Pergi Tak Kembali

Kau pergi tanpa kata, tanpa pesan yang tertinggal, 

meninggalkan ruang kosong, hampa dan kelam, 

seperti bayang-bayang yang perlahan memudar, 

lenyap ditelan waktu, tak pernah pulang. 

Tak ada jejak yang tersisa, hanya kenangan, 

membekas dalam hati yang tak lagi utuh, 

tiap detak penuh dengan sunyi yang menyesakkan, 

seolah takkan ada yang bisa menggantikanmu. 

Pergi tak kembali, kau menjadi kisah yang pudar, 

sebuah cerita yang tersimpan dalam hati yang rawan, 

namun tetap menggema dalam diam dan sepi, 

meninggalkan luka yang tak pernah sembuh sendiri. 

Malam-malam terasa panjang, tak lagi sama, 

sebab cahayamu telah hilang entah ke mana, 

hanya tersisa bayang-bayang masa lalu, 

menari dalam kelam, menyesakkan rasa rindu. 

Kini, aku menapaki hari dengan ingatan, 

menggenggam erat sisa-sisa yang kau tinggalkan, 

meski sadar, waktu takkan mengulang, 

dan kau takkan pernah kembali dalam pelukan. 

Pergi tak kembali, kau menjadi nyala yang pudar, 

namun cahayamu tetap bersinar di dalam dada, 

sebagai kisah yang tak lekang oleh waktu, 

meski kita berjarak, dalam hati kau tetap satu.