Bagi ummat Islam, dipahami secara jamak bahwa Menjalankan Ibadah haji adalah bagian dari rukun Islam. Maka, ia merupakan kewajiban yang harus (wajib) dilaksanakan, dengan syarat dan ketentuan. Intinya, ketika mampu atau "manistathoa ilaihi sabila"(baik fisik maupun nonfisik untuk menjalan) maka diwajibkan.Â
Inilah mengapa wajar kemudian Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, juga merupakan salah satu negara yang paling banyak masyarakatnya datang berkunjung ke Makkah-Madinah.Â
Dua kota suci diatas adalah tempat paling mulia dan impian seluruh ummat Islam seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Meskipun tentu saja karena jarak yang tidak dekat, dan dibutuhkan kesiapan lahir dan bathin dalam menempuh perjalanan suci ini, maka ibadah haji dalam konteks pengaturan akhirnya dibatasi oleh sistem dan bahkan kwota.
Selebihnya, dalam pandangan Iman, haji merupakan panggilan langsung dari Allah SWT kepada setiap ummatnya Nabi Muhammad-Nabi Ibrahim. Maka, tiada bisa menolak dan bagi siapa saja yang diberikan anugerah dan takdir sampai kesana. Demikian halnya tiada mungkin bisa mencegah bagi siapa saja yang ditakdirkan berangkat dan sampai disana.Â
Jalan kaki Indonesia - Makkah, bekal 200rb Perjuangan, Anugerah?Â
Kang Rasyid Kusuma, adalah warga muslim Asli Indonesia asal Kota Bekasi yang beberapa hari (memasuki hitungan sebulan) yang lalu, nyampe kembali di Indonesia. Alhamdulillah, saya berkesempatan bisa langsung sowan ngalap barokah dan doa dari beliau langsung malam ini.Â
Menurut kang Rasyid, perjalanan hajinya dengan jalan kaki, Bekasi - Makkah-Bekasi, kurang lebih ditempuh selama 14 bulan. Jarak, yang kalau kita lihat pakai google Map antara Bekasi-Makkah adalah 11.794 KM dan bisa ditempuh dengan jalan kaki (tanpa henti dan istirahat, karena perkiraan mesin) adalah sekitar 107 hari 15 Jam.Â
Beliau bercerita, berangkat keluar dari rumah pada bulan Juli 2022 dengan niat berangkat haji jalan kaki. Setelah sebelumnya, cukup lama memantapkan hati duduk bersama gurunya di Cianjur Jawa Barat, hingga akhirnya bulan Agustus 2022 setelah mendapat restu guru, perjalanan suci itu kemudian diputuskan dimulai.Â
Hanya bermodal uang 200rb, selebihnya keteguhan Iman dan restu guru dan orangtua akhirnya kang Rasyid benar-benar berangkat jalan kaki ke Makkah.Â