Mohon tunggu...
Ahmad Fawaid
Ahmad Fawaid Mohon Tunggu... Guru - Guru bimbingan Konseling di ar rohmah iibs Malang

idealis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Palangkaraya Punya

16 November 2014   01:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:43 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ku menemukan mimpi dalam sejarah

Ku menemukan mimpi dalam tapak menuju pulang

Ku menggapai mimpi dalam jejak  tangis

Ku menemukan kesejukan mimpi  lewat doa di pertiga malam

Ku mendekati mimpi dengan  kesengsaraan

Kini satu, dua dan seterus-nya  mimpi menuju sebuah asa memanggil ku lewat bisikan sutra begitu halus dan indah .

Semua itu berawal dari titisan putra dan putri terbaik cucu  adam yang membesarkan lewat perjuangan yang begitu tulus  yaitu ABAH DAN MAMA

Semua itu berwal dari mimpi

Semua itu berawal dari doa

Dan saya tidak berfikir ini usaha saya yang begitu habat, akan tetapi ini usaha orang tua membesarkan diriku  yang begitu hebat.

Dalam sebuah deary kecil pemberian orang istimewa di hari yang istimewa  tepat di hari ulang tahun ku, ku tulis  asa tentang  sebuah mimpi  dengan tema”DENGAN MENULIS AKU BISA DAN DENGAN TULISAN AKU HIDUP” . Dan kini khayalan kalisik dan usang itu terjadi dan terbukti, teringat note anis baswedan, anak kecil kalok di tanya mau jadi apa besar nanti ?

Meraka mudah menjawabnya, tapi ketika ditanya apa yang kamu perbuat  (berkarya) saat besar nanti ? kebanyakan mereka tidak bisa menjawab. Dan kejadian itu juga saya  rasakan teringat SD dulu ketika ibu guru menanyakan cita-cita qw slalu menjawab ingin jadi dokter dan hal itu sampai dimana ku lulus MA dan  mendaftartar kuliyah tetap mengambil jurusan kedokteran tetapi tidak di terima di balik kegagalan  itu kebermaknaan hidup yang jauh lebih indah memang  tuhan skenario yang tak tertandingi , dan  qw alihkan perhatian ku bukan  ke doteran tapi k psikologi, alhamdulilah diterima dan sampai sekarang  sudah semister lima.

Teringat dengan deary dan note anis baswedan , kini aku bisa menjawab dengan setuhan lembut pena ku lewat tulisan kini ku berkarya , dan kini qw berada di tengah-tengah  50 pemuda terbaik di seluruh indonesia dari beribu-ribu mahasiswa yang berkarya dan  berkompotisi  hanya 50 yang terseleksi menjadi terbaik pemuda dan menjadi  duta perdamain lintas agama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun