Mohon tunggu...
Ahmad Gamal
Ahmad Gamal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kerusuhan Pengemudi Taksi sebagai Konflik Antarkelas

23 Maret 2016   05:28 Diperbarui: 23 Maret 2016   11:33 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah sebaiknya menghindari usulan untuk menderegulasi usaha taksi konvensional. Yang perlu dilakukan adalah membuat aturan yang berlaku bagi usaha taksi konvensional berlaku juga bagi taksi daring, bukan justru menghilangkan peraturan sama sekali. Perlu diingat, bahwa peraturan dibuat bukan hanya sekedar untuk menyeragamkan layanan, tetapi juga untuk melindungi kepentingan konsumen.

Di tingkat nasional, pemerintah perlu konsisten dalam menerapkan kebijakan. Presiden dan para pembantunya harus berembuk untuk menentukan langkah yang terbaik. Mereka seharusnya satu suara mengenai kebijakan publik. Tidak sepantasnya lagi muncul ke publik kesan bahwa presiden dapat mengintervensi seorang mentri saat membuat kebijakan publik dan menegakkan aturan usaha. Seandainya memang intervensi tersebut dilakukan, tidak sepatutnya menjadi tontonan publik demi memenangkan hati pemilih.

Semua langkah-langkah ini tidak akan lengkap apabila di tingkat daerah tidak ada perbaikan serius dan mendasar terhadap kapasitas dan kualitas transportasi public. Sejauh ini, di provinsi DKI Jakarta, hanya bergulir wacara penggantian bus-bus lama yang tidak layak beroperasi. Seharusnya ada wacana serius untuk mengintegrasikan layanan Transjakarta dengan layanan transportasi komersial yang lain. Seharusnya layanan komersial semakin diarahkan untuk menjadi badan hukum milik negara yang bersubsidi sehingga layanan transportasi umum menjadi semakin murah dan dapat diandalkan. Perlu diingat bahwa taksi seharusnya tidak dianggap sebagai sarana transportasi publik karena dari segi harga hanya akan dapat diakses oleh kalangan berpunya.

Penulis adalah kandidat Doktor Perencanaan Kota dan Wilayah di University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun