Kita acap kali lupa, entah disengaja atau sudah memang dasarnya tidak suka, untuk memerhatikan kinerja dan semangat kerja koordinasi Puan Maharani, dalam konteks posisinya sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Puan Maharani kerap menghabiskan waktunya "di jalan", untuk melakukan kunjugan kerja koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait demi tercapainya pembangunan manusia dan kebudayaan melalui kebijakan-kebijakan koordinatif yang bermanfaat bagi masyarakat.
Tidak asing bagi kita ketika melihat Puan Maharani bisa menghadiri beberapa tempat dalam sehari, bahkan untuk kota yang berbeda. Misalnya, setelah mendampingi Presiden kemudian membagi-bagikan "Kartu Sakti", Puan Maharani langsung melanjutkan kegiatannya untuk mengunjungi tempat-tempat lain, atau untuk melakukan rapat-rapat koordinasi terkait persiapan Sea Games Malaysia, Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, Ratas/Rapat Setingkat Menteri untuk membahas tentang kesehatan, pendidikan, keagamaan, pembangunan desa, perlingungan terhadap anak dan perempuan, atau penguatan strategi untuk menyukseskan revolusi mental.
Kegigihan kerja Puan Maharani sebagai Menko PMK, bagi sebagian orang amatlah biasa-biasa saja atau banyak juga yang nyinyirmelihatnya, tapi sebagai Menko yang bertugas untuk melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian memang begitulah tugas Puan Maharani. Posisinya tidak mengharuskannya untuk ikut campur dan membuat kebijakan antar Kementerian menjadi silang sengkarutkarena "kelatahannya" untuk membuat gebrakan sebagaimana kebijakan-kebijakan Kementerian teknis.
Senin kemarin, Puan Maharani berbicara tentang pentingnya penguatan Jaminan Kesehatan Nasional melalui program BPJS Kesehatan pada acara Sarasehan Nasional dan HUT ke-49 BPJS Kesehatan. Lalu hari ini, Puan Maharani melanjutkan kerjanya dengan meresmikan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di Desa Joho, Prambanan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sebagai Menko PMK, Puan Maharani menyadari betul, bahwa membangun manusia bisa dicapai, salah satunya, dengan membangun infrastruktur dan memberikan fasilitas bagi masyarakat, dan air merupakan salah satu kebutuhan tak tergantikan, yang ketika ia kurang (apalagi hilang), membangun manusia akan semakin sulit.
Membangun manusia, bagi Puan Maharani adalah membangun pola pikir melalui pendidikan, kesehatan, kebudayaan serta berbagai elemen lain yang kemudian diperkuat dengan tersedia fasilitas melalui pembangunan infrastruktur. Menurut Puan Maharani, "membangun manusia tidak pernah sederhana. Oleh karenanya, perlu kerja keras dan kegigihan yang luar biasa".
 Dari berbagai kerja koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian yang telah dilakukan, kita tidak bisa menutup mata terhadap kegigihan, semangat, dan etos kerja Puan Maharani dalam melakukan kerja pembangunan manusia dan kebudayaan yang hasilnya tampak dan terlihat nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H