Seperti yang diungkapkan oleh Albert Einstein, "Computers are fast, accurate, but somewhat dumb. Humans are slow, not always precise, but brilliant. When they work together, they become incredibly strong, more powerful than we can imagine." pernyataan ini menunjukkan betapa hebat nya jika kecerdasan manusia dan kecerdasan buatan bisa bekerja sama dalam membangun dan mengembangkan teknologi di masa-masa yang akan datang.Â
AI kependekan dari Artificial Intelligence merupakan kecerdasan buatan manusia yang memang diciptakan untuk membantu manusia dalam mengembangkan teknologi. Maka dari itu, keberadaan AI di lingkungan pelajar bukanlah sebuah kesalahan yang fatal, meskipun menyebabkan pelajar menjadi malas karena tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga dan pikiran untuk mencari sesuatu atau menyelesaikan sesuatu, tapi seharusnya guru atau pembimbing lah yang mesti bisa menciptakan kebijakan supaya AI tetap terpakai, namun pelajar tetap bisa belajar dan berpikir sendiri untuk menyelesaikan sesuatu, artinya AI menjadi sarana pembantu dalam menyelesaikan tugas. Kami akan menyajikan bagaimana AI tetap bisa menjadi sarana pembantu dalam sistem pembelajaran.
Pertama yang akan saya bahas adalah keefektifan penggunaan AI dalam sistem pembelajaran siswa. Tak bisa kita pungkiri bahwa memang hadirnya AI di lingkungan pembelajaran menyebabkan pelajar menjadi malas untuk mendalami suatu pengetahuan, mereka lebih suka langsung menuliskan perintah ke AI supaya langsung menemukan apa yang ia cari. Namun yang harus kita pahami, AI tidak hanya terpaut pada ChatGPT atau AIchat sejenis lainnya. Banyak AI yang bisa menguntungkan dalam pembelajaran, contohnya yaitu seperti Aplikasi Duolingo atau KhanAcademy yang bisa membantu pelajar dalam mendalami suatu pengetahuan dengan cara yang tidak membosankan, dan aplikasi itu juga terdapat AI yang bisa mendeteksi keefektifan kita dalam belajar, berdasarkan kekuatan, kelemahan, dan gaya belajar.Â
Jadi AI bisa mendeteksi dan menyesuaikan gaya belajarnya untuk Pelajar. Tidak hanya 2 aplikasi itu, masih banyak lagi sistem pembelajaran interaktif lainnya yang didukung oleh perkembangan AI, Contohnya adalah Permainan edukasi Seperti Minecraft Education atau CodeCombat, menggabungkan pembelajaran dan permainan adalah hal yang sangat menyenangkan bagi pelajar di seluruh penjuru dunia.Â
Lebih dari itu, Permianan edukasi seperti itu bisa lebih mengeluarkan potensi kecerdasan pelajar, mengembangkan ide-ide pelajar yang mungkin tanpa itu mereka tidak bisa menuangkan ide-idenya,n dan juga yang pasti mereka akan senang dan nyaman dengan itu, karena mereka menganggap mereka sedang bermain tanpa mereka sadari mereka juga sekaligus belajar dan menajamkan kecerdasan otak lewat permainan itu.Â
Dan satu lagi, untuk menguji kecerdasan para siswa atau pelajar, pengajar bisa menggunakan Aplikasi pembantu seperti Gradescope atau ASSISTments, yang harus digarisbawahi adalah pengajar tidak membuat ujian yang seperti biasanya, menanyakan definisi atau hal lainnya yang mudah dicari jawabannya dengan bantuan AI, melainkan pengajar harus bisa membuat Soal atau Ujian yang bisa menggali Keahlian pelajar atau siswa di hal lain, misal pertanyaan tentang pendapat isu yang sedang terjadi, atau praktik yang sama sekali tidak bisa dibantu dengan AI.
Kedua, untuk mengatasi kekhawatiran ketergantungan yang berlebihan terhadap AI, seperti yang disebutkan pada paragraf pertama Belajar, Bermain, Berpendapat.Â
Pengajar harus tetap mengajarkan pelajar untuk tetap berpikir kritis saat menghadapi suatu persoalan, Pengajar dapat mengkolaborasikan pembelajaran dengan kegiatan yang mendorong siswa untuk belajar dalam memecahkan masalah, atau menicptakan ide, menganalisis informasi, dan merumuskan pendapat mereka sendiri. Contohnya yaitu seperti pelajar diberikan tugas untuk berkelompok dimana tugasnya yang mengharuskan masing masing anggota bekerja dan sama-sama menuangkan idenya dalam kelompok, bisa juga dengan pengajar memberikan tugas untuk menuliskan permasalahan pelajar yang pernah dialami masing-masing dan rumuskan masalahnya sendiri untuk memecahkan masalah tersebut.Â
Tidak hanya itu, saat AI semakin masuk ke dalam lingkungan pelajar, Penting sekali untuk membekali siswa dengan literasi digital, bagaimana memahami cara kinerja AI, memahami apa yang bisa dilakukan dan tidak bisa dilakukan oleh AI, dan yang terpenting adalah pertanggung jawaban dalam menggunakan AI tersebut. Meskipun kemajuan teknologi semakin memudahkan sistem pembelajaran, seperti kemarin walaupun ada pandemi Corona, kita masih bisa melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Namun, yang lebih penting daripada itu adalah sistem pembelajaran tatap langsung yang menawarkan dukungan emosional, bimbingan, dan mentor, dan menciptakan suasana pembelajaran yang tidak sepenuhnya bisa dilakukan oleh AI.
Ketiga, dengan semua permasalahan hingga penyelesaiannya pada paragraf 2 dan 3. Pengajar juga harus mendapatkan pendidikan dan pelatihan dalam mengintegrasikan AI kedalam praktik pembelajaran yang efektif. Mengetahui apa saja yang bisa dilakukan AI dan yang tak bisa, mengetahi batasan menggunakan AI dalam proses pembelajaran, memaksimalkan penggunaan AI tapi tetap meminimalisir resiko penggunaan AI yang berlebihan yang sudah disebutkan pada paragraf 3. Dan juga dalam penggunaan AI di proses pembelajaran juga harus dilakukan pemantauan dan evaluasi berkelanjutan demi memastikan keamanan privasi siswa dalam menggunakan AI tersebut, juga supaya tidak ada Pengajar yang berlebihan dalam menggunakan AI dan lain-lain yang bisa menyebabkan kemalasan pada siswa.
Poin penting dari materi yang sudah saya sajikan adalah, AI dapat menyesuaikan pembalajaran bagi siswa, memberikan intruksi dan sumber daya yang tepat, mempercepat pengetahuan siswa. Dan, Permainan edukasi dan permainan simulasi yang didukung oleh AI bisa memberikan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan.
Kesimpulannya yaitu, AI adalah sebuah kemajuan teknologi yang tidak bisa kita hindari, kita tidak bisa mengesampingkan AI dari hidup kita, kita tetap akan membutuhkan AI, namun dalam konsep membutuhkan AI itu hanyalah sebagai pembantu bukan acuan utama. Maka, langkah yang harus kita ambil dalam menghadapi Kemajuan teknologi di zaman ini adalah penggunaan yang bijak, tidak berlebihan yang lama-lama bisa merugikan kita sendiri. Namun, penting untuk kita pahami bahwa AI bukanlah pengganti guru melainkan hanya saran pembantu dalam proses interaksi belajar antara Pengajar dan pelajar. Marilah kita memandang AI bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai katalis untuk menciptakan masa depan pendidikan yang lebih personal, interaktif, dan efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H