Perjuangan Ahmad Najmul, Pengusaha Muda Asal Rembang -
Jakarta - Menjadi seorang wirausaha kini menjadi impian banyak orang. Apalagi memulai bisnis dari 0 hingga pengusaha sukses akan memotivasi banyak orang dan mereka ingin mengikuti jejak pengusaha sukses. Menariknya, realitas dunia bisnis seperti kewirausahaan, sebagian besar didukung dan didorong oleh pengusaha muda. Meskipun pengusaha ini masih berusia cukup muda, pengusaha ini memiliki kisah unik dan inspiratif dimana usia 17 tahun sudah mulai usaha dan dengan kondisi kepepet. Bagaimana perjalanan bisnis pengusaha tersebut? Mari kita lihat sejarah Pengusaha Muslim Rambang ini.
Siapa Ahmad Najmul ini?
Ahmad Najmul Ma'arij lahir di Rembang, Jawa Tengah. Beliau lahir pada tahun 1996, jadi beliau masih muda. Namun siapa sangka beliau adalah pria muslim yang sangat kreatif dan inovatif dalam membangun bisnis di usia muda. Sejumlah perusahaan milik Najmul yaitu PT. Maboor Media Group di sektor ini Agensi Pemasaran Digital yang menelurkan beberapa anak perusahaan dengan konsep bagi hasil dan PT. Pendidikan Abdi Negara di bidang bimbel polri TNI dimana di dalam perusahaan ini terdapat berbagai orang penting, seperti purnawirawan Jenderal dari polri dan TNI.
Ada banyak masalah yang membutuhkan ketekunan dan perjuangan untuk berhasil. Perjuangan untuk meraih impiannya dimulai ketika Najmul, Â Panggilan akrabnya memutuskan untuk belajar di Yogyakarta dan berjanji untuk membiayai pendidikan dan biaya hidupnya. Modal dan tujuan nekat ini membuatnya menjadi orang yang mandiri selama kuliah. Najmul harus memikirkan cara untuk membayar kuliah dan hidup sederhana untuk mencapai tujuannya.
Perjalanan awal bisnis Ahmad Najmul
Semasa kuliah tahun 2013, Najmul tinggal di sebuah kost yang sangat ekonomis di dekat kandang ayam, Kemudian untuk makan sehari-hari beliau masak nasi dan lauk makannya hanya sayur yang beliau beli dengan harga Rp1500 dan tempe juga Rp1500 makanan ini berlanjut berhari-hari dan menjadi menu favorit Ahmad Najmul. Sedangkan untuk beras, beliau memiliki simpanan dari bekal orang tuanya. Dari segi sandang pun Najmul hanya membeli baju bekas yang masih layak pakai. Kesederhanaan dan perjuangan hidup inilah yang mengantarkan Najmul sampai sekarang.
Pertama, Mulanya usaha yang dijalankan oleh Najmul setelah menyelesaikan bangku sekolah menengah atas adalah menjual gelang karet custom pada tahun 2013 kemudian karena prospeknya tidak baik maka bisnis tersebut tidak berjalan lama. Berbekal penelusuran di Google, Najmul melihat bisnis yang menggiurkan dalam satu transaksi, yaitu bisnis konveksi.
Akhirnya beliau menghubungi banyak pemilik konveksi, tapi sayangnya hanya 3 konveksi yang diterima. Salah satunya dapat ditemukan di pinggiran kota. Najmul bekerja sama dengan sistem bagi hasil. Dengan pengalaman dalam pemasaran digital seperti SEO web, fanpage Facebook, dapat menyediakan pasar untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Belajar dari banyak orang
Hasil kerja sama tersebut, beliau gunakan sebagai modal untuk mendirikan usaha konvensional bernama Sablon Jogja ID. Setelah berhasil mengembangkan usahanya, Najmul semakin memperluas dan mengembangkan konveksinya. Beliau juga tetap gigih dalam mencari ilmu, informasi, dan panduan dari berbagai seminar tentang bisnis. Meskipun dalam segala keterbatasan, akhirnya hal tersebut mengantarkannya pada sosok yang semakin berkembang. Kemudian beliau juga dipercaya untuk menjadi ketua Komunitas Tangan Di Atas (TDA) Yogyakarta, sebuah komunitas wirausaha terbesar di Indonesia.
Inilah titik balik di mana akhirnya Ahmad Najmul menjadi sosok yang lebih dikenal dan dipercaya. Saat itu Witjaksono, salah satu tokoh nasional yang berhasil mengantarkan dua perusahaan IPO (Go Public) dari nol menghubunginya. Witjaksono meminta Ahmad Najmul untuk membantu memasarkan salah satu sekolah tinggi di Jogja pada Ahmad Najmul dan partner yang lain. Mulai dari situ, Ahmad Najmul semakin sering menemani Witjaksono dalam kunjungan-kunjungan beliau di Yogyakarta dan menjadi salah satu partner Witjaksono.
Berdirinya Perusahaan Digital Marketing Agency
Dengan ilmu dan kepiawaiannya dalam melakukan digital marketing, beliau pun berhasil mendirikan PT. Maboor Media Group dengan visi yang tergolong besar yakni "Melahirkan dan berkolaborasi dengan 1.000 perusahaan di tahun 2030." Hal tersebut dapat beliau wujudkan dengan misi misi berkolaborasi dan mendirikan dengan banyak perusahaan.