Ramadhan 1441 H tinggal sehari lagi. Artinya, besok Jum'at 24 April 2020, bertepatan dengan 1 Ramadhan 1441 H---semoga tidak ada perbedaan antara ummat, meski dipahami perbedaan adalah hal biasa dan merupakan rahmat--- maka mulai besok, ummat Muslim seluruh dunia akan melaksanakan Ibadah Puasa untuk sebulan penuh lamanya.
Saat yang sama, situasi hari ini tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda segera berakhirnya penyebaran wabah COVID19. Â Bahkan dari berbagai nformasi yang beredar, penyebaran wabah COVID19 menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Setidaknya, Secara Global yang terinformasi ke public, Covid19 ini sudah menyeruak dan menelan korban jiwa hampir 184.646 jiwa, dari 2.645.251 di seluruh belahan muka bumi ini.
Sementara data korban jiwa terbanyak, adalah di Negara Adi daya dan Kuasa USA (Amerika Serikat). Terakhir ter-update Jumlah korban jiwa di Amerika adalah 48.000 sekian, dari 800rb-an yang terjangkit dan terpapar Covid19. Untuk Indonesia, saat ini korban terus bertambah dan mendekati angka 1000an Versi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan diperkirakan akan terus bertambah. Sementara data resmi, korban jiwa akibat COVID19 di Indonesia mencapai 635 jiwa dari yang sudah terjangkit mencapai 7418 orang.
Data Jumlah korban diatas, tentu membuat kita semua kwatir, sedih dan bahkan mungkin takut. Sehingga sangat wajar dan beralasan jika Pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan pembatan social berskala besar (PSBB). Yang kemudian didukung oleh beberapa organisasi ke-agamaan misalnya MUI, NU, Muhammadiyah dll kemudian mengeluarkan fatwa untuk melaksanakan ubudiyah (rangkaian kegiatan Ibadah) cukup dirumah dan tidak keluar dst.
Meski kebijakan diatas menuai beberapa kritik---kenapa tidak sedari awal dilakukan lockdown dst---, tapi point pentingnya, Negara melalui Pemerintah yang sah, baik local (daerah) maupun Nasional (pusat) telah mengeluarkan kebijakan sebagai bentuk ikhtiar untuk pencegahan wabah Covid19 agar tidak meluas dan lebih massif lagi sebagaimana Negara-negara lainnya di belahan bumi tercinta ini. (Oh ia, baru kemarin sehari yang lalu Bumi ini diperingati sebagai hari Bumi)
Ramdhan Ini berbeda, kita Ambil HikmahnyaÂ
Bagaimanapun, kondisi hari ini sudah terjadi, kita mengalaminya bersama dan seluruh duniapun merasakan suasana --yang mungkin--- tidak jauh berbeda dengan yang kita alami hari ini. dan waktupun terus berputar. Esok hari, bagi kita yang beragama muslim telah dianugrahi momentum yang Istimewa yaitu bulan Ramadhan. Bulan yang dijanjikan sebagai bulan Pengampunan, Penuh Rahmat dan kemenangan.
Ramadhan kali ini, jelas dan pasti berbeda dengan Bulan-bulan Ramadhan sebelumnya. Jika ramadhan sebelumnya, Ummat muslim menjalaninya dengan normal maka bulan Ramadhan ini, kita semua dibatasi oleh kondisi. Tidak boleh dan tidak bisa dengan leluasa lagi menjalankan Tarawih, I'tikaf, Tadarrusan berjamaah dan kesunahan di bulan Ramadhan lainnya yang melibatkan banyak orang. Bahkan Mudikpun sejak 24 April 2020 nanti dilarang oleh pemerintah Pusat.
Sebagai kaum beriman (Muslim), tentu kita semua percaya bahwa tidak ada satupun kejadian yang lepas dari takdir Allah. Sehingga, COVID19 sejatinya memberikan banyak pelajaran dan hikmah bagi ummat Manusia. Salah satunya adalah betapa lemahnya kita sebagai manusia. Untuk sekedar melawan makhluq kecil bernama Covid19 pun, tidak ada satupun yang mampu tanpa pertolongan Dzat yang maha Hidup dan menganugerahkan kehidupan.
Mumpung kehidupan ini belum diambil kembali oleh sang pemiliknya (Baca: Allah SWT), langkah paling bijak adalah mensyukurinya dengan memperbanyak bertubat (istighfar) atas apapun yang telah kita perbuat sebelumnya. Kemudian memperbarui ke-Iman-an dan meningkatkanya di bulan Ramadhan ini. Dalam situasi Puasa, tentu kita diajarkan secara langsung dan praktek bagaimana menahan segala keinginan duniawi dan syahwati dalam waktu yang telah ditentukan.