Mohon tunggu...
Ahmad Fasni
Ahmad Fasni Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh KB

Berdomisili di kota padang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Reproduksi Sehat Menuju Bonus Demografi

1 Maret 2020   23:59 Diperbarui: 1 Maret 2020   23:54 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebaliknya jika kondisi kesehatan reproduksi tidak dapat diwujudkan secara optimal maka akan dapat membawa akibat yang sangat merugikan. Akibat tersebut antara lain dapat menyebabkan tingginya angka kematian ibu, bayi dan anak. 

Semakin tingginya angka pengidap HIV/AIDS, penderita kanker alat reproduksi  seperti kanker leher rahim dan kanker payudara, kehamilan usia remaja. Selanjutnya akan mengakibatkan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, akhirnya akan menyebabkan tidak optimalnya bonus demografi karena penduduk usia produktif memiliki daya saing yang rendah.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, secara kumulatif kasus HIV/ AIDS di Indonesia dari tahun 1987 sampai dengan keadaan di bulan Agustus 2019 lalu, tercatat sebanyak 466.859 kasus, dengan rincian HIV sebesar 347.882 dan kasus AIDS sebesar 116.977 kasus. Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS di setiap daerah. 

Berdasarkan data tersebut ada lima provinsi dengan jumlah kasus tertinggi, yaitu DKI Jakarta sebanyak 62.108, Jawa Timur 51.990, Jawa Barat 36.853, Papua 34.437 dan Jawa Tengah sebanyak 30.259 kasus.

Sementara itu persentase kasus berdasarkan kelompok umur adalah usia 15-19 tahun sebanyak 3,2 %, usia 20-29 tahun sebanyak 32,1 %, usia 30-39 tahun sebanyak 31%, usia 40-49 tahun sebanyak 13,6%. Kemudian menurut jenis kelamin, laki-laki sebanyak 58%, perempuan 33%, sedangkan 9% pengidap tidak melaporkan jenis kelamin.

Kemudian ancaman penyakit lainnya yang erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi adalah kanker payudara dan kanker serviks. Terdapat 42,1 penderita kanker payudara per 100.000 penduduk dan 23,4 penderita kanker serviks per 100.000 penduduk. Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat WHO menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak kedua di dunia.

Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, pengetahuan dan kepedulian terhadap kesehatan reproduksi saat ini sangat diperlukan. Tidak saja bagi orang dewasa, bahkan harus dimulai sejak usia dini dan remaja. Promosi dan konseling kesehatan reproduksi harus dilakukan secara komprehensif melalui pendekatan siklus kehidupan dengan memperhatikan kebutuhan sistem fungsi reproduksi pada setiap fase kehidupan secara berkesinambungan.

Selain lembaga pemerintah, pendidikan formal, LSM dan tokoh masyarakat, peran orangtua atau keluarga sangat penting dalam memberikan edukasi kesehatan reproduksi secara benar. Sudah tidak zamannya lagi orangtua dan keluarga menganggap pembicaraan masalah kesehatan reproduksi sebagai hal yang tabu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun