Mohon tunggu...
Ahmad Fauzan
Ahmad Fauzan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hoby menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampung Santri, Mbareng Jekulo

6 Juni 2022   00:15 Diperbarui: 6 Juni 2022   00:18 1961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kampung santri, Mbareng jekulo

Oleh: Ahmad Fauzan

            Sudah tidak asing lagi ditelinga kita ketika mendengar istilah pondok pesantren, maindset masyarakat ketika mendengar istilah pondok pesantren adalah tertuju pada suatu lembaga atau yayasan yang didalamnya terdapat pendidikan tentang agama islam yang para murid atau santrinya biasanya menetap tinggal dalam asrama atau bisa disebut pondok. Pondo pesantren sejatinya adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia, yang menghasilkan ulama'-ulama' di Indonesia. Istilah nama "Pesantren" berasal dari kata pe-"santri"-an, yang mana kata "santri" dalam bahasa sansekerta disebut juga dengan "cantrik" yaitu istilah pada masa Hindu-Budha bagi seorang murid yang mengabdi secara mendalam kepada seorang guru atau jika dalam istilah pesantren disebut dengan Kiyai yaitu seorang guru yang memiliki keilmuan islam yang mendalam dan memimpin sebuah pondok pesantren biasanya otomatis warga setempat akan memanggil dengan istilah kiyai. Denagan seiringnya perkembangan zaman pondok pesantren juga mengalami perubahan dalam tatanan kelembagaan yang dulunya hanya berfokus pada pengajian Al-qur'an dan kitab-kitab keagamaan saja kini sudah banyak pondok pesantren yang memadukan antara pengajian keagamaan dengan pendidikan formal seperti adanya institusi pendidikan mulai dari MI ( madrasah ibtidaiyah), MTS (madrasah tsanawiyah), MA (madrasah aliyah, bahkan ada beberapa pondok pesantren yang sudah mempunyai jenjang pendidikan perguruan tinggi seperti STAI (sekolah tinggi agama islam), atau ma'had aly yang juga memiliki ijazah yang setara dengan S1.

            Didaerah timur kabupaten kudus terdapat sebuah daerah yang terkenal dengan nama kampung santri, tepatnya berada di jl. Sewonegoro, jekulo, kabupaten kudus. Selain dikenal dengan nama kampung santri, pondok yang berada di daerah ini akrab dengan masyarakat sekitar dengan sebutan pondok Mbareng, nama nama Mbareng berasal dari nama dukuh yang berada di salah satu dukuh didesa hadipolo yaitu tempat pemberhentian kereta api pada zaman dulu.  Para santri zaman dulu menganggap pondok pesantren yang berada di jl. Sewonegoro ini berada di daerah Mbareng dan hingga saat ini terkenal dengan sebutan pondok Mbareng. Pondok yang pertama kali berdiri di kampung santri yaitu pondok "Al-qoumaniyah" berdiri sejak tahun 1918M oleh KH. Yasin yang dilatar belakangi dengan 3 anak yang nyantri kepada KH. Yasin yang diantaranya adalah H. Abdul Hamid dari klaling, melihat hal tersebut kemudian kyai Sanusi yaitu guru sufi beliau menyarankan kepada KH Yasin untuk mendirikan tempat mengaji sendiri agar lebih mudah dalam mengajarkan ilmu agama. Kemudian baru pada tahun 1923 resmi menjadi pondok pesantren karena sudah mulai banyak santri yang berdatangan dari luar daerah yang nyantrti kepada KH Yasin. Pon-Pes Al Qoumaniyah merupakan pondok pesantren perama yang berdiri di kampung santri Mbareng kurang lebih ada 12 pesantren dikutip dari (kang Aviv dalam santripedia,5 april 2015), yaitu antara lain adalah Pon-Pes Darul Mubarok, didirikan oleh KH.A.Romli pada tahun 1983 sekaligus diasuh oleh beliau, pembelajaran dipopes ini dimulai dari sore hari setelah waktu ashar hingga malam hari setelah waktu isya', kini Pon-Pes Darul Mubarok Pesantren ini dirintis pada tahun 1983 oleh K.H. A. Romli yang sekaligus bertindak sebagai pemimpin dan pengasuh hingga saat ini. Selain K.H. A. Romli masih ada satu lagi pengasuh, yakni putra beliau, Ustadz Noor Huda Romli, yang saat ini juga mengajar di Madrasah Diniyyah Kradenan, Kudus.. Pon-Pes Darul Falah, didirikan oleh salah satu murid dari KH. Yasin yaitu KH. A.Basyir pada tahun 1970, model kepemimpinan dari KH.A.Basyir lebih cenderung kepada kepemimpinan kharismatik sehingga menjadikan kuatnya pengaruh kyai dan keluarganya. Pon-Pes Hanafiyah didirikan oleh KH.Hanafi pada tahun 1980, sejarah berdirinya pondok ini yaitu ketika KH.Hanafi nyantri kepada KH.Yasin karena kedekatan bbeliau dengan sang kiyai beliau dinikahkan dengan putri KH.Yasin yang bernama Ning Muslimah, tak lama kemudian pada tahun 1955 KH.Yasin wafat kemudian perjuangan beliau dilanjutkan oleh KH. Muhammadun, KH. A.Basyir, dan KH.Hanafi lalu kepemimpinan pondok dibagi menjadi 3 dan KH.Hanafi memimpin pondok mburi dan inilah yang menjadi asal mula Pon-Pes Hanafiyah. Popes Al-Yasir, berdiri pada tahun 1987-an oleh KH.Ahmad Saiq, nama Al.Yasir diambil dari nama kakek buyut KH.Ahmad Saiq yaitu mbah Yasir yang sekaligus merupakan mertua dari KH.Yasin. Pon-Pes An-Nur Al Islami didirikan oleh KH.M.Syaiq Nashan sejak tahun 1993, oleh sang pendiri KH.M.Syaiq Nashan nama tersebut diartikan sebagai"pondok yang bercahaya", dengan harapan santri yang menimba ilmu disini mendapatkan pancaran ilmu dari Allah swt. Pon-Pes Hufadz Al-Qoumaniyah, didirikan oleh KH.Hambali pada tahun 1988, Pon-Pes ini berfokus pada santrinya yang ingin menghafalkan kitab Al-Qur'an. Pon-Pes Sirajul Hannan, berdiri pada tahun 1977 Pesantren ini didirikan oleh K.H. Ma'shum Rosyidie dengan didampingi Nyai Hj. Siti Matiah Hambali. Pendirian pesantren ini juga dilakukan secara bersama-sama dengan putra-putra beliau, di antarnnya Ahmad Izzudin, M.Ag. dan M. Agus Yusrun Nafi', S.Ag. Pon-Pes Darussalam, pengasuh KH.Mujahid Dahlan. Pon-Pes Assanusiyah, diasuh KH.Sanusi Yasin. Pon-Pes Tahfidz Qur'an Putri Al-Anwar, Gus Ulin Nuha. Pon-Pes Ma'hadul Aitam wa Dluafa, Kyai.Qomaruddin.

Demikian sedikit informasi mengenai kampung santri Mbareng jl.Sewonegoro.desa jekulo kecamatan jekulo kabupaten kudus, semoga dari informasi tersebut dapat bermanfaat bagi para pembaca sekaligus bisa menjadi referensi bagi yang ingin memasukan anak atau kerabatnya ke pondok pesantren supaya menjadi anak yang soleh dan solehah.

Sumber: kang Aviv, santripedia,5 april 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun