Temanggung - Mahasiswa  Unnes Giat 9 desa Tlogowungu mengadakan sosialisasi pencegahan bullying dan intoleransi yang dilaksanakan pada Kamis, 25 Juli 2024. Kegiatan sosialisasi yang diikuti oleh siswa-siswi SDN Tlogowungu tersebut dilaksanakan di Balai Desa Tlogowungu yang letaknya bersebelahan dengan SDN Tlogowungu.
Tlogowungu,Kegiatan sosialisai tersebut dilaksanakan dalam dua sesi dimana sesi pertama diisi dengan materi pencegahan bullying, kemudian sesi selanjutnya diisi dengan materi pencegahan tindak toleransi. Pada sesi pertama, pemaparan materi terkait dengan bullying disampaikan oleh Ahmad Faishal yang merupakan anggota kelompok Unnes Giat 9 desa Tlogowungu.
Dalam pemaparanya ia memberikan pemahaman kepada siswa-siswi SDN Tlogowungu mengenai pengertian bullying, dasar hukum dan ancaman pidana, karakteristik bullying, serta cara mengatasi perilaku bullying baik dari sisi korban maupun pelaku. Dalam pemaparanya, Faishal mengungkapkan bahwa tindakan bullying merupakan tindakan buruk yang harus dihindari karena akan berdampak buruk bagi korban maupun pelaku.
“Kita tidak boleh melakukan tindakan bullying. Selain terdapat ancaman pidananya, tindakan bullying merupakan tindakan yang mengakibatkan dampak negatif baik bagi korban maupun pelaku. Jadi, tidak ada gunanya melakukan tindakan bullying tersebut", jelas Faishal kepada siswa-siswi SDN Tlogowungu. Selain itu dalam pemaparanya, Faishal juga menyisipkan ice breaking berupa Tepuk Anti Bullying serta menampilkan tayangan video inspiratif yang terkait dengan bullying.
Sama halnya seperti pada sesi pertama, pemaparan materi terkait intoleransi yang disampaikan oleh Hafiz Afrizal yang juga merupakan anggota kelompok Unnes Giat 9 desa Tlogowongu,menjelaskan dengan pola yang senada. Dalam pemaparannya, Hafiz menjelaskan mengenai makna dari toleransi, contoh toleransi, manfaat toleransi, dampak negatif dari tindakan yang tidak toleran, serta bagaimana cara menjadi individu yang toleran terhadap perbedaan.
Hafiz berharap dengan adanya kegiatan sosialisasi terkait pencegahan tindakan intoleransi ini,dapat menjadikan siswa siswi di SDN Tlogowungu menjadi individu yang memiliki sikap toleran terhadap perbedaan,terlebih di desa Tlogowungu tersebut merupakan desa yang majemuk dengan terdapat tiga agama mayoritas yakni Islam, Budha, dan Kisten."Menghargai perbedaan adalah langkah awal untuk membangun dunia yang lebih baik bagi semua orang", tegas Hafiz di akhir pemaparannya.
Melalui sosialisasi pencegahan bullying dan intoleransi ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam upaya mencintapkan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak. Ibu Eve selaku guru SDN Tlogowungu mengungkapkan, kegiatan kegiatan seperti sosialisasi bullying dan toleransi tersebut sangat baik untuk dilaksanakan agar anak-anak dapat memiliki pemahaman untuk dapat berperilaku positif dan menghindari tindakan yang merugikan tersebut. "ya, kegiatan ini sangat baik dan sesuai dengan kondisi di SDN Tlogowungu terutama perilaku bullying yang masih sering terjadi di lingkungan SDN Tlogowungu ini.Â
Meskipun bullying yang terjadi kebanyakan pada bullying verbal dan bullying fisik ringan, saya harap dengan diadakannya sosialisasi semacam ini dapat mengurangi dan mencegah tindak bullying yang terjadi di lingkungan SDN Tlogowungu", ungkap Ibu Eve.
Dengan diadakannya sosialisasi pencegahan bullying dan intoleransi, anak-anak sekolah dasar diarahkan untuk menjadi agen perubahan dalam lingkungan mereka. Mereka diharapkan mampu berkontribusi secara aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan tentram serta menjadikan pribadi yang lebih berempati, menghargai, dan lebih toleran dalam menyikapi segala bentuk perbedaan yang ada. Dengan lingkungan yang lebih positif, diharapkan dapat membantu siswa dalam mencapai prestasi secara maksmal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H