Nurlat, pemilik bengkel motor di Cikande, Serang, Banten, memulai usahanya dari hobi memperbaiki motor. Dengan wawasan dan keinginan kuat, bengkelnya berdiri pada tahun 2016. Modalnya cukup untuk membuka bengkel dan dia memiliki pengetahuan yang mendalam tentang kendaraan roda dua.
Proses produksinya dimulai dengan penerimaan motor dari pelanggan, diperiksa oleh mekanik, dan setelah analisis masalah, ditentukan perkiraan biaya dan pemilihan spare part yang diperlukan. Mekanik memperbaiki dan mengganti bagian yang rusak, dilakukan pengujian dan uji coba, dan motor diserahkan kembali kepada pelanggan dengan informasi yang jelas mengenai pekerjaan yang telah dilakukan.
Strategi dalam memperoleh bahan baku merupakan keunggulan bengkel ini. Nurlat pintar dalam berbelanja, seringkali mendapatkan bahan dari agen-agen penjual dengan harga lebih terjangkau. Ini memungkinkannya menjaga kualitas layanan sambil mengendalikan biaya.
Untuk meningkatkan kualitas, Nurlat memberikan pelatihan kepada mekaniknya dan mengandalkan promosi dari mulut ke mulut untuk menarik pelanggan baru. Layanan yang cepat, responsif, serta keramahan dan totalitas dalam melayani pelanggan menjadi fokus utama.
Dalam hal sumber daya manusia, Nurlat bekerja sama dengan teman atau anggota keluarga yang berpengalaman dalam memperbaiki kendaraan roda dua. Dia juga memberikan arahan kepada para pekerja agar mereka dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
Bengkel Nurlat dilengkapi dengan peralatan canggih seperti mesin las, mesin gerinda, mesin bor, serta berbagai peralatan kunci dan alat tambal ban. Jenis-jenis bahan yang digunakan antara lain busi, oli, ban, lampu, bearing, kampas rem, kampas kopling, dan sebagainya.
Dari pendapatan kotor harian minimal 200.000 yang dipotong 30% untuk karyawan, yang setara dengan 60.000 untuk tiga karyawan atau 20.000 per karyawan, sisa bersihnya adalah 140.000. Dalam sebulan berarti mencapai 4.200.000 setelah pengeluaran bulanan sebesar 1.500.000, pendapatan bersihnya adalah 2.700.000. Â
Nurlat memiliki strategi untuk mengembalikan modal usahanya dengan cara berusaha hemat biaya dan memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. Namun, dia juga menghadapi kendala seperti kesulitan mendapatkan bahan baku dan peralatan yang bisa rusak. Untuk mengatasinya, Nurlat mencari toko alternatif dan memberikan pelatihan terus-menerus kepada stafnya, semoga dapat terus maju dan mengatasi setiap masalah yang muncul dalam mengelola bengkelnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H