Mohon tunggu...
Ahmad Fairuz Noor
Ahmad Fairuz Noor Mohon Tunggu... -

mari menjelajah dunia tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

(Review) Mengulas Sotoy #republiktwitter

5 September 2012   10:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:53 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya Twitter hingga sekarang masih menjadi media sosial yang banyak digunakan orang, bukan hanya para remaja yang asik jalan membungkuk dengan ponsel canggihnya dan si burung biru yang sedang diaksesnya, tetapi juga para pebisnis yang meraup keuntungan karena semakin kencangnya kicauan para penggunanya. Penggambaran realitas kehidupan tersebut telah disajikan melalui film karya Kuntz Agus, #republiktwitter.

Diawali dari tekad seorang mahasiswa Jogja yang ingin mengejar impiannya membuat komitmen dengan jurnalis ibukota yang dikenalnya lewat Twitter, Sukmo (Abimana Aryasatya) ikut bersama Andre (Ben Kasyafani) pulang ke rumahnya saat liburan semester. Pertemuan pertama Sukmo gagal karena minder dengan kecantikan Hanum (Laura Basuki), ditambah seorang pria yang dilihat Sukmo menemaninya. Hari itu pula Sukmo mendapat pekerjaan dari salah satu kenalannya di Twitter, Belo (Edi Oglek). Mereka membuka jasa pengelolaan akun Twitter yang ditujukan ke perusahaan ataupun tokoh yang ingin popular. Kemudian Kemal (Tio Pakusadewo) seorang konsultan komunikasi meminta Belo untuk meningkatkan citra positif Arif Cahyadi di Twitter. Dari situlah semua permasalahan muncul, melibatkan skandal pencitraan dan juga komitmen Sukmo ke Hanum.

Seperti menyadarkan suatu hal kepada kita para pengguna media sosial, film ini menunjukkan betapa Twitter, yang selama ini kita gunakan sebagai alat promosi atau meluapkan ekspresi diri sendiri, ternyata dimanfaatkan menjadi suatu bisnis yang terselubung. Mungkin ada atau bahkan banyak di antara kita yang mengelola akun orang lain demi kepentingan uang, karena itulah #republiktwitter muncul dengan konflik manipulasi yang menarik, politik. Kehadiran sosok jurnalis juga menambah menarik karena dari sanalah terbongkar sebuah kebohongan publik, juga dalam hal ini turut campur Sukmo di dalamnya yang berkorban demi cintanya pada Hanum.

Film drama Indonesia mungkin semakin beragam dengan hadirnya #republiktwitter ini. Bukan hanya menjual kisah cinta namun juga berangkat dari isu sosial yang ada di masyarakat, seperti yang pernah dilakukan sebelumnya oleh film Alangkah Lucunya Negeri Ini arahan Deddy Mizwar tentang kisah di balik para pencopet di ibukota, tentunya dengan bumbu-bumbu yang membuat film ini menarik untuk ditonton. Walaupun berbeda orang di balik kedua film tersebut tapi memiliki tujuan yang sama selain menghibur tapi juga mengedukasi masyarakat lewat cerita yang disampaikannya. Kita sebagai penonton juga harus mengapresiasi film-film Indonesia seperti ini, berani dan segar. (Fay)

Sumber gambar :

http://2.bp.blogspot.com/-qq6MvwGVoCY/T6ixy1kABBI/AAAAAAAAAQY/dfz93DDH5v0/s1600/republik-twitter-poster.jpg

http://officialfilmindonesia.com/wp-content/uploads/2012/04/Republik-Twitter.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun