis ini digantikan oleh supir baru untuk perjalanan berikutnya Newcastle-Sheffield. Antara Newcastle dan Sheffield, kita berhenti di tempat pemberhentian di mana terdapat pom bensin dan rest area, orang bisa istirahat sejenak keluar bis untuk ke toilet dan mampir ke toko semacam minimarket yang cukup besar. Saya pun beli makanan snack dan minuman, agak mahal memang dibanding harga di dalam kota. Setelah kurang lebih 15 menit, semua penumpang kembali naik dan bis melanjutkan perjalanan melalui tol hingga Sheffield. Waktu sudah sore sekitar jam 5an, namun karena musim panas, jadi masih terang dan panjang siangnya. Di Sheffield berhenti sejenak, dan ganti supir untuk perjalanan Sheffield ke London. Supir kali ini agak berani karena dia luamayan ngebut di jalan tol yang padet di sore itu. Sampai saat mau keluar jalur tol ada sedan kecil yang jalan, dan bis saya jalan di sebelah kiri dengan hampir ambil bahu jalan. Sedan dan bis pun berserempetan, spion sedan mengenai badan bus sebelah kanan. Sedan berhenti di depan, supir bis menghentikan bisnya di belakang sedan itu. Supir bis menghampiri supir sedan yang sudah cukup tua. Saya lihat dari kejauhan mereka bercakap-cakap seperti percakapan biasa saja. Supir bis memotret sedan itu dengan smartphone nya (sepertinya iphone 3), terutama bagian pintu dan spionnya yang dipotret. Tak lama supir bis kembali dan menelpon kantor bahwa telah terjadi insiden. Kantor pusat bis bertanya apakah perlu bantuan? Supir bis bilang ‘tidak perlu kita masih bisa jalan, cuma lecet di bodi samping aja, ga parah.’ Tentunya dia bilang begitu pake bahasa Inggris. Saya pikir insiden itu terjadi karena kotoran burung tadi di awal perjalanan Edinburgh-Newcastle, hehe... takhayul. Tapi pelajaran yang bisa saya ambil adalah, bagaimana supir bis dan supir sedan itu bersikap dengan sangat normal dan tidak ada yang namanya gontok-gontokan dalam insiden itu. Saya pun terkagum-kagum karena budaya yang biasa saya lihat di Jakarta adalah orang marah-marah kalo terlibat insiden. Di sini sebaliknya. Perjalanan lanjut, dan sampailah mulai memasuki kota London kembali, gedung-gedung dan bangunan tua antik, khas dan berpola teratur khas Eropa. Sampai kita di terminal Victoria kembali, huwaaah… hari sudah mau gelap, sekitar jam 9 malem, saya menuju terminal bis dalam kota dan naik double-decker merah khas London ke arah apartemen di daerah Tufnell Park. Itulah perjalanan 10 jam di bis untuk London–Edinburgh, 3 jam berwisata di Edinburgh, dan 10 jam lagi di bis untuk kembali dari Edinburgh ke London.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H