Saat itu, 1500-an tahun lalu, disebutlah sebagai Tahun Gajah. Bersamaanpenyerangan Abrahah ingin menguasai Ka'bah. Tanah Arab, saat itu diliputi ma'siyah
Kejahatan sedang berkuasa, Kekejaman merajalela. Simiskin takpunya lagi harapan. Sibodoh, dijadikan bulan-bulanan. Perempuan menjadi korban, Anak-anak dicampakkan. Bahkan tanpa memperoleh pendidikan. Itulah kegelapan, Saat kebenaran dan keadilan tak mampu lagi diejawantahkan.
Tapi, Tuhan maha berkehendak dan kuasa. Melahirkan sosok manusia, dari rahim Ibunda mulia. Dialah Bunda Aminah, sang istri tercinta dari Ayah bernama Abdallah. Saat Muhammad dilahirkan, Ayahnya telah pergi dipanggil duluan. Lahir dalam keadaan yatim, bukan halangan
Muhammad Kecil, tumbuh penuh dengan ujian. Tak selang lama, Bunda muliapun menyusul keharibaan. Hidup Sebatang kara, tanpa ayah dan bunda. Muhammad Sabar, tanpa kenal putus asa. Sang kakek, dan paman adalah gantinya.
Singkatcerita, Muhammad Tumbuh Remaja dan kemudian dewasa. Cahaya kenabian, telah tertanda sejak kelahirannya. Meskipun pada saat yang sama, Ujian dan rintangan takpernah berhenti hingga akhir hayatnya.
Ancaman pembunuhan, Boikot Ekonomi dan kelaparan, Penghinaan, cacian, cemoohan Dan seabrek perlawanan dari kaum Quraisy yang tak berkesudahan
Tapi Muhammad Sabar dan Tetap menawan. Tapi Muhammad Membalas semuanya dengan senyuman, tapi Muhammad takpernah menyerah dan bahkan dermawan Karena hidup matinya, adalah milik Alloh sang pujaan.
Diakhir episode kehidupannya, Muhammad meninggalkan 2pusaka mulia. Ya, Al-Qur'an dan sunnahNya. Barangsiapa ingin selamat, maka pegang lah erat-erat keduanya
Hari ini, adalah tepat dimana sang juru Syafa'at itu dilahirkan. Seluruh dunia, saat ini mengenangnya dengan beragam acara dan kegiatan. Semuanya, tak akan sebanding dengan cinta Muhammad Kepada Ummat yang tiada padan. Bahkan saat diujung umurnya, siapakah yang dia sebut?Saat malaikat maut, dengan malu-malu menjemput, siapakah yang diingat? Bahkan dia hanya ingat pada kita semua, "ummati....ummati...ummati...", Lalu telah sepadankah cinta kita padaNya?
Tidak, bahkan seujung kuku pun kita tidak pernah menunjukkan cinta. Terhadap ajaran-ajarannyapun kita lupa. Maafkan kami, Muhammad ku Terimalah cinta secuil ini, meskipun kami malu untuk mengaku. Oh....Muhammad ku, Oh Muhammad ku hanya syafaatmu yang akan menolongku dan semua ummatMu..
*Puisi ini rencananya, akan dibacakan oleh salah satu Kader Karangtaruna, dilingkungan RW.15, Jejalen Jaya, Tambun Utara, Bekasi, dalam momentum Maulid yang akan dilaksanakan tepat pada hari kelahiran Nabi Agung Muhammad yang bertepatan dengan Hari Jum'at, 1 Desember 2017