Dua hari ini---sebetulnya, sejak lama disetiap kesempatan, saya selalu takbosannya mengajak kawan-kawan dekat, atau bahkan yang barusaja kenal, untuk menulis--- dan menjadi member di Kompasiana. layaknya marketing, saya memprospek  kawan-kawan tersebut, untuk bersemangat menuangkan ide dan gagasannya melalui tulisan. Inilah bentuk sederhana, campaig literasi yang saat ini bisa saya lakukan, diluar pekerjaan saya menjalankan profesi.
Dunia digital meniscayakan semua hal dilakukan melalui media internet. Tak terkecuali dunia tulis menulis dan budaya literasi. Kompasiana, saya kira, merupakan salah media blogging terlengkap dan efektif bagi siapa saja yang sekedar ingin menyalurkan hobi, bercurhat ria, menyebarkan informasi, belajar menulis, beriklan untuk perusahaan, mencari perlombaan untuk mendapatkan hadiah hingga campaign kebaikan, edukasi dan apapun berkaitan dengan penulisan.
Kesimpulan saya ini, tentunya membuka tantangan kepada siapasaja, untuk membandingkan dengan blogging citizen jurnalisme yang disediakan oleh beberapa mediaonline nasional yang saat ini ada.
Dalam rangka kampanye sebagaimana saya ceritakan diatas, ada pengalaman menarik, yang barusaja terjadi. Salah satu kawan, terprovokasi untuk langsung minta bimbingan membuat akun kompasiana. Sayang, karena koneksi internet yang tidak maksimal, akhirnya kawan saya harus menelan kecewa, belum bisa membuat akun kompasiananya.
Tak putus asa, saya menyarankan kepada kawan saya  untuk segera mencoba beralih, menggunakan modem terbaru, wifi M5 yang dikeluarkan oleh Smartfren. Yang konon, supercepat dan anti lelet tersebut. karena memang hidup  di dunia digital di era milenial jaringan internet sangat menentukan aktivitas apapun, tak terkecuali meraih gaya hidup literasi, dengan penuh live smart itu pasti.
Pendek kata, saya meyakini dan merasakan betul, bahwa betapa manfaat menulis itu bisa didapatkan dengan saya bergabung dan menjadi member di Kompasiana. Sampai disinipun, kesannya, saya benar-benar team marketing kompasiana. Yah, setidaknya dengan bertambahnya member di Kompasiana, saya menambah saudara baru sesama kompasianer. Apakah setelah menjadi member yang bersangkutan aktif ataukah tidak, tidak mempengaruhi apapun pada saya dan kompasiana. Menulis tetaplah musti dilakukan sebagai giat positif hingga kemudian menjadi kebiasaan yang menyenangkan.
Teringat, salah satu nasihat sahabat lama, Nurani Soyomukti. Yang merupakan penulis muda produktif---puluhan buku telah ditulis dan diterbitkan---dan tokoh penggagas literasi di kota Trenggalek, Jawa Timur. Nasihatnya sangat sederhana, "kepingin bisa menulis, tidak ada cara khusus, ya menulislah".
Dalam salah satu event di Kompasiana, saya pernah menulis lumayan panjang tentang Nurani Soyomukti ini, kaitannya dengan apa yang dilakukannya sebagai gerakan literasi. Lihatlah disini (Nurani Soyomukti, Mantan Aktivis Jalanan Penggerak Budaya Literasi dan Perlindungan Anak, meskipun, akhirnya tulisan tersebut tidak masuk nominasi, apalagi pemenang. Tapi paling tidak, secara dokumentasi tulisann tersebut, hingga saat ini masih bisa dibaca. Demikian juga tulisan-tulisan lainnya, yang pada saatnya nanti, saya yakin bisa disempurnakan sesuai dengan kaidah penulisan yang benar dan baik.
Dengan begitu, belajar menulis tidak perlu jauh-jauh dan bayar mahal. Cukup sediakan kuota internet---dengan mencoba produk baru modem wifi M5 keluaran smarfren yang terjangkau--, kemudian nikmatilah hidup, jadilah member kompasiana dan aktiflah menulis apasaja sesukamu disana. Tapi ingat, hindari hoax dan ujaran kebencian adalah harga mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H