Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Nama saya Ahmad Fauzi, hobi saya sepak bola dan futsal, selain itu saya juga hobi menulis artikel tentang sosial, sejarah dan politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kampus Mengajar 7, Wajah Pendidikan di Sudut Kota

18 Juli 2024   02:15 Diperbarui: 18 Juli 2024   02:19 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar pribadi / Kampus Mengajar 7 SMP Satap Sayar) 

Di semester 4 ini puji syukur atas kemudahan dan kemurahan dari-Nya, aku diberikan kesempatan untuk kembali mengikuti Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) jika di semester 3 lalu aku berkesempatan untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa merdeka angkatan 3 inbound Universitas Negeri Medan, dimana selama 4 bulan di sana aku mendapat kesempatan untuk menelusuri keindahan alam serta mengenal jauh budaya yang ada di Kota Medan, Sumatera Utara. maka pada semester 4 ini aku kembali mendapatkan kesempatan untuk lolos diprogram MBKM lainnya yaitu program kampus mengajar angkatan 7 dengan sekolah penugasan SMP Satu Atap Sayar Kota Serang.

SMP Satu Atap Sayar merupakan salah satu SMP yang masih berbentuk satu atap dimana satu atap berarti sekolah ini masih berbagi atap dengan sekolah SD dan artinya di sekolah ini kami memulai kegiatan belajar mengajar setengah hari yang dimulai setelah dzuhur atau setelah sekolah SD selesai. Meskipun sekolah ini masih berada di wilayah Kota Serang, namun pada kenyataannya lingkungan sekolah ini berbeda dari sekolah-sekolah perkotaan pada umumnya karena memang letak geografis sekolah ini berada jauh dari pusat perkotaan, sehingga banyak sekali hambatan dan rintangan yang aku dan teman-teman kelompok ku alami selama penugasan disini, meskipun pada akhirnya aku sadar bahwa setiap rintangan dan hambatan yang aku alami itu membentuk aku menjadi pribadi yang lebih tangguh dan lebih baik kedepannya.

Setiap hari aku dan teman-teman kelompok ku harus melewati jalanan yang dihimpit oleh hutan dan persawahan untuk dapat sampai kesekolah, ini merupakan sebuah hal yang menarik bagiku meskipun pada awalnya aku mengira hal itu akan menjadi sebuah hambatan dalam masa penugasanku, namun dugaanku salah karena itu justru adalah salah satu keistimewaan yang aku dapat disekolah penugasan ini. Sekitar lingkungan sekolah masih sangat asri dimana kita bisa melihat banyak sekali pepohonan dengan dedaunan yang rindang di sekitar sekolah membuat aku merasa bahwa sekolah ini benar-benar istimewa karena memberikan suasana dan pengalaman yang baru bagiku.

Meskipun pada awal penugasan aku merasa akan sangat sulit menjalani 4 bulan di sekolah dengan penuh keterbatasan ini, namun lambat laun aku semakin sadar bahwa ini bukanlah sebuah keterbatasan namun justru ini sebuah privilege bagiku karena dapat berkesempatan untuk mengembangkan diri di sekolah ini, 4 bulan ini cukup membuatku sadar akan makna pendidikan yang sebenarnya dan tentang bagaimana menjadi pendidik yang baik dimasa mendatang. 

Aku merasa sangat beruntung karena selain mendapat tempat penugasan istimewa yang berbeda dari teman-teman lainnya yang mendapat sekolah penugasan di daerah perkotaan dengan fasilitas yang memadai, namun disekolah penugasan ini aku mendapt hal yang lebih dari itu, yaitu berkesempatan untuk belajar langsung dari guru-guru yang sangat hebat dan bertemu dengan siswa-siswi yang sangat luar biasa di sekolah ini. 

Karena dengan mendapat sekolah penugasan yang sangat istimewa ini aku mendapat pembelajaran dan pengalaman yang jauh lebih banyak dari teman-teman mahasiswa peserta kampus mengajar angkatan 7 pada umumnya, disini aku banyak sekali mendapat pengalaman yang sangat berharga bagi perkembangan diriku, aku merasa bahwa 4 bulan ini bukan hanya ajang mengabdikan diri bagiku namun lebih dari itu secara tidak langsung aku belajar dari siswa dan siswi serta para guru di sekolah ini tentang apa arti ketulusan dan ketekunan dalam sebuah pendidikan. Setiap hari aku melihat para siswa berjalan kaki melewati jalan yang menanjak dan turun yang dihimpit oleh persawahan serta hutan, dengan jarak tempuh yang cukup jauh mereka tetap bersemangat untuk terus melangkahkan kaki mereka demi menimba ilmu pendidikan di sekolah. 

Itu membuat aku tidak henti untuk terus merenung melihat kegigihan mereka, senyum tulus mereka seolah itu obat bagiku agar terus bersemangat memberikan yang terbaik untuk sekolah ini, mereka seolah memberi tahu aku tentang arti sebuah ketekunan yang sebenarnya. dan tidak lupa dengan guru-guru yang dari hari pertama hingga hari perpisahan selalu membimbing dan menuntun aku agar mampu beradaptasi dengan segala situasi yang ada.Di sekolah penugasan ini aku memang tidak dibekali fasilitas yang memadai untuk kegiatan belajar mengajar namun jauh lebih dari itu disekolah penugasan ini aku mendapatkan arti sebuah ketulusan dan ketekunan yang menurutku jauh lebih berarti dalam sebuah proses pendidikan. 

Kebersamaan dan keceriaan seolah menjadi obat yang menghilangkan kejenuhan dalam kegiatan pembelajaran, melihat anak-anak yang tidak kenal lelah untuk belajar membuat aku sadar bahwa di pinggiran kota ini terdapat semangat belajar yang sangat tinggi tidak peduli seberapa jauh kaki melangkah dan tidak peduli seberapa panas terik matahari mengiringi perjalanan mereka setiap hari saat pergi ke sekolah. Sampai aku kadang berpikir jika Indonesia memiliki banyak anak-anak yang memiliki semangat belajar seperti mereka aku yakin Indonesia Emas bukan hanya sebatas "kata" namun itu adalah satu hal yang suatu saat nanti akan menjadi "nyata". Senyuman, harapan, dan ketulusan mereka sesekali membuat aku haru jika mengingatnya, dan seolah menjadi obat dari rasa lelahku yang kini sedang dalam proses pembelajaran diri untuk menjadi seorang guru.

Di paragraf akhir ini aku mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang sangat berharga ini, semoga ini menjadi awal bagiku untuk terus berkontribusi dan menjadi bagian dari perkembangan pendidikan di Negeri ini. Karena menjadi guru bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran didalam kelas, namun lebih dari itu seorang guru juga bertanggung jawab untuk mampu membentuk karakter bangsa yang tangguh dan cerdas serta menjadi garda terdepan dalam setiap proses untuk terciptanya Indonesia Maju melalui pendidikan yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun