Mohon tunggu...
Ahmad Furqon
Ahmad Furqon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa kupu-kupu yang suka mendiskusikan hal-hal yang terlintas di pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Merealisasikan Program DRPPA: Sosialisasi Anti-Bullying di MII Wiroditan Bojong Pekalongan

18 November 2024   19:05 Diperbarui: 19 November 2024   00:09 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: PDD KKN 60 UIN Gus Dur Kel. 36

Sekolah merupakan salah satu lingkungan yang mempunyai potensi terjadinya perundungan. Oleh karena itu, tindakan preventif perlu dilakukan untuk mencegah meningkatnya perilaku perundungan yang marak terjadi di lingkungan sekolah. Perundungan memiliki dampak yang cukup buruk dalam berbagai aspek, salah satunya adalah intelektual.

Salah satu tindakan preventif tersebut yakni sosialisasi anti bullying yang dilakukan oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 60 UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Kelompok 36 di MI Islamiyyah Wiroditan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan pada tanggal 14 November 2024. Sosialisasi ini merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan guna merealisasikan program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA).

Kegiatan ini dilangsungkan dengan cara mengumpulkan seluruh peserta didik MI Islamiyyah Wiroditan kelas 4, 5, dan 6 di salah satu ruang kelas, dan diisi dengan sosialisasi anti bullying oleh mahasiswa KKN UIN K.H. Abdurahman Wahid Kelompok 36 Desa Wiroditan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan.

Rangkaian acara sosialisasi diawali dengan perkenalan mahasiswa KKN dilanjutkan dengan memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang perundungan. Untuk menggugah semangat dan ketertarikan anak-anak pada sosialisasi ini, sebelum pemaparan materi anti bullying dilakukan ice breaking terlebih dahulu.

Kemudian Mahasiswa KKN memaparkan materi anti bullying. Materi tentang pencegahan perundungan dipaparkan oleh mahasiswa KKN dengan cara yang interaktif dan mudah dipahami. Mereka menjelaskan berbagai bentuk perundungan yang sering terjadi, baik secara fisik maupun verbal, serta dampaknya terhadap korban. Lebih jauh, mahasiswa KKN memberikan tips dan cara-cara untuk menghindari perundungan, serta bagaimana cara melaporkan jika mereka menjadi saksi atau korban perundungan.

Untuk semakin memeriahkan suasana, sesi sosialisasi ini juga dilengkapi dengan kuis menarik yang melibatkan seluruh siswa. Mereka yang berhasil menjawab dengan tepat mendapat hadiah berupa reward yang telah disediakan oleh Mahasiswa KKN. Kuis ini tidak hanya menambah semangat para siswa, tetapi juga menjadi sarana efektif untuk memastikan pemahaman mereka tentang materi yang telah disampaikan.

Baca juga: Pencegahan perundungan sejak dini: Sosialisasi anti-bullying di RA Muslimat NU Wiroditan

Kegiatan ini ditutup dengan foto bersama antara mahasiswa KKN dan seluruh peserta, serta penyerahan kenang-kenangan dari mahasiswa KKN kepada pihak sekolah sebagai simbol kerja sama yang baik. Kepala Sekolah MII Wiroditan, Bapak Badrut Tamam, S.Pd., menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan ini. "Kami sangat mendukung program ini, dan berharap sosialisasi anti-bullying ini dapat memberikan dampak positif, terutama dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan ramah bagi anak-anak," ujarnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk merealisasikan program DRPPA yang digagas oleh Pemerintah Desa Wiroditan Bojong, yang bertujuan untuk menciptakan desa yang peduli terhadap hak-hak perempuan dan anak, serta bebas dari kekerasan dan perundungan. Diharapkan, dengan adanya sosialisasi ini, kesadaran siswa, guru, dan masyarakat sekitar tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang aman bagi semua anak semakin meningkat.

Sosialisasi tersebut merupakan kegiatan yang bersifat preventif, yang bertujuan untuk mengedukasi dan memberikan pemahaman sejak dini tentang bahaya perundungan. Harapannya, dengan adanya sosialisasi ini, para siswa dapat lebih peka terhadap berbagai bentuk perundungan yang mungkin terjadi di sekitar mereka, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih berani melaporkan tindakan perundungan yang mereka saksikan atau alami, serta memahami pentingnya untuk saling menghargai dan menghormati perbedaan. Dengan upaya pencegahan yang dilakukan secara bersama-sama, diharapkan perundungan dapat diminimalisir, dan lingkungan sekolah pun menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi setiap siswa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun