Mohon tunggu...
Ahmad Hakam
Ahmad Hakam Mohon Tunggu... -

A wilderness explorer is a friend to all, be it a plant, fish or tiny mole!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pekerja Supermarket Autis di Sainsbury Camden Town

30 Maret 2014   15:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_329220" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi- Sainsbury Local/Kompasiana (www.southfieldsgrid.org.uk)"][/caption]

Sainsbury adalah supermarket groseri (penyuplai kebutuhan sehari-hari) yang terletak di daerah Camden Town, salah satu titik kota London yang ramai karena terdapat berbagai macam jenis toko dan tempat makan. Sainsbury kalau di Indonesia mungkin semacam AlfaMart atau Indomart, namun dengan variasi ukuran toko yang lebih beragam.

Sainsbury punya ukuran yang kecil atau sedang yang disebut ‘Sainsbury Local’, dan yang agak besar dan paling besar sekali namanya ‘Sainsbury Central’. Sainsbury yang besar ini biasanya hanya ada di pusat-pusat kota yang ramai atau kadang di kompleks perumahan yang luas di pinggir kota. Dan ukurannya bisa sebesar Carrefour di Indonesia. Sementara ‘Sainsbury Local’ terletak di pusat-pusat kota yang penuh dengan gedung perkantoran dan toko, atau ada di daerah yang tidak terlalu ramai dan daerah pemukiman penduduk.

Sainsbury Camden adalah salah satu yang besar, terletak di Camden, salah satu titik pusat kota di mana bertemu jalur jalan raya yang menghubungkan ‘central London’ atau tengah kota London dengan London utara, dan arah timur laut maupun barat laut London. Warna oranye khas Sainsbury terlihat sangat besar di bagian depan gedung utama dan jelas menarik perhatian orang yang lewat di depannya.

Hampir setiap seminggu sekali saya mampir di Sainsbury ini selama tahun 2009-2010 untuk beli kebutuhan pokok. Setiap hari pulang dari kampus selalu melewati kawasan ini, menggunakan bis double decker khas warna merah dengan nomor 134. Tak jauh dari halte adalah lokasi Sainsbury Camden. Sainsbury ini cukup besar, mungkin hampir sama dengan sebagian besar ukuran Carrefour di Indonesia.

Salah satu hal yang menarik adalah seorang wanita muda bule agak sedikit pendek dengan wajah down syndrome terkadang terlihat menata beberapa barang dan makanan di rak tempat barang-barang. Dia terlihat biasa bekerja layaknya pekerja atau staf supermarket lainnya, hanya tampak jelas di wajahnya karakteristik penderita down syndrome. Sesekali pernah saya lihat dia naik bis double decker. Baru pulang kerja sepertinya dia, pikir saya.

Ini mengingatkan saya pada perjalanan naik bis kota panjang (articulated bus) khas warna merah pada saat rush hour di suatu sore hari. Ada sekelompok anak usia SD atau SMP dengan didampingi beberapa guru yang ikut naik transportasi umum yang penuh ini. Anak-anak dengan down syndrome ini tampak menikmati perjalanan dan sesekali bersorak rame-rame ketika bis menikung dengan kemiringan yang cukup terasa. Guru mereka pun segera menegur mereka agar jangan terlalu berisik supaya tidak mengganggu penumpang lainnya. Dalam hati saya tersenyum melihat kesenangan anak-anak.

Tidak jauh beda dengan wanita muda bule autis yang bekerja di Sainsbury yang sudah saya ceritakan tadi. Namun ia sudah lumayan ‘terlatih’ untuk berperilaku seperti kebanyakan orang dan bisa diterima bekerja di supermarket.

Fenomena orang yang sedikit berbeda dengan kebanyakan orang atau biasa disebut ‘diffable’ ini mengingatkan saya pada saat berkunjung ke Maritime Museum di Greenwich. Waktu itu seorang wanita muda keturunan Chinese menyambut pengunjung dan mengarahkan ke penjual tiket di museum dengan semangat dan cerianya di atas kursi roda yang seolah tidak pernah membatasinya bergerak ke sana kemari, dengan pakaian seragam staf Museum dan name tag yang tergantung di lehernya. Saya akui, ia atraktif secara penampilan dan kepribadiannya. Dan pihak museum pun saya kira cukup menghargai dan bisa mengakomodasi seseorang yang berkursi roda untuk bekerja seperti orang lain pada umumnya.

Ya, persamaan derajat dan upaya meminimalkan diskriminasi dalam mempekerjakan orang sudah banyak diterapkan di Inggris ini.

London UK 2008-2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun