Mohon tunggu...
Ahmad Gaus
Ahmad Gaus Mohon Tunggu... Dosen - Seorang yang gemar menulis

Imagined word, imagined world

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Valentine Senja

14 Februari 2014   10:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:50 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebatang pohon coklat dan strawberi. Kita menanamnya di bukit itu, pada suatu senja. Berlumut waktu siang dan malam. Penantian yang panjang. Hujan panas tak lekang.  Kita menyambanginya saban petang. Menebarkan pupuk sambil merawat angan-angan. Lalu kita berlari mengejar impian di antara pohon-pohonnya yang mulai rimbun. Rindu telah menguning di pucuk-pucuk daunnya. Dan kita tak tahu lagi dimana harus menyembunyikan hasrat yang meronta ingin berpelukan. Waktu yang datang dan pergi seperti musim panas dan penghujan. Laut pasang surut. Di tengah-tengahnya angin pancaroba yang ganas menerbangkan segala impian. Kini aku hanya bisa menghitung langkahmu dalam remang bayang-bayang. Kaki-kaki yang jenjang. Purnama yang mungkin tak lagi berbinar. Tapi aku akan tetap menunggumu di bukit itu. Mungkin nanti engkau akan datang menemuiku. Pada suatu senja.

Jakarta, 14/2/2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun