Mohon tunggu...
Money Pilihan

Layakkah Produk UMKM Indonesia Diekspor?

30 Maret 2016   10:24 Diperbarui: 30 Maret 2016   10:41 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah baru saja mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi XI. Seperti sebelumnya, pemerintah masih konsen membenahi sektor riil dengan memberikan program-program khusus untuk pengembangan Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah. Namun bedanya, dalam paket ini disebutkan pengembangan UMKM ini ditujukan untuk skala ekspor yaitu Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor (Kurbe).

[caption caption="sumber foto : Detik.com"][/caption]

Jika kita lihat penegasan orientasi UMKM skala ekspor, nampaknya pemerintah memang tengah bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dengan segala sumber daya yang dimiliki Indonesia, bukan tidak mungkin Indonesia, khususnya pelaku UMKM akan mendapat keuntungan dari event tersebut. Bukan cuma soal produksi, UMKM ini juga dituntut untuk kreatif dalam memunculkan inovasi agar produk yang dihasilkan lebih memiliki daya saing.

Untuk mendukung Kurbe ini, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Ngurah Puspayoga. Menurutnya Kurbe akan menjadi instrumen yang menyediakan fasilitas pembiayaan ekspor yang lengkap dan terpadu untuk modal kerja dan investasi bagi UMKM.

Lalu apa program konkret pemerintah? Menurut saya, sebelum program Kurbe ini berjalan maka para pelaku UMKM harus sudah memulai usahanya di dalam negeri. Namun, masalah klasik yang dihadapi para pelaku usaha adalah modal. Dalam hal ini pemerintah memang sudah memiliki beberapa program bantuan permodalan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), tapi persyaratan yang dirasa masih sulit membuat rakyat kecil belum bisa merasakan program tersebut. Masalah kedua yang akan dihadapi pelaku usaha adalah bagaimana menjaga usahanya tetap berjalan dan mendapat keuntungan.

Salah satu program pemberdayaan UMKM yang sudah berjalan di berbagai kota di Indonesia justru bukan datang dari pemerintah, melainkan dari tokoh masyarakat Hary Tanoesoedibjo yang pernah diminta datang ke istana presiden untuk dimintai saran dalam menyusun Paket Kebijakan Ekonomi. Bisa dibilang pria yang akrab disapa HT ini sebagai penggagas pengembangan UMKM karena jauh sebelum Indonesia terkena krisis, HT di berbagai kesempatan sudah menyatakan pentingnya sektor UMKM dalam menopang perekonomian nasional.

“Seorang bayi tidak mungkin berlari jika dia tidak bisa berjalan”. Mungkin kalimat itu yang ada dalam pikiran HT selama ini terkait pengembangan UMKM. Bagaimana mungkin Indonesia bisa menghadapi MEA jika para pelaku UMKM tidak siap berkompetisi karena produk yang dihasilkan masih belum memiliki daya saing dan belum memiliki pengetahuan tentang berwirausaha.Oleh karena itu, HT yang juga CEO MNC Group ini melihat pada dasarnya program pemerintah bagus namun kurang detail pada pelaksanaan di lapangan.

Dengan pengalamannya membangun MNC, HT berkeliling Indonesia dengan memberikan pelatihan dan bantuan kepada rakyat kecil yang kebanyakan adalah pengangguran untuk bisa menjadi wirausaha. Selain itu, ketika usahanya berjalan, Ketua Umum Partai Perindo ini meminta anggota DPC Perindo di tiap daerah untuk membantu dan memonitoring usaha tersebut berjalan lancar dan ketika ada masalah, HT siap turun tangan langsung ke lapangan.

Jika dilihat HT dengan program pengembangan UMKM nya harusnya bisa menjadi prototipe bagi pemerintah yang ingin memberdayakan Kurbe. Jika ingin produk lokal Indonesia diekspor, maka kualitas harus terjamin, dan jika kualitas ingin terjamin maka dibutuhkan orang-orang yang terampil dalam memproduksi. Jika ingin mendapat orang-orang yang terampil maka dibutuhkan pelatihan dan bimbingan seperti yang dilakukan HT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun