Oleh : Faiq Al Qudsy
Setiap orang pasti berharap agar menuai kebahagiaan bersama pasangannya. Mereka berharap agar bisa saling melengkapi, memahami dan mencintai.
Sebagian mereka membenarkan harapan dengan usaha dan perbuatan. Namun, tak sedikit dari mereka yang hanya menggantungkan harapan pada awan. Mereka hanya menunggu air hujan turun dan membawa sebuah keajaiban.
Kebahagiaan adalah suatu hal yang perlu bagi manusia untuk menghadirkan sebab-sebabnya. Allah ta`ala berfirman:
" Dan telah kami sebab-sebab untuk mampu melakukan segalanya" QS. Al-Kahf 84
Bagaimanakah cara meraih kebahagiaan?
Kuncinya adalah BERHIAS! BERDANDAN!
Sebagian manusia mengira bahwa berhias untuk pasangan tidak akan memberikan faedah apa-apa. Toh pasangan kita juga tahu kondisi terburuk kita, kondisi ketika malas mandi, malas melakukan aktifitas dan kondisi ketika ingin rebahan. Itu anggapan mereka.
Sebagian yang lain mengira berhias hanyalah ketika belum menikah. Ketika belum laku kata mereka. Kalau udah laku ya engga butuh lagi lah. Sebagian yang lain malah justru berhias ketika hendak keluar rumah. Katanya biar enggak keliahatan susah kalau dipandang orang. Sebenarnya butuh ndak sih? Izinkan penulis untuk mengulasnya.Â
Pertama, orang yang sudah menikah itu memiliki mata, hidung dan telinga yang sama. Apakah bisa penulis mengatakan kalau anggota badan di atas tidak lagi berfungsi selepas pernikahan? Pasti anda akan menjawab tidak dong. Masa saya menikahi orang yang mata, hidung dan telinganya tidak berfungsi.
Kedua, ketika anggota badan di atas masih berfungsi seperti sebelum pernikahan, ia juga memiliki kepuasan seperti sedia kala.
Ketiga, ketika anda berdandan di luar rumah dan meninggalkannya ketika berdiam diri di rumah. Yang menjadi pertanyaan di sini adalah untuk siapakan kecantikan anda? Untuk orang diluar ataukah untuk suami anda? Bener engga?