Dini hari, rintikan hujan menyiram Bekasi. Kulihat jam sudah menunjuk pada angka 02:30 WIB. Alamat tidak ada lagi tukang ketoprak, yang buka. Pikirku dalam hati.
Rupanya, Nasib masih berpihak. Terlihat 2 pria muda terlihat menggoreng beberapa tahu di Pinggiran Jalan, Mangun Jaya. Nah, ini yang kucari. Batinku, dan langsung tanpa pikir panjang aku pun pesan dan menunggu antrian selaku pembeli.
"bang, kok masih ada Tahu, bukannya dipasar dari kemarin pada Mogok, karena harga kedelai naik?"
Tanyaku, sambil ngantri pesanan ketoprak yang terlihat cukup menggoda lidah untuk tak kuasa menahan liur. Sesungguhnya, pesanan ketoprak ini, lebih pada karena alasan pesanan Istri dirumah yang mengeluh laper. Minta dibawai ketoprak.
Si Abang-pun menjawab, "saya kebetulan nyetok bang. Lah, kalau gak nyetok bisa gak dagang malam ini" katanya, sambil ngulek sambel kacang kedelai.
"Oh, rupanya Abang nyetok toh, pantesan..." Cerocosku.
*****
Berita Mogoknya pengrajin Tahu tempe rupanya benar adanya, batinku. Buktinya Tukang ketoprak ini, meski tahu memang langka di pasar, untungnya dia masih sedia setok yang cukup. Entah, Besok, apakah tukang ketoprak ini akan jualan ketopraknya tanpa tahu?
Soal ketoprak, tahu dan tempe adalah salah satu makanan khas Indonesia yang terbuat dari bahan dasar Kedelai. Kabarnya, harga kedelai mengalami kenaikan. Sebelumnya kisaran 9000-10.000, belakangan hingga diharga 12.000.
Inilah yang memicu para pengrajin Tahu dan Tempe melakukan protes Mogok produksi di beberapa tempat dan kota serentak di Indonesia, dan kabarnya akan berlangsung selama 3 hari, sejak 19 Februari 2022Â