Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera buat kita semua
Alhamdulillah dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, hari ini saya masih diberikan kesempatan untuk menulis di Kompasiana, Sholawat salam untuk yang mulia Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mudah-mudahan kita semua mendapatkan syafaatnya nanti di Yaumul Hisab.
Para pembaca yang budiman di manapun Anda berada, mudah-mudahan dalam keadaan sehat semunya, baik yang sedang diberikan kesibukan maupun yang lagi senggang.Â
Sebelum lanjut membaca artikel ini hendaknya saudara-saudaraku, kawan-kawanku, dan anak-anak semunya bagi yang belum menunaikan ibadah, dipersilahkan selagi ada kesempatan untuk beribadah terlebih dahulu agar tujuan hidup kita di dunia yaitu melaksanakan perintah Tuhan Yang Maha Esa dapat terlaksana dengan baik, pada hari ini ada sebuah momen yang sangat indah buat saya dan sangat menarik untuk diceritakan yaitu momen lomba tarik tambang.Â
Lomba terik tambang merupakan salah satu lomba yang sangat populer di Negara kita, hampir setiap perayaan Kemerdekaan Negara kita lomba tarik tambang tidak pernah absen, selalu hadir dimanasaja di pelosok, di kampung, di Desa, bahkan sampai dikota-kotapun lomba tarik tambang selalu hadir. Pada lomba tarik tambang yang diadakan oleh sekolah saya termasuk salah satu yang menjadi pesertanya.Â
Kelihatannya memang sangat sederhana yaitu tinggal pegang talinya beramai-ramai kemudian tunggu aba-aba dari wasit dan langsung ditarik.Â
Tetapi tidak semudah yang kita bayangkan walaupun lomba itu lebih mementingkan fisik (badan) yang lebih besar kemungkinan bisa mengalahkan badan yang lebih kecil, tetapi ternyata tidak segampang itu.Â
Ada momen di mana ternyata badan yang lebih kecilpun mampu untuk mengalahkan peserta dengan badan yang lebih besar. tim kami diprediksi dalam lomba tarik tambang di sekolah kami digadang-gadang menjadi juaranya atau paling tidak jadi runner up karena di situ ada Pak Tri, Pak Budi pak Edi, saya dan 1 siswa dari kelas 10 yang badanya besar, namun karena kami kurang kompak akhirnya kami kalah telak dengan skor 2:0 yang seharusnya paling tidak bisa memberikan perlawanan.
Begitu juga Pada momen lain ketika tim dari bang Fajar melawan tim dari kelas 12 B yang secara fisik seharusnya tim dari bang Fajar menang karena ada bang Fajar dengan dengan berat badannya di atas 100 kg ada Pak Ridho dengan berat 90 kg ada Pak Gunawan dan ada mas ubay di tambah siswa kelas 10 yang berbadan besar, tapi sekali lagi prediksinya salah, karena timnya bang Fajar kalah walaupun dengan skor 2:1.