Mohon tunggu...
HENDRA SUGIANTORO
HENDRA SUGIANTORO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pena Profetik

MENGALIR BUKAN AIR: Percikan Spirit Hidup

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buku Sahabat Wanita Rasulullah, Sebuah Pengantar

9 Februari 2012   23:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:51 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1328829795107181394

Buku Sahabat Wanita Rasulullah: Kisah Hidup Muslimah Generasi Pertama (Penerbit Zaman, Jakarta: 2011) diterjemahkan dari buku Shahabiyyat Hawl al-Rasul, terbitan al-Maktabah al-Tawfiqiyyah. Berikut adalah penggalan kata pengantar dari Mahmud al-Mishri, penulis buku tersebut:

http://www.penerbitzaman.com/code.php?index=Katalog&op=tampilbuku&bid=135

“..........Buku ini mengajak kita bertamasya menelusuri taman bunga para srikandi di zaman Nabi Muhammad SAW. Kita akan menyaksikan betapa mereka telah menempuh perjalanan yang diberkahi; betapa kita akan mencium wangi aroma mereka yang telah mengharumkan tatanan sejarah Islam.

Para srikandi di zaman Nabi Muhammad SAW itu bagaikan bunga yang mekar indah di taman Islam. Ketika awan keimanan datang, lalu melimpahkan air ke taman itu, bunga-bunga yang tumbuh di sana menyerap segala intisari kebaikan dan kemuliaan langsung dari sumbernya yang murni, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW. Karena itulah bunga-bunga itu tumbuh subur dan aroma wanginya memenuhi dunia, menyebarkan keimanan dan tauhid...........”

“..........Meskipun banyak laki-laki yang bisa dijadikan teladan, teladan dari kaum wanita juga tidak kalah penting. Dalam Islam, wanita tidak kalah kuat mempertahankan agama dibanding laki-laki. Selain itu, kaum wanita juga tidak mau kalah dari laki-laki dalam urusan berkorban demi agama dan keyakinan. Kaum wanita generasi pertama telah memberikan contoh terbaik. Demi Islam, mereka telah mengorbankan seluruh harta milik, bahkan tubuh dan jiwa mereka. Bahkan, mereka tetap kukuh dalam keimanan yang benar ketika mereka dihadapkan pada kezaliman, penyiksaan, dan kematian. Seperti itulah gambaran keutamaan mereka.

Dari sisi jumlah, kaum wanita muslimah di zaman Nabi Muhammad SAW meliputi separuh komunitas umat Islam. Karenanya, mereka memiliki peran sangat penting dalam perkembangan Islam karena mereka melahirkan dan mendidik generasi demi generasi kaum muslim. Berkat merekalah, anak-anak muslim tumbuh menjadi manusia dewasa yang baik dan taat kepada Allah SWT.

Jadi, wanita bagaikan senjata yang memiliki dua sisi tajam. Jika dipergunakan dengan baik untuk mencapai tujuan-tujuan mulia, wanita akan menjadi pondasi dan batu bata yang kokoh untuk membangun komunitas Islam yang solid dan berakhlak mulia. Sebaliknya, jika mereka diperlakukan secara salah niscaya bangunan Islam akan mudah rontok karena pondasinya lemah

Karena itulah Islam sangat memperhatikan kaum wanita. Selain diliputi dengan pendidikan dan pengayoman, mereka juga diberi hak-hak yang sesuai dengan penciptaan dan fitrah. Perhatikanlah, betapa Islam memuliakan mereka! Kita tidak akan menemukan perhatian dan pengayoman kepada kaum wanita dalam tradisi dan kebudayaan bangsa-bangsa lain di dunia.

Melalui perhatian seperti itulah Islam membentuk kaum wanita. Mereka selalu berada di belakang orang ternama yang memenuhi dunia dengan hikmah dan keadilan, mulai dari Asia, Afrika, dan beberapa wilayah di Eropa. Tak salah bila ada yang mengatakan, “Di belakang seorang tokoh besar, ada wanita besar”.(Footnote: Nisa’ Hawl al-Rasul, hlm, 9)

Mereka adalah para ibu. Dari merekalah fajar Islam menyemburat, lalu membentuk kekuatan. Dari merekalah muncul banyak orang yang mulia dan istimewa sehingga pondasi komunitas Islam terpancang kokoh. Seperti itulah peranan ibu dalam Islam. (Footnote: Muhammad Ismail, ‘Awdat al-Hijab (2/212).

Seorang penyair bertutur,

Ibu laksana sekolah

Menyiapkan ibu yang baik, berarti menyiapkan generasi yang baik

Ibu bagaikan taman

Jika disirami, ia akan tumbuhkan pohon dan bunga yang cantik

Ibu laksana soko guru

Pengaruh mereka terasa dan berjejak di sepanjang ufuk

Karangan bunga yang harum mewangi ini saya persembahkan bagi kaum wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Terimalah karangan bunga dari generasi yang tiada duanya ini. Saya berharap kaum wanita generasi saat ini mengenal kisah hidup mereka. Dengan demikian, aroma mereka yang mewangi dapat tercium dan disebarkan ke semua pelosok bumi.

Mereka adalah teladan yang layak dan seharusnya ditiru. Mengenal kehidupan mereka akan menghidupkan hati. Dan, mengikuti jejak mereka akan mendatangkan kebahagiaan.”

Itulah penggalan dari kata pengantar yang ditulis Mahmud al-Mishri. Selamat menelusuri buku Sahabat Wanita Rasulullah: Kisah Hidup Muslimah Generasi Pertama, yang diterbitkanPenerbit Zaman, Jakarta: 2011.

HENDRA SUGIANTORO

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun