Mohon tunggu...
Ahmad Firman Sidiq
Ahmad Firman Sidiq Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S2 TEP Universitas Adi Buana Surabaya, Guru SDN Banjaragung 1 Kec. Puri Kab. Mojokerto

Menonton film sejarah adalah salah satu hobi saya, Belajar dengan anak didik adalah kenikmatan tersendiri untuk selalu berbagi dan mengasah diri untuk menuju sukses. "Jika kamu mengejar sesuatu yang benar-benar kamu pedulikan, kamu tidak perlu dipaksa. Visi itu akan menarikmu."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menuju Sekolah Wisata Literasi

4 Juli 2022   15:00 Diperbarui: 4 Juli 2022   15:11 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Kumpulan Puisi Siswa, dokpri

MOJOKERTO - SDN Banjargung 1 berbenah untuk mewujudkan sekolah yang lebih maju. Sekolah Dasar di wilayah kecamatan Puri kabupaten Mojokerto ini yang berada di perbatasan wilayah kota Mojokerto  mempunyai jargon "Sekolah Hebat, Maju Terus”. Dengan jargon tersebut menuntut semua warga sekolah, guru dan para siswanya untuk mewujudkan sekolah yang lebih baik, unggul dan berkarakter. Program ke depan yang akan di garap adalah menciptakan sekolah wisata literasi. Sehingga saat mulai masuk hingga keluar dari sekolah ini terasa kita berwisata dengan berbagai macam media-media yang menyuguhkan kita untuk terus membaca. Dengan seperti itu, SDN Banjaragung 1 menciptakan ciri khas sekolahnya sendiri.

Sekolah wisata literasi yang akan dibuat mempunyai harapan besar dapat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan penerapan kurikulum Merdeka. Salah satu gebrakan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah Merdeka Belajar. Program ini menonjolkan ”literasi baca” sebagai fokus pengembangan sumber daya manusia Indonesia.

Konsep literasi baca di sini mengacu pada laporan Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) sebagai ukuran tingkat literasi siswa. Sebelumnya PISA memang menjadi rujukan kebijakan pendidikan kita, hanya tidak secara resmi. Kebijakan Merdeka Belajar secara eksplisit mencantumkan PISA sebagai tolok ukur resmi sehingga menjadikan konsepsi literasi baca PISA sebagai acuan utama. Bagaimana bentuk konkret kebijakan pendidikan literasi baca dengan gol PISA?

Secara terminologi, literasi baca adalah kegiatan yang melibatkan keterampilan kognisi dan linguistik untuk tujuan tertentu. Ketika berhadapan dengan teks, seseorang akan menjalani rangkaian proses membaca dari memahami, menggunakan, mengevaluasi, hingga merefleksikan teks. Proses akan berjalan otomatis bagi siswa yang terampil. Bagi yang tidak, mereka akan terantuk di tahapan krusial membaca, yakni kemampuan evaluasi dan refleksi. Krusial karena untuk bisa mumpuni dalam dua kemampuan tersebut dibutuhkan proses pembelajaran terstruktur. Puncak literasi baca adalah ketika siswa suka pada kegiatan baca itu sendiri. Nilai kebaikan dari kegiatan baca adalah siswa tahu kebutuhan apa yang bisa dipenuhi dengan kegiatan membaca: mencari informasi, hiburan, dan lain-lain. Konsep literasi baca menumbuhkan potensi siswa untuk aktif berpartisipasi dan bersumbangsih di berbagai bidang, termasuk sosial ekonomi.

Hal yang sama berlaku untuk menulis. Saat ini, bahkan panggilan telepon telah digantikan oleh pesan instan dan komunikasi berbasis teks, membuat kemampuan membaca menjadi lebih penting. Namun di luar tingkat fungsional, keaksaraan memainkan peran penting dalam mengubah siswa menjadi warga negara yang terlibat secara sosial. Menurut 3P Learning, mampu membaca dan menulis berarti mampu mengikuti peristiwa terkini, berkomunikasi secara efektif, dan memahami masalah yang membentuk dunia kita.

Pengembangan literasi harus menjadi upaya gabungan antara rumah dan sekolah. Berikut adalah beberapa hal yang SDN Banjaragung 1 dapat lakukan untuk mendukung keterampilan literasi pelajar usia dini di tingkat sekolah dasar untuk menuju sekolah berbasis literais : 1) Dorongan membaca, membaca adalah pilar pertama literasi, jadi doronglah siswa untuk membenamkan diri di dalamnya secara sering dan mendalam. Ini harus melibatkan eksposur ke berbagai genre yang berbeda, seperti surat kabar, novel, komik, majalah, film, materi referensi, dan situs web. 

SDN Banjaragung 1 membiasakan 15 menit pertama untuk pembiasaan membaca dan menulis; 2) mendiskusikan teks bersama, mendiskusikan secara aktif apa yang telah dibaca mendorong siswa untuk membuat koneksi dan berpikir secara mendalam tentang ide-ide yang terkandung dalam teks. Tindak lanjuti membaca atau melihat teks dengan diskusi tentang apa yang membuat pelajar berpikir dan merasakan; 3) Menggunakan permainan dan aktivitas yang mendukung pengembangan literasi. Contohnya menulis cerita setengah halaman yang menggunakan kata atau frase baru dan tidak biasa, menjelaskan orang atau objek dengan kata sifat sebanyak yang dapat siswa pikirkan, perburuan informasi: menjelajahi web untuk menemukan fakta tentang topik tertentu dalam kerangka waktu yang ditentukan, rekap plot novel atau film dengan kata-kata siswa sendiri (seiring kemajuan pelajar, mereka dapat mencoba melakukannya dengan kata-kata sesedikit mungkin), mengadakan kompetisi untuk melihat siapa yang dapat menemukan kata berima sebanyak mungkin, mulai dari kata tertentu. Siswa juga bisa menulis puisi atau lagu dengan pantun; 4) Memanfaatkan perpustakaan, melibatkan anak-anak dalam sejumlah besar teks mendorong mereka untuk menyelami dan menjelajah. Tidak ada tempat yang lebih baik untuk melakukan ini selain sekolah atau perpustakaan komunitas.

Hasil konkret dari program literasi ini adalah tercetaknya buku kumpulan puisi dari siswa kelas 1 sampai kelas 6 dan para guru. Buku siswa berjudul “Coretan Mutiara Hati” yang di dalamnya terdapat 95 puisi anak. Dan buku dari para guru berjudul “Sketsa Pena Senja” yang didalamnya terdapat 94 puisi. Buku tersebut diterbitkan di TEMALITERA yang beralamatkan di jalan Palem Kartika I-03 Perum Japan Asri, Japan, Sooko Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Pembiasaan menulispun tidak terhenti di situ saja, akan tetapi masih ada target kedepan bahwa setiap siswa mampu menulis dan mencetaknya khusus 1 buku.

Kegiatan yang masih terus dikerjakan adalah mendesain kelas dan sekolah yang dapat menumbuhan minat baca siswa, salah satunya membuat sudut baca di setiap kelas dan di ruang yang sering di lewati atau ditempat siswa. Setiap lorong sekolah di buat madding yang memuat jurnal kegiatan dan tulisan siswa. Tidak hanya di lorong saja, di setiap tempat duduk yang berada di halaman sekolah di buat semacam papan berdiri yang memuat sinopsi cerita sebuah buku, itu digunakan untuk membuat rasa penasaran siswa untuk membaca selengkapnya buku tersebut di perpustakaan.

Kedepan bukan hanya literasi baca tulis dan numerasi yang akan kita terapkan, tetapi literasi yang lainpun harus di wujudkan yaitu literasi sains, literasi digital, literasi budaya dan literasi finansial. Dengan diterapkannya berbagai literasi tersebut tidak sulit untuk menciptakan sekolah wisata literasi.

Buku Kumpulan Puisi Guru, dokpri
Buku Kumpulan Puisi Guru, dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun