Mohon tunggu...
ahmadhabibie
ahmadhabibie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka terhadap film dan diecast

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hubungan Kebudayaan Dalam Interaksi Sosial

21 Desember 2024   02:05 Diperbarui: 21 Desember 2024   02:01 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pengertian Kebudayaan Dalam Kehidupan Sosial

Kata "Kebudayaan" merupakan bahasa Sansekerta yaitu "Buddhayah" dan bentuk jamak dari kata "Buddhi" yang berarti budi atau akal. Oleh karena itu kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Dalam Bahasa asing kata kebudayaan yaitu culture atau colere yang berarti mengerjakan atau mengolah, kemudian culture diartikan sebagai kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu membicarakan soal kebudayaan dan selalu berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan. Setiap hari manusia melihat, mempergunakan, dan bahkan kadang-kadang merusak kebudayaan.

Budaya secara khusus di teliti dan dipelajari oleh antropologi kebudayaan, akan tetapi pada prakteknya kebudayaan selalu beriringan dengan interaksi social yang akhirnya dapat dipelajari juga melalui sosiologi dan memusatkan perhatiannya terhadap masyrakat. Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat karena merupakan satu-kesatuan yang mana masyarakat juga merupakan manusia yang selalu hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan- kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat, yang berarti kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normative, artinya mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir.

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan proses belajar. Inti dalam penghasilan sebuah budaya merupakan akal manusia yang digunakan dalam kesehariannya beraktivitas. Kebudayaan sendiri mencakup cara hidup dalam perilaku individu maupun kelompok. Kebudayaan tidak hanya berwujud material yang dapat disentuh ataupun dirasakan, tetapi juga dalam aspek non-material seperti ide atau tradisi yang memberi makna pada kehidupan sosial.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. hal ini menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh alat dan ilmu pengetahuan yang dihasilkannya.

Rasa meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah-kaidai dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas. Cipta merupakan kemampuan jiwa dan berpikir seseorang yang hidup bermasyarakat, sehingga dapat menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Cipta dapat berwujud teori murni, maupun yang telah disusun untuk langsung diamalkan dalam kehidupan masyarakat. Rasa dan cipta dinamakan kebudayaan rohaniah (spiritual atau immaterial culture). Karya, rasa dan cipta dikuasai oleh karsa orang-orang yang menentukan kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar atau dengan seluruh masyarakat.

Kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat, dan kebudayaan selalu dikembangkan masyarakat untuk menjadi lebih baik dalam kehidupa selanjutnya. kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah lebih tinggi biasanya disebut peradaban. Dalam sebuah kebudayaan memungkinkan munculnya sub budaya (subculture) pada segelintir orang dan biasanya menyimpang dari budaya umumnya. Sub-budaya adakalanya bertentangan pada budaya induk dan diberi nama counter culture. Subculture tidak selalu memberi artian negatif karena adanya gejala tersebut dapat dijadikan petunjuk bahwa kebudayaan induk memiliki caranya sendiri dalam berkembang pada masyarakatnya, meskipun kadang pula kebudayan induk tidak dapat menyesuaikan diri pada perkembangan zaman.

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Karena manusia memiliki keterbatasan sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan. Hasil karya manusia berupa teknologi yang memberikan berbagai kemungkinan untuk memanfaatkan hasil-hasil alam bahkan bisa saja menguasai alam. Perkembangan teknologi di negara-negara besar memberikan contoh agar masyarakatnya tidak lagi pasif dalam menghadapi tantangan alam.

Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai-nilai yang sangat perlu untuk diadakannya tata tertib dalam interaksi. Hal ini bertujuan untuk melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada intinya merupakan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak di dalam pergaulan hidup. Tindakan manusia kadang kala mengganggu kehidupan manusia lainnya, Akan tetapi setiap orang memiliki kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi. Oleh karena itu kebudayaan mengatur manusia supaya mengerti bagaimana etika dalam menentukan sikapnya ketika sedang berhubungan dengan orang lain, dan tidak selamanya kebiasaan (habit) selalu dilakukan.

Sebuah kebiasaan menunjuk pada suatu gejala seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur baginya. Kebiasaan-kebiasaan yang baik akan diakui dan diikuti oleh orang lainkuatnya pengakuan atas kebiasaan seseorang tak jarang dijadikan sebagai patokan bagi orang lain, bahkan hingga dijadikan peraturan. Kebiasaan yang dijadikan kebiasaan yang teratur oleh seseorang, kemudian dijadikan dasar bagi hubungan antara orang-orang tertentu sehingga tingkah laku atau tindakan masing-masing dapat diatur menimbulkan norma atau kaidah. Kaidah yang timbul dari masyarakat sesuai dengan kebutuhannya pada suatu saat lazimnya dinamakan adat istiadat (custom). Pada sebuah adat terdapat hukum atau peraturan yang sengaja dibuat untuk kebersamaan baik dalam keadaan lahiriah maupun batiniah seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun